"Aku telah gagal memahami bentuk bahasamu, hingga aku tak menyadari kata pamit dari senyummu"
- Viani Amara -
------
Author
Akhirnya hari yg dijanjikan datang, hari yg mungkin sudah ditunggu-tunggu Viani sejak kemarin. Vano ternyata mengajak Viani untuk ke taman tak jauh dari rumah Vano, tempat mereka biasa menghabiskan waktu bersama. Hanya butuh waktu dua puluh menit untuk Viani sampai kesana. Taksi yg Viani tumpangi berhenti di dekat jalan masuk taman itu.
Sore ini Viani begitu feminim dan terlihat cantik, dengan gaun biru kasual di padu high heels yg tidak terlalu tinggi untuk kaki jenjangnya. Juga rambut yg biasanya di kuncir kuda, kini dibiarkan tergerai indah.
Penampilan Viani kali ini memang bukan seperti Viani yg biasanya tampak cuek dengan urusan fashion. Tapi demi untuk membuat Vano terkesan dia rela bahkan harus meminta bantuan Bundanya untuk mempersiapkan penampilannya. Dan yah pada dasarnya Viani memang cantik dan akan semakin cantik jika di beri sedikit polesan seperti sekarang.
Sedari tadi jantungnya berdegup kencang, saat tiba di taman ini. Ia menarik sebuah senyuman saat ingat bahwa taman ini salah satu tempat dirinya dengan Vano bersama. Ia tak menyangka jika Vano berjanji bertemu disini. Dengan langkah santai Viani menyusuri taman ini, tadi dia juga sudah menghubungi Vano jika saat ini dia sudah berada di area taman, dan Vano menyuruh Viani sebentar karena dirinya masih di perjalanan.
Viani bejalan santai mengitari taman ini, dia tak merasa asing lagi karena memang teman ini sering di kunjungi. Namun Ia sedikit heran, taman yg biasanya ramai dengan anak-anak yg bermain dan menghabiskan waktu bersama keluarga kini terasa sepi.
Hanya beberapa saja yg terlihat dari sudut ke sudut.
Ia melangkah mendekati sebuah kursi taman yg menghadap ke arah danau indah didepannya. Sambil mengukir sebuah senyum yg menghiasi wajah manisnya.
Viani mendudukan diri di kursi itu, seketika angin sore langsung menerpa dirinya dengan pelan, rambut yg tergerai indah bergerak tak tentu arah. Tak ingin melewatkan moment ini Viani memejamkan mata agar dapat merasakan kenikmatan.
Saat ini Ia merasa sensasi yg sangat berbeda.
Tiba-tiba kenangan dirinya bersama Vano menyeruak bebas dipikirannya. Bermula dari kali pertama Ia jatuh hati pada sosok Vano lalu hingga kini menjalin kebersamaan yg membahagiakan. Senyumnya semakin merekah indah disudut sana.
Suara derap langkah mendekat mengusik pikiran Viani. Ia membuka mata lalu menoleh ke arah sumber suara. Senyumnya kembali muncul saat tau siapa yg ada di hadapannya.
"Vano!" gumamnya.
Vano menghentikkan langkahnya saat melihat Viani berdiri dari duduknya. Ia hampir tak mengedipkan matanya saat melihat keindahan yg ada didepannya, sungguh! Vano terpana melihat kecantikan gadisnya. Viani yg biasanya tampak cuek kini berubah melebihi kecantikan bidadari. Hatinya juga menghangat saat Viani menyihirnya dengan senyum manis.
Viani yg di tatap intens seperti itu semakin salah tingkah, Ia menyembunyikan rona merah di pipinya. Sebenarnya saat ini dia benar-benar gugup, akankah penampilannya kurang berkesan di hati Vano? Entah lah sekarang percaya dirinya menciut.
Bundaaa tolong Via.
"Bidadari pun akan iri saat tau kecantikannya telah engkau kalahkan, nona Viani." ucap Vano tak luput dari senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Miss Me ?
Teen FictionMencintai seseorang yg telah lama dekat di hidup kita, namun sayang nya dia tak peduli akan hal itu. Menyakitkan bukan? Itulah yg tengah di rasakan gadis manis ini. Dia harus terlibat masalah hati yg begitu rumit dengan orang yg telah lama dekat den...