"Tidak semua bercanda itu lucu, Tentang perasaan misalnya"
--------
Author
"Ratna!"
Dengan tergesa-gesa Vano mendekati ratna yg sedang berada diujung koridor.
Ratna mengangkat sebelah alisnya seolah berkata 'ada apa' saat Vano sudah di hadapannya.
"Hari ini kok gue gak ngeliat Via ya na, dia kemana emangnya?"
"Via sakit." Ratna tesenyum mengejek. "See? Yg katanya teman baik Via aja gak tau kalo temennya lagi sakit. Kemana aja lo Van? Sibuk pacaran ya."
Vano sedikit tertegun melihat kilatan mata Ratna yg seperti tidak suka padanya.
"Via sakit? Sakit apa?" tanya Vano dengan ekspresi yg berlebihan menurut Ratna.Ratna mengedikkan bahu santai. "Mana gue tau, lo tanya aja dia ada di rumahnya tuh."
Lagi-lagi Vano di buat bingung oleh sikap Ratna saat ini.
Lagi pms kali ya?"Lo kenapa sih Na gue cuma khawatir aja sama Via, kok lo kayak gak suka gitu?"
Ratna semakin ingin mencakar-cakar wajah Vano saat ini. Tapi dia sadar ini di lingkungan sekolah kan gak lucu kalo seorang Ratna masuk BK karena ketauan mencakar anak orang. Bisa-bisa dia di coret dari nama baik keluarga.
Dia menghembuskan nafas panjang lalu kembali menatap Vano yg masih berdiri disampingnya. "Kalo lo merasa temen baik Via lo aja yg kerumahnya, sekarang mungkin dia butuh jengukan dari orang yg udah tanpa sadar nyakitin dia berulang-ulang." Ratna menepuk pelah bahu Vano. "Meskipun sekarang lo udah punya pacar, gue mohon banget jangan lupain Via ya Van."
Setelah mengucapkan itu ratna berbalik meninggalkan Vano yg masih diam tak mengerti arah pembicaraan Ratna. Dia ingin menahan kepergian Ratna namun terlambat karena Ratna telah menghilang dari pandangannya. Vano tak mengerti maksud perkataan Ratna yg mengatakan dia menyakiti Via berulang-ulang tanpa sadar.
Kapan gue buat lo sakit Vi? Batin Vano.
Dengan beribu pertanyaan yg mengisi otaknya Vano berjalan menjauhi koridor menuju ke kelasnya. Jujur dia merasa kehilangan saat mengetahui Viani tak masuk hari ini. Biasanya dia selalu melihat wajah manis sahabatnya itu tapi hari ini dia seperti kehilangan kekuatannya. Dengan langkah gontai dia sampai di kelas. Vano segera mendudukan diri di mejanya dan menenggelamkan wajah di lipatan tangannya. Teman-temannya yg sedari tadi sibuk membicarakan game COC sedikit heran melihat vano tidak bersemangat seperti itu.
Perlahan putra mendekati Vano dan menepuk sekilas pundaknya.
"Lo kenapa Van? Muka kok suntuk banget gitu."Vano hanya bergumam tidak jelas. Sekarang dia tidak ingin di ajak banyak bicara pikirannya sedang tidak stabil saat ini.
Putra yg mengerti situasi ini langsung menjauh. Dia tau saat ini ada yg mengganggu fikiran sahabatnya itu dan dia membiarkan Vano bercerita sendirinya nanti.
"Tuh anak kenapa lagi Put?" tanya Diky saat Putra kembali bergabung.
"Lagi ada masalah kali sama Ella biasa lah." jawab Putra asal karena dia juga tidak tau ada apa dengan Vano.
Rian mencibir mendengarnya. "Caelah kayak pacaran udah lama aja dapat masalah, baru juga beberapa hari."
Diky menoyor kepala Rian dengan telunjuknya. "Ya suka-suka orang lah, emang nya lo jomblo akut, hahahah." tawa Diky pecah seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Miss Me ?
Teen FictionMencintai seseorang yg telah lama dekat di hidup kita, namun sayang nya dia tak peduli akan hal itu. Menyakitkan bukan? Itulah yg tengah di rasakan gadis manis ini. Dia harus terlibat masalah hati yg begitu rumit dengan orang yg telah lama dekat den...