DYMM - 04

2.1K 126 10
                                    

"Setidaknya untuk saat ini biarkan aku menyayangimu dalam diam"

- Viani amara

***

Author

"Ih makanya jangan suka acak-acak kamar gue!!!"

Verel tak menggubris omelan adiknya, Ia tetap mencari makalah yang berisi materi persentasinya untuk di tampilkan hari ini.

Kemarin sore dia memang mengerjakan tugas di kamar Viani, sambil membaca kumpulan komik yang baru Viani beli seminggu yang lalu. Tapi seperti yang Viani teriakan, Setiap Verel berkunjung ke kamarnya, keadaan kamarnya akan berakhiir mengenaskan. Dan Verel tidak akan pernah mau membereskannya. Ia hanya berucap "Gue gak sengaja."

Viani semakin kesal saat melihat jam hampir menunjukkan pukul tujuh. Bisa-bisa dia terlambat ke sekolah jika masih terus berdebat dengan Verel.

"Udah ah Lo cari sendiri aja." ucap Viani.

"Lah jangan gitu, Via, Lo tau makalah itu berarti banget buat gue hari ini."

"Ih nanti gue telat ke sekolah." Viani segera mengambil tas nya di kursi lalu berjalan keluar kamar.

"Laknat banget Lo, Via, jadi adek."

"BODO AMAT." teriak Viani sambil berlari menuruni anak tangga.

Sesekali Viani harus memberi pelajaran pada Verel agar lebih teliti dalam sesuatu. Kakaknya itu memang ceroboh dan tidak bertanggung jawab. Sampai di lantai bawah, Viani segera memberi sapaan hangat untuk kedua orang tuanya. Ia mendudukan diri di ruang makan sambil mencomot roti yang sudah di siapkan Venita untuknya.

"Itu Verel nyari apa di kamar kamu?" tanya Viko.

"Biasa yah, makalah buat persentasi." jawab Viani dengan nada geli.

Viko menggeleng heran, lelah sendiri melihat kedua anaknya yang tidak pernah akur. Selalu meributkan hal-hal yang jelas bisa diselesaikan dengan baik.

"Kok gak di bantuin, Via?"

Viani melirik bundanya. "Sesekali kak Verel tuh harus dikasih pelajaran Bun, suka banget ngegampangin sesuatu, padahal udah tau penting."

"Kasian ih kakaknya." ucap Venita lalu melenggang pergi ke lantai atas menemui Verel.

Viani meringis pelan, padahal niatnya memberi pelajaran tapi malah dirinya yang kena omel bundanya.

"Yaudah kamu berangkat kesekolah sekarang, udah jam 07.06 , Via, nanti kamu telat."

Viani mengangguk lalu mengeluarkan sesuatu dari tas nya. Viko malah tertawa pelan melihat makalah itu ada di tas Viani. Anak bungsunya ini kadang memang suka jail keterlaluan.

"Bilang maaf Via ke kak Verel sama bunda ya, yah, Via berangkat dulu. bye ayah."

cup! satu kecupan singkat pada pipi Viko membuat pria yang sudah berkepala 4 itu tertawa.

"Haha, iya princessa. Hati-hati sayang, Have a nice day." ucap Viko.

Viani melambaikan tangannya lalu berlari kecil menuju pintu keluar. DIsana sudah ada Pak Surya yang sedari tadi menunggunya. Pak Surya adalah supir keluarganya, sekaligus teman jalan-jalan Viani kemanapun pasti akan di antar.

Do You Miss Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang