"Kita hanyalah sepasang yg sama-sama memiliki rahasia, dimana kamu yg nyatanya mencintai orang lain, dan aku yg mencintaimu dalam diam"
-------
Author
Di saat yg biasanya ramai tiba-tiba lingkungan ini terasa sepi. Hanya hembusan angin sore membuat debu bertebaran yg menjadi peramainya. Langit masih cerah, meskipun waktu sudah hampir mendekati malam. Ternyata seseorang masih setia di sana, di bawah ring basket dengan bola di tangannya. Sesekali menggelap keringatnya.
Valentino Dirgantara masih di lingkungan sekolahnya walaupun hari sudah hampir malam. Seharian penuh dia berada disekolah. Untungnya setelah acara Pensi kemarin, sekolah di liburkan selama dua minggu kedepan, atau yg biasa di sebut libur semester. Maka dari itu suasana sekolah menjadi sepi.
Tapi untuk Valen dia justru memanfaatkan bermain basket di saat sepi seperti sekarang. Lagi-lagi keheningan yg selalu disukai cowok blasteran lndo-Swiss ini. Seharusnya dia ikut Mamanya ke semarang hari ini. Tapi dia urungkan karena ada yg harus di jaga disini. Siapa lagi jika bukan Viani, cewek yg masih setia dengan tidur panjangnya.
Sudah hampir dua minggu Viani memejamkan matanya. Dan selama satu minggu terakhir juga Vano tak henti-hentinya menemani kekasihnya itu. Valen hanya menjenguk Viani jika malam hari. Dia tidak ingin menimbulkan pertengkaran lagi dengan sepupunya itu.
Kadang Valen bingung, di satu sisi dia berharap Viani sadar dan kembali ceria seperti biasanya. Namun di sisi lain dia takut jika Viani bangun lalu mengetahui hal-hal yg akan membuatnya kecewa. Termasuk penyamaran Valen di hidupnya. Seandainya rasa berani itu lebih besar dari rasa takutnya, Valen pasti sudah lebih dulu memberi tahu semuanya. Namun kembali lagi pada takdir, mungkin Tuhan punya rencananya sendiri dan pasti akan jauh lebih indah.
Valen melirik alorjinya. Dia menghela nafas lelah lalu beranjak dari tempat duduknya mengambil tas dan peralatan lainnya. Tapi saat hendak pergi dari tempat itu sebuah bola kaki menggelinding tepat di depannya. Valen mengernyit bingung dia mengedarkan pandangannya mencari siapa pemilik bola itu. Karena merasa tidak ada orang selain dia di sekitar ini, akhirnya Valen mengambilnya. Namun sesaat sebuah suara membuatnya menoleh kebelakang.
"Itu bola gue."
Valen hanya memasang ekspresi datar saat tau siapa pemilik bola itu. Dia pun melempar bola kaki itu ke pemiliknya. Dengan sigap si pemilik menangkapnya.
Tanpa banyak kata Valen bergegas pergi dari tempat itu, tapi suara itu lagi-lagi mencegatnya. "Eh tunggu!"
Valen tak menggubris panggilan itu. Tujuannya hanya cepat sampai di parkiran dan bergegas pergi dari tempat ini. Selain karena dirinya lelah, Valen juga ingin beristirahat dan menenangkan diri di rumah. Mungkin hari ini dia akan absen berkunjung ke rumah sakit. Sampai sebuah tangan menepuk pundaknya.
"Ck, lo cepet banget sih jalannya." gerutu Diky sambil mengatur nafasnya.
Ya pemilik bola itu adalah Diky Prasatya. Salah satu teman Vano atau mungkin bisa di sebut mantan teman, karena sebuah pengkhianatan yg sama sekali tidak dia lakukan. Valen hanya memasang muka datar saat sosok itu ada di hadapannya sekarang. Valen ingat betul bagaimana teman-teman Vano termasuk Diky melempar tatapan sinis saat Valen baru saja pindah. Dan sekarang untuk apa cowok ini ada disini dan menghampirinya?
"Ada apa?" tanya Valen dingin.
Tapi yg di tanya hanya tersenyum setelah pernafasannya kembali normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Miss Me ?
Ficção AdolescenteMencintai seseorang yg telah lama dekat di hidup kita, namun sayang nya dia tak peduli akan hal itu. Menyakitkan bukan? Itulah yg tengah di rasakan gadis manis ini. Dia harus terlibat masalah hati yg begitu rumit dengan orang yg telah lama dekat den...