"Aku hanya bisa menjagamu dari kejauhan, karena aku tersingkir dari 'Dia' yg lebih bisa buat kamu bahagia"
---------
Author
Hari ini seluruh murid kelas dua belas kembali bersekolah seperti biasanya. Perjalanan kemarin sebagai penyemangat mereka untuk kembali disibukkan dengan persiapan menghadapi UNBK.
Seperti pagi ini panasnya matahari tak membuat kepala sekolah mereka lelah menyampaikan pidato dan terus memberi arahan yg sama sekali tak dihiraukan oleh para murid karena sudah tidak tahan dengan panasnya matahari.
"Busyet dah ni kepsek, mau sampai kapan berdiri disitu gak ngeliat apa kita-kita udah kayak mau gosong gini." gerutu Wahyu sambil sesekali mengelap keringat yg sudah seperti air hujan itu.
Sementara cowok disebelahnya sedari tadi tak satu kata pun mengeluarkan suaranya. Bukan karena dia fokus mendengarkan kepala sekolah yg sedang memberi arahan, melainkan memandangi sosok cewek yg berbaris tepat disampingnya. Cewek itu sesekali mengelap keringat sambil mengernyit saat sinar matahari itu mengaburkan pandangannya.
Cewek itu masih tetap fokus mendengarkan orang yg berbicara diatas podium walau sedari tadi Ia menahan sakit dikepalanya. Sedangkan teman disebelahnya terus membujuk untuk mengajaknya beristirahat.
"Aduh Via muka lo pucet banget mending kita ke UKS aja ya." pinta Ratna khawatir saat melihat wajah pucat sahabatnya itu.
"Lebay lo Na, gue gak apa-apa kok."
"Lo itu susah banget dibilangin gimana kalo lo pingsan?."
"I'm fine. Dan tenang Itu gak bakalan terjadi."
Ratna yg benar-benar khawatir tetap membujuk Viani untuk beristirahat saja. Tapi bukan Viani namanya jika tidak keras kepala. Seberapa keras usaha Ratna untuk membujuknya tetap saja Viani teguh dengan pendiriannya.
Kepala batu banget sih
Dalam hati Valen merutuki sifat menyebalkan Viani. Ia tentu mendengar penolakan Viani saat Ratna berinisiatif mengajaknya ke UKS. Bukan cuma Ratna yg khawatir melainkan juga dirinya. Namun Valen juga tidak mungkin memaksa Viani.
Seketika pandangan Viani memburam, Ia merasa kepalanya seperti tertusuk ribuan duri. Tanpa bisa ditahan tubuhnya limbung tapi tidak membentur tanah, melainkan di tahan oleh seseorang. Samar-samar Viani mendengar Ratna memanggil namanya dengan raut wajah khawatir setelah itu semuanya terasa gelap.
Semua orang dibuat terkejut saat Valen sudah berada diantara kelas 12 IPA 3. Ditambah dengan keterkejutan saat Viani sudah tak sadarkan diri di pelukan cowok itu.
Valen langsung mengangkat tubuh Viani yg terlihat sangat lemah. Muka pucat Viani membuat Valen tidak bisa menyembunyikan wajah khawatirnya. Dengan gerakan cepat Valen membawa Viani menuju ke UKS, diikuti Ratna yg sama khawatirnya dengan Valen.
Valen berlari dengan cepat seperti tidak ada beban berat yg kini dibawanya, Ia ingin segera sampai di UKS. Ratna sampai kewalahan mengejarnya.
"Gila tuh cowok kuat bener, emang Viani gak berat apa sampai bisa lari gitu."
Tapi tak urung dia tetap menyusul Valen yg sudah hampir tak terlihat.
Dari kejauhan Bu Rini penjaga UKS terkejut saat kedatangan Valen yg menggendong tubuh Viani. Ia ingin bertanya tapi Valen sudah masuk duluan ke dalam ruangan. Bu Rini segera menyiapkan peralatan untuk mengecek kondisi Viani yg tidak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Miss Me ?
Teen FictionMencintai seseorang yg telah lama dekat di hidup kita, namun sayang nya dia tak peduli akan hal itu. Menyakitkan bukan? Itulah yg tengah di rasakan gadis manis ini. Dia harus terlibat masalah hati yg begitu rumit dengan orang yg telah lama dekat den...