DYMM - 06

1.7K 122 2
                                    

"Terkadang kamu perlu merasakan sakit untuk mendapatkan kebahagiaan"

--------

Author

Cinta tak pernah menuntun untuk sebuah luka. Tak pernah mengajarkan untuk lemah. Tak pernah mengharuskan untuk menyerah.

Cinta hanya sebuah rasa. Sebuah kata tak berwujud yang selalu hadir pada diri seseorang.

Hanya saja cinta tak selalu tentang bahagia. Tapi bukan berarti cinta selalu tentang luka. Karena cinta hanya dapat di rasakan oleh hati yang benar-benar tulus.

Sama halnya dengan kisah cinta yang di alami oleh Viani. Meskipun kisah cintanya menyakitkan tapi Viani justru bersyukur, setidaknya dengan rasa sakit itu membuktikan bahwa rasa sayang yang dimilikinya untuk Vano memang benar adanya.

Bagi Viani sosok Vano lebih dari orang yang ia sayangi. Vano adalah orang yang selama ini selalu membuat hari-harinya sedikit lebih warna. Meskipun seorang Vano tidak tahu bahkan tidak akan pernah tahu tentang rasa yang selalu Viani pendam, baginya tidak masalah. Karena menyukai tidak selalu berujung memiliki.

Bodoh

Ya anggap lah Viani gadis yang sangat bodoh. Mencintai seseorang tanpa ingin orang itu tahu. Bagaimana mungkin dia bisa membalas perasaan Viani jika orang itu sendiri tidak tahu apa-apa.

Mungkin Viani cukup tahu diri.Dia paham di hati seorang Vano bukan lah dirinya. Bukan dirinya yang di inginkan untuk menjadi pacarnya. Cukup selalu menjadi teman yang baik untuk Vano mungkin itu sudah cukup bagi Viani.

Walau tidak munafik sebenarnya dia menginginkan lebih dari sekedar.

Saat jam kosong seperti sekarang  Viani dan Ratna sedang berjalan di koridor kelas 12 IPA 2 menuju ke kantin. Mereka juga ingin menghampiri Sintia untuk mengajak ke kantin bersama.

Tiba-tiba segerombolan siswa berlarian ke arah lapangan melewati mereka.

"Ada apaan sih?"

"Mana gue tahu." jawa Viani tanpa minat.

Ratna berdecak. "Ih lihat yuk?"

"Dih males banget. Udah ah ke kantin aja ayok." ucap Viani sambil menarik lengan sahabatnya itu.

"Tapi gue penasaran, VIa."

Viani memutar bola matanya malas. Kadang temannya yang satu ini susah jika sudah penasaran seperti sekarang.

Tanpa menunggu Viani kembali menolak, Ratna sudah lebih dulu menariknya ke arah lapangan. Yang di tarik juga hanya pasrah karena menolak pun akan percuma.

Saat mendekati lapangan entah kenapa seketika degup jantung Viani berpacu lebih cepat. Hawa di tubuhnya juga tidak teratur lagi. Kakinya pun kaku untuk di gerakkan. Seperti akan terjadi kejadian yang tidak mengharuskannya untuk mengetahui.

Ratna yang tadi menarik tangannya pun sudah tak ada lagi karena telah menyelinap melewati gerombolan siswa.

Viani ingin kembali menjauh dari keramaian. Dia sangat malas jika harus berdesak-desakan seperti ini. Tapi langkahnya terhenti begitu saja.

"Will be my girlfriend ?"

Mendengar suara berat itu refleks Viani mengedarkan pandangannya kesekeliling. Dia mengenali suara itu, sangat-sangat mengenali. Suara orang yang beberapa menit lalu di pikirkan.

Do You Miss Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang