"Marahlah jika itu membuatmu lega, tapi jangan kecewa. Sungguh! itu hal terhebat yg tak ingin ku dapat darimu"
- Valentino Dirgantara -
-------
Author
"DENGAN BANGGA SAYA UMUMKAN BAHWA, SMA CAHAYA PELITA LULUS 100%"
Sorak tepuk tangan langsung memenuhi lapangan dengan ramai. Wajah-wajah bahagia bermunculan di setiap siswa yg hampir sebulan ini berjuang dengan soal-soal yg menegangkan. Perjuangan mereka tidak sia-sia ketika kepala sekolah mengumumkan bahwa tahun ini SMA Cahaya Pelita lulus 100%.
Hari ini memang hari yg menegangkan bagi mereka. Penentuan untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Setelah satu minggu kemarin di beri penenangan oleh sekolah, hari ini di tegangkan lagi pengumuman hasil perjuangan mereka beberapa bulan kemarin. Dan akhirnya hasil memang tidak akan berpaling dari prosesnya.
Viani memandang sekelilingnya dengan senyum bahagia. Akhirnya dia dapat menikmati momen seperti ini, momen yg menyenangkan sekaligus mengharukan.
"DAN UCAPAN SELAMAT JUGA KEPADA SISWI YANG MEMEGANG PREDIKAT NILAI TERTINGGI TAHUN INI DENGAN NILAI HAMPIR MENDEKATI SEMPURNA JATUH KEPADA VIANI AMARA."
Viani langsung membekap mulutnya dengan tatapan tidak percaya. Beberapa siswa dan siswi kembali bertepuk tangan dengan meriah. Entah kejutan apalagi tapi saat ini Viani benar-benar tidak menyangka.
"UNTUK VIANI BISA NAIK KE ATAS PODIUM GUNA MENYAMPAIKAN DUA PATAH KATA."
Instruksi itu membuat Viani ke alam sadar, temen-temen kelasnya langsung memberinya semangat seraya mendekat mengucapkan selamat. Dengan senyum bahagia Viani berjalan keatas podium. Ia langsung memberi hormat dan mencium tangan kepala sekolahnya.
"Selamat Viani, bapak bangga dengan nilai kamu." ucap Pak Handoko seraya memberikan sebuah piala penghargaan kepada Viani.
Viani tersenyum. "Terimakasih Pak."
Pak handoko mempersilahkan Viani untuk berbicara di depan ribuan anak kelas 12 yg saat ini menatap bangga kepada gadis manis itu.
Untuk pertama kalinya Viani merasakan gugup setengah mati seperti ini. Sungguh pengalaman pertama berdiri diantara ribuan murid dengan perasaan yg tidak dapat Viani deskripsikan.
"Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, Selamat Siang." sapa Viani yg langsung di jawab oleh ribuan orang di lapangan.
"Tidak banyak yg ingin saya sampaikan saat ini, ucapan syukur yg tiada henti kepada Tuhan bahwa sampai detik ini saya masih di beri kesempatan untuk melihat wajah-wajah bahagia kalian seperti sekarang." Viani menarik nafas, lalu menghembuskannya perlahan menetralisiri kegugupannya saat ini. "Dan untuk guru-guru tercinta saya, disini saya berdiri sekaligus mewakili teman-teman angkatan mengucapkan terimakasih yg tidak terkira telah mendidik dan memberikan bekal untuk kami selama tiga tahun di SMA, semoga bekal yg telah diberikan bisa membawa kami ke jenjang kesuksesan yg sesungguhnya."
Sorak tepuk tangan kembali meramaikan. Viani tidak bisa menahan airmatanya sekarang. "Terimakasih juga kepada teman-teman, selamat berjuang menggapai mimpi setelah ini, and good luck everbody."
Siswa dan siswi langsung berhamburan di lapangan. Melepaskan beban dengan saling berpelukan bersama teman-teman. Setelah mengakhiri pidato singkat itu Viani menyalami semua guru yg berdiri di dekat podium, tak lupa mengucapkan terimakasih. Ia langsung bergabung ke teman kelasnya yg kini seperti tradisi sebelumnya melakukan coret-coret. Sebenarnya Viani tidak suka hal seperti ini tapi karena tidak mungkin hanya dia yg tidak ikut maka disinilah Ia sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Miss Me ?
Novela JuvenilMencintai seseorang yg telah lama dekat di hidup kita, namun sayang nya dia tak peduli akan hal itu. Menyakitkan bukan? Itulah yg tengah di rasakan gadis manis ini. Dia harus terlibat masalah hati yg begitu rumit dengan orang yg telah lama dekat den...