"Maaf, aku selalu saja gagal menahan diri agar tidak lebih dalam mencintaimu"
----------
Author
"SERIUS LO?"
Refleks Viani membungkam mulut Ratna saat semua orang di kelas menatap ke arah mereka.
"Ya ampun mulut lo Na, untung gak ada orangnya disini."
Ratna menepis tangan Viani, bibirnya nyengir tanpa rasa bersalah. "sorry Vi gue kelepasan, habisnya kaget aja kok bisa Vano tiba-tiba ngomong gitu ke lo."
Viani hanya menggedikkan bahu. Dia juga kaget, bingung, bahagia semua beradu menjadi satu saat ini. Tadi Ia juga sempat berpikir bahwa semuanya hanya mimpi, namun teriakan Ratna beberapa saat membuatnya yakin bahwa dirinya sedang tidak bermimpi.
"Eh tapi gimana hubungannya sama Ella? Secara kan Vano keliatan banget sayang sama tuh cabe kiloan." nada suara Ratna hampir menyerupai bisikan.
"Mana gue tau Na, ya udahlah gak usah lagi di bahas bingung gue."
Tiba-tiba Ratna menoyor kepala Viani, tidak kuat tapi cukup terasa sakit.
"Ck apaan sih lo."
"Sok gak usah di bahas padahal dalam hati udah lompat-lompat tuh jantung."
Viani mendengus kasar, Ia memalingkan wajahnya ke arah lain. Benar apa yg dikatakan Ratna jika dia sedang ada dirumah bukan hanya jantungnya yg lompat namun dirinya juga akan guling-guling kegirangan.
Kadang bahagia selucu itu ya.
"Terus gimana sama Valen dong?"
"Lah emang kenapa?"
"Gagal lah dapet gebetan bule." cibir Ratna, "kan jarang-jarang."
"Njir gebetan mulu pikiran lo, udah ada Rian juga."
"Ih apaan sih lo, kan gue jadi malu." Ratna memainkan ujung roknya dengan ekspresi malu-malu kucing.
"Idih mual gue liatnya Na."
"Hahaha ya udah yuk temenin gue ke toilet."
Viani mengangguk kemudian mengikuti Ratna yg lebih dulu keluar kelas. Sesaat matanya bertemu pandang dengan Ella ada tatapan benci disana namun dengan cepat Viani mengalihkannya ke sembarang arah.
Buset, serem amat tuh mata.
"Jadi Vano juga bilang kalo dia baru sadar?"
Viani mengulum senyumnya, "Iya."
"Cielah, ada yg gak bakalan friendzone lagi nih."
"Ish, apaan sih Na? Belum tentu kali."
"Yaelah ngomongnya sih gitu, lo gak mau gue doain?"
"Ya mau lah." Viani menggaruk pipinya yg tidak gatal.
"Di Amini makanya. Siapa tau status friendzone berubah jadi boyfriend."
"Amin deh, tapi ntar gue di cap PHO."
"Ya gak lah kan lo lebih dulu kenal Vano dibanding tuh cabe kurang belaian. Udah ah gue kebelet nih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Miss Me ?
Teen FictionMencintai seseorang yg telah lama dekat di hidup kita, namun sayang nya dia tak peduli akan hal itu. Menyakitkan bukan? Itulah yg tengah di rasakan gadis manis ini. Dia harus terlibat masalah hati yg begitu rumit dengan orang yg telah lama dekat den...