DYMM - 14

1.6K 107 3
                                    

"Kamu tak perlu tahu seluas apa kesabaranku untuk mencintaimu. Yg jelas kamu harus bahagia meski bukan aku alasannya"

- Viani Amara

⏩Mulmed: Vano Pirmansyah⏪

--------

Viani pov

Sampai detik ini aku masih berharap cerita antara aku dan dia bukan hanya sekedar terjebak friendzone. Jika ini sebuah novel aku harap masih banyak konflik yg mengharuskan membawaku ke hadapannya. Bukan lagi sebagai teman melainkan sebagai sepasang kekasih.

Mungkin sekarang kami tidak bisa bersama, tapi mungkin beberapa minggu lagi, bulan, atau bahkan tahun akhirnya kami bisa bersama. Aku memang naif terlalu banyak membuka novel dan drama korea yang di akhir selalu happy ending. Membuatku lupa ada beberapa kisah yg tidak selalu berakhir bahagia.

Seperti kisahku misalnya...

"Via"

"Iya"

"Temenin gue bentar?"

"Ya udah yuk."

Saat ini aku dan Valen sedang berencana menuju ke perpustakaan. Semenjak hari dimana aku menceritakan tentang sebagian dari masa lalu ku, kami menjadi semakin akrab.

Sekarang aku memiliki teman laki-laki dekat selain Vano. Tidak terlalu buruk ketika kamu memutuskan untuk mempunyai teman laki-laki yg bisa kamu percaya untuk melindungimu, disaat teman laki-laki lama mu sudah jarang menemanimu.

Pada awalnya aku kira Valen orang yg benar-benar menyebalkan. Tapi semakin kesini kurasa dia tidak seperti apa yg aku pikirkan. Hanya saja terkadang sifat dinginnya memang sedikit menjengkelkan.

Seperti saat ini..

"Lo cari buku apaan sih Len? Dari tadi muter-muter terus."

Ah ya berbicara dengan Valen memang membutuhkan tingkat kesabaran yg tinggi. Apalagi jika dia sedang serius seperti ini.

"Mau gue bantu nyariin?"

Lagi-lagi tidak ada respon dari Valen.

Karena kesal tidak di pedulikan akhirnya aku berbalik arah meninggalkan dia yg masih asik menelusuri rak buku. Ntah lah apa yg dia cari.

Sesekali aku melirik jam di tangan kanan ku. Masih ada waktu 15 menit lagi untuk istirahat, dan yah cacing-cacing ku sedari tadi konser di dalam sana. Jika aku tidak punya perasaan sudah sejak tadi aku meninggalkan Valen yg asik dengan dunianya sendiri itu.

Ada gitu cowok kayak gitu nyebelin banget gitu

Aku menghentak-hentakkan kaki berjalan keluar. Menunggu Valen memang benar-benar menyebalkan. Saat tiba di dekat pintu aku di suguhkan pemandangan yg membuat dada terasa sesak.

Kenapa takdir seolah sedang bermain-main dengan ku. Di saat aku tidak ingin melihat sosok itu, malah sebaliknya takdir mempertemukan kami. Seakan menguji kesabaran yg hampir mencapai puncaknya.

Aku ingin bergegas meninggalkan tempat ini, tapi kenapa seluruh anggota tubuhku tidak bisa di ajak kompromi saat ini.

Kurasakan tangan yg cukup besar menggenggam tangan mungil ku. Aku mendongak mendapati Valen tersenyum lalu menarik ku keluar melewati Vano dan Ella yg akan menuju kemari.

Do You Miss Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang