DYMM - 10

1.6K 103 2
                                    

"Dari sekian banyak orang yg bisa aku pilih untuk dicintai, aku memilih orang yg tak bisa membalas perasaan itu sendiri"

---------

Siapa kau datang tanpa permisi?meninggalkan jejak yg sulit untuk di hapus,
Meninggalkan teka-teki yg tak mampu untuk di jawab,

Apa yg kau inginkan?
Melihatku sakit atau melihatku terluka,
Kurasa sama saja bukan!

Mengapa kau lakukan ini?
Menarik ulur hati, ingat! Aku bukan tali yg bisa kau jadikan mainan kepuasanmu,

Dimana hatimu melakukan semua itu?
Kau tak pernah berfikir rasanya mengalami semua ini, andai kau tau disetiap penghujung hari aku selalu bertanya

Kapan semua ini berakhir? Tapi tak pernah ada jawabannya. Senja masih setia dengan bisunya.

Lalu setelah melakukannya bagaimana perasaan mu saat ini?
Bahagia, lega, atau PUAS ?

Kurasa semuanya telah kau rasakan bukan.

----------

Author

"Lo udah beneran sehat Vi?" tanya Ratna khawatir saat mereka menuju kelas.

"Kalo masih lemes gak usah masuk dulu lah, lo di bilangin keras kepala banget sih." celetuk Sintia.

Viani hanya mengangguk lalu tersenyum. "Gue bosen di rumah gak bisa ngapa-ngapain, kalian gak usah bawel gitu deh."

Sintia dan Ratna memutar bola mata malas. Menasehati Viani memang tak akan pernah berujung di turuti, selalu saja ada alasan.

Keras kepala memang

Viani terkekeh melihat kedua temannya diam dan tak lagi mempeributkan dirinya. Hari ini Viani memang memaksa untuk ke sekolah. Toh dia merasa tubuhnya terasa lebih baik di banding kemarin, walau ya belum terlalu sehat seperti biasanya. Juga ada alasan yg membuatnya ingin cepat-cepat ke sekolah yaitu berterimakasih kepada Valen, karena sudah membantunya hari itu.

Saat tiba di koridor Viani melihat Vano sedang berjalan ke arahnya.
"Lo udah masuk Vi?"

Yang di tanya hanya mengangguk
"Gue bosen dirumah."

Vano terkekeh mengacak rambut Viani gemas. "Bandel banget sih, seharusnya banyakin istirahat." omelnya.

Viani lagi-lagi mendengus sebal karena orang-orang selalu menyuruhnya istirahat padahal kan Via sudah cukup kuat kalo hanya untuk ke sekolah.

"Gue udah sehat Vano, lo liat kan kemaren aja gue di taman." kesal Viani sambil mengembungkan pipinya.

Melihat itu Vano lagi-lagi tertawa. Selalu saat di dekat Viani membuat Vano akan menjadi awet muda karena terlalu sering tertawa.

"Ya udah lo mau ke kelas kan? Bareng aja yuk sekalian gue mau ketemu sama Ella."

Tanpa Vano tau ada hati yg retak mendengarnya. Lalu Viani hanya tersenyum samar. "Duluan aja gue masih ada urusan bentar."

Vano hanya ber-oh ria lalu pergi meninggalkan Viani yg kini menatapnya dengan sendu.

Gue benci lo Van!

Kata-kata Vano saat di taman kemarin terngiang lagi di telinganya.

'Sorry gue gak bermaksud gitu kok, tanpa lo tau gue selalu doain lo Via'

Do You Miss Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang