DYMM - 36

894 46 4
                                    

"Jangan sampai sebuah kepergian yg pada akhirnya mengajarkanmu akan sakitnya penyesalan karena kesia-siaan yg pernah kau lakukan"

-------

Author

Sudah 1 bulan berlalu pasca koma yg Viani alami. Ia sekarang kembali menjalani harinya sebagai siswa kelas tiga yg disibukkan dengan persiapan Ujian Nasional Berbasis Komputer. Sekolah juga telah kembali aktif dari dua minggu yg lalu. Hingga hari ini pun Viani amat bersyukur masih di beri kesempatan merasakan bagaimana kesibukan yg di alami pejuang UNBK. Waktu awal-awal masuk Viani dikejutkan oleh teman kelasnya memberi ucapan selamat datang kembali di kelas dan selamat berhasil melewati komanya dengan mendekor kelas dengan sedemikian bagus. Para guru pun ikut senang Viani telah sadar dan sehat kembali.

Dia terharu sekaligus bangga mempunyai teman-teman yg peduli padanya, ya meskipun sikapnya kadang terkesan cuek tapi mereka masih tetap menjujung nilai kebersamaan. Walau pun Viani merasa sedih karena melewatkan masa liburnya dengan berada di rumah sakit. Tapi dia tetap senang karena keluarganya dan Valen masih setia menemaninya. Jika ada yg bertanya kemana Vano? Dia memang sedang berlibur ke tempat neneknya. Meskipun dia sangat ingin menemani Viani tapi desakan dari orang tuanya tak bisa terbantahkan.

Viani juga memaklumi, Ia tak ingin bersikap egois. Vano mungkin butuh ketenangan sebentar setelah menemaninya selama dua minggu koma di rumah sakit. Ratna dan Sintia juga liburan bersama keluarga masing-masing, dan berjanji akan membawakan Viani oleh-oleh yg banyak setelah pulang. Dan ternyata memang benar, saat pulang Viani sampai kewalahan mendapat oleh-oleh dari mereka berdua dan kejutan dari Vano.

Saat sedang asik membaca buku yg cukup tebal di tangannya, Viani dikejutkan dengan seseorang yg sudah berada di depannya.

"Lama nunggu?" tanya orang itu sambil mendudukan diri di samping Viani.

Sementara Viani menggeleng pelan, lalu menutup novelnya dan menyodorkan handuk serta botol air mineral kepada cowok di sebelahnya. Saat ini Viani memang menemani Vano bermain basket dilapangan, karena bosan jadi Viani memanfaatkan untuk membaca novel yg baru di belinya.

Vano tersenyum mengambil air dan handuk itu. "Makasih sayang."

Viani menanggapinya juga dengan senyuman. Ia memperhatikan Vano yg sesekali menggelap keringatnya dengan handuk. Selama 2 bulan lebih mereka menjalani hubungan ini Vano benar-benar memperlakukannya dengan istimewa. Layaknya pasangan kekasih pada umumnya. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, seperti menikmati senja yg menjadi penanda awal mula dari kisah cinta mereka berdua.

Dahulu Viani begitu takut jika hujan turun Ia sedang berada di luar, karena tubuhnya akan menggigil dengan hebatnya. Dan dia harus bolak balik masuk rumah sakit hanya dengan alasan konyol tak bisa terkena hawa hujan. Namun sekarang itu tidak terjadi lagi setelah koma yg di alaminya 1 bulan yg lalu. Entah ini kebetulan atau memang mukjizat dari Tuhan sehingga dia bisa menikmati air langit yg begitu menyenangkan.

Apalagi menikmati hujan bersama dengan seseorang yg memang dicintai, begitu membuat bahagia yg nyata.

Sampai dia lupa bahwa suatu saat kebahagiaan itu mungkin akan terlepas tanpa dia sadari.

"Hei!"

Sentakan Vano membuat Viani mengerjap. Ia memalingkan wajahnya menutupi rasa malu saat ketahuan menatap Vano. Dia benar-benar tidak sadar bahwa sekarang Vano sedang menatapnya juga.

Vano yg melihat rona merah di pipi Viani terkekeh. Ia tadi hendak mengajak Viani untuk meninggalkan lapangan basket dan mengajaknya ke kantin, tapi saat menoleh kesamping Viani sedang menatapnya dalam seolah memikirkan sesuatu.

Do You Miss Me ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang