[▶] Lenka - Trouble is a Friend, Dawes - Things Happen, Halsey - Castle, The Rain - Dengar Bisikku
Velona's POV
24 Januari 2016
"Hoeekkk! Hoeeekkk!"
"Seriusan gak mau cek ke dokter? Siapa tau serius loh," tanya Mbok Diana, teman sekantor gue, sambil memijit-mijit tengkuk gue.
Gue mencuci mulut gue yang gak memuntahkan apapun selain saliva, "Humm. Kayaknya masuk angin doang deh," jawab gue seadanya.
Mbok Diana kelihatan gak setuju, "Ini bukan yang pertama atau kedua kalinya kamu mual-mual gini, Vel."
Ya emang bener. Ini bukan yang pertama kalinya. Ini sudah yang kesekian kalinya gue muntah-muntah dalam satu bulan ini. Aneh memang. Gak mungkin kan setiap hari gue masuk angin?
"Ah palingan gara-gara gue makan gak teratur nih," sahut gue.
"Atau... Mungkin aja kamu hamil," celetuk Mbok Diana.Mungkin aja kamu hamil.
Mungkin aja kamu hamil.
Mungkin aja kamu HAMIL.
Gue mengangkat wajah lalu melihat refleksi kami berdua di cermin dengan tatapan yang gak bisa dijelaskan. Mbok Diana terlihat menyadari tatapan gue dan raut wajahnya langsung berubah menjadi gak enak, "E-eh aku bercanda! Gak mungkin kan kamu hamil? Pacarmu kan udah balik ke Jepang dari kapan itu, udah lama banget. Masa iya spermanya ketransfer lewat internet pas kalian chatting, telponan, atau video call-an. Iya kan? Iya... kan?"
Gue cuma menganggukkan kepala pelan, gak terlalu memperdulikan omongan Mbok Diana yang konyol itu. Masa sih gue hamil?
Mungkin aja kamu hamil.
Kejadian malam itu kembali terlintas di benak gue. Hati gue mulai gak tenang. Gue baru inget cairan kering di paha dan selangkangan gue. Gue terlalu sibuk marah sama si brengsek itu sampai akhirnya gue lupa beli morning pill ke apotek. Shit.
***
Malam ini, sepulang kerja, gue bolos kuliah. Gue bilang ke temen-temen gue kalo gue gak enak badan. Gue butuh waktu buat mikir. Kemungkinan itu selalu ada. Kuliah dari dosen gak akan masuk ke kepala gue kalo gue masih kepikiran gini.
Selama kurang lebih tiga jam ini, yang gue lakuin hanya meringkuk di dalam selimut. Kata-kata Mbok Diana terus menghantui gue. Gue sendiri masih belum bisa mumutuskan bagaimana harus menyikapi situasi ini. Gimana kalo bener gue hamil? Apa gue harus nangis? Harus marah? Harus takut? Atau act brave and think rasionally? Normalnya, gue harus nangis, marah, dan takut. Kemudian gue harus mikir mateng-mateng buat menentukan langkah gue selanjutnya. Baik itu menghentikan kehamilan yang belum pasti ini atau melanjutkannya dan bertanggungjawab.
Mungkin aja kamu hamil.
Tapi kemungkinan itu selalu ada bukan? Maksud gue, kami cuma maen sekali. Masa iya langsung goal? Bisa aja kan gue gak hamil?
Tiba-tiba sebuah pertanyaan mematahkan segala kemungkinan tersebut. Gimana kalo saat itu masa subur gue? Berhasil dong sperma dia membuahi ovum gue? Anjir, di saat – saat kayak gini pinter juga gue Biologi. Padahal pas SMA gue bego banget di Biologi.
Teringat akan sesuatu, gue bangkit dari ranjang lalu mengecek lemari. Tumpukan pembalut tersusun rapi di dalamnya. Makin khawatir gue. Gue pun mengecek kalender dan menyadari bahwa gue udah telat hampir dua bulan. Biasanya gue datang bulan di pertengahan menjelang akhir bulan, kira-kira antara tanggal 20 sampai 23. Tapi bulan lalu dan bulan ini ternyata gak menstruasi sama sekali dan ini... membuat gue mulai panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Sin [Complete]
Romance"Gue bilang gue hamil ya gue hamil. Bagian mana dari 'gue-hamil-brengsek' yang gak lo mengerti?" Kebanyakan, di dalam sebuah drama Korea, sinetron Indonesia, atau bahkan serial-serial India, ada sesosok wanita menyebalkan yang dibenci oleh penonton...