17 tahun kemudian
Di suatu siang, Draco dan Velona berdiam diri di kamar mereka. Draco sibuk di meja kerjanya, sementara Velona hanya melihat-lihat isi feeds Instagramnya. Terkadang ia tersenyum jika mengingat 19 tahun lalu isi feednya masih penuh dengan update teman-temannya yang sibuk kerja, kuliah, dan hura-hura. Namun kini, ia lebih sering melihat postingan foto mereka dengan keluarga mereka.
Betapa waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin ia melahirkan Rory, sekarang ia sudah memiliki beberapa helai rambut putih yang harus terus diwarnai agar ia tetap nampak muda.
"OYOOOOON!!!!"
Keheningan yang Velona dan Draco nikmati pun tak berlangsung lama.
"BEGO BANGET SIH LU!!!!"
"APA KAK!!! OYON PINJEM!"
"INI BUKAN PENSIL WARNA KAMPRET!!!!"
"Kak Loly, pensil warnanya Kiya ilang. Kiya pinjem sama Oyon dikasi yang itu...."
"MANA AKU TAU!! ABIS KAYAK PENSIL WARNA!!"
"MAKANYA KALO MAU MINJEM BARANG ORANG TUH IJIN DULU!!!"
Draco dan Velona saling lirik. Tatapan mereka menyiratkan hal yang sama.
Lo yang urus gih.
Sebelum istrinya semakin mendesak, Draco lebih dulu memutus kontak mata dan berpura-pura sibuk dengan laptopnya. Velona mendesah. Dengan gerakan pelan, jemarinya meraih ear phones di atas nakas lalu memasangkannya di telinga. Jika Draco tidak mau melakukannya, maka ia pun tidak akan mau juga. Berpura-pura tidak dengar adalah pilihan yang tepat ketika ada perang yang pecah di balik pintu kamar mereka.
Hanya Shaka, anak kedua mereka, lah harapan mereka satu-satunya untuk meredakan perang saudara di luar. Mereka merasa sudah terlalu tua untuk berurusan dengan pertengkaran antar saudara.
Dalam hampir 20 tahun pernikahan mereka, 6 tahun terakhir ini adalah yang terberat. Saat mereka berencana memiliki anak ketiga dua tahun setelah kelahiran Shaka, mereka harus menunda rencana tersebut karena meskipun Shaka tumbuh menjadi anak yang kalem dan tidak menyusahkan, mereka masih punya Rory. Rory kecil saat itu benar-benar menguras tenaga mereka. Jadilah rencana punya anak ketiga harus mereka pending dulu.
Setelah Rory mulai menempuh pendidikan sekolah dasar, barulah mereka mulai memikirkan rencana untuk menambah anak. Saat SD dulu Rory sangat sibuk dengan banyak kegiatan sekolah dan ekstra yang ia minati. Oleh karena itu, mereka jadi punya lebih banyak waktu untuk berdua. Tuhan baru mewujudkan keinginan mereka beberapa tahun kemudian. Setidaknya kehamilan ketiga bukan lagi kejutan.
Namun, Tuhan berkehendak lain. Nampaknya mereka memang harus selalu kaget di setiap kehamilan. Mereka dibuat terkejut saat tahu Velona mengandung bayi kembar. Cobaan dalam rumah tangga mereka semakin berat seiring bertambah dewasanya putra-putri mereka. Si kembar tidak jauh beda dari Rory. Malah semenjak usia si kembar menginjak 3 tahun, Oyon, si kembar yang pertama, sering sekali menganggu Rory. Jadi lah Rory dan Oyon bermusuhan di rumah ini.
Bukan lagi mereka yang memenuhi rumah ini dengan keributan, tapi malah Rory dan Oyon. Karena sudah ada pengganti, ribut berdua jadi tidak menarik lagi kadang-kadang.
"Udah Lol, beli yang baru aja." Terdengar suara Shaka yang berusaha mendamaikan kedua saudaranya.
"HEH INI TUH PENSIL ALIS LIMITED EDITION TAU!!! MAU BELI AJA REBUTAN!!!"
"Maafin Kiya ya, kak Loly. Jangan marah lagi...."
"GINI NIH SUSAHNYA PUNYA SODARA MENTAL MALING!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Sin [Complete]
Romance"Gue bilang gue hamil ya gue hamil. Bagian mana dari 'gue-hamil-brengsek' yang gak lo mengerti?" Kebanyakan, di dalam sebuah drama Korea, sinetron Indonesia, atau bahkan serial-serial India, ada sesosok wanita menyebalkan yang dibenci oleh penonton...