[▶️] Ardhito Pramono - fine today
Devan
Pernah denger saat kita patah hati, kita akan sembuh ketika menemukan orang baru yang bisa kita cintai. Gue kira gue akan seperti itu.
"Dev! Ulang tahun Rory nanti lo dateng dong."
Udah dua tahun kami putus dan Velona sudah sesantai ini. Seolah-olah kisah kami sudah berakhir bepuluh-puluh tahun lamanya. Tidak ada lagi sorot kesedihan atau bersalah di matanya ketika dia menatap gue.
Dan itu buat gue ngerasa....
Gimana ya? Lega?
Iya, mostly itu yang gue rasain. Gue lega. Lega bisa berteman dengan nyaman sama dia. Lega karena sakitnya udah nggak berasa lagi. Lega tahu bahagia itu nggak harus bergantung pada orang lain.
"Yah, sorry Vel. Gue ada kerjaan keluar kota. Nanti hadiahnya nyusul ya dari om Devan."
Kami sama-sama tertawa.
Velona masih Velona yang sama. Namun, ada hal yang berbeda.
Kali ini dia jauh lebih bahagia.
Satu hal lagi yang membuat gue lega. Bisa liat dia sebahagia ini. Setidaknya gue nggak perlu khawatir lagi tentang dia dan Draco. Gue sendiri udah ngeliat gimana Draco memperlakukan dia dan Rory.
Mungkin memang begini jalan yang diputuskan oleh Tuhan. Kebahagiaan kami hanya bisa saling bertemu sebagai teman, bukan pasangan.
Velona mengibaskan tangannya. "Nggak usah repot-repot. Ajak ketemu aja anaknya terus dibeliin es krim juga udah seneng."
Kami nggak ngobrol lama setelah itu karena dia harus jemput Rory di kontrakan Mahes dan Randy. Sementara gue, ya paling balik ke rumah atau ke studio.
Baru aja akan menginjak pedal gas, ponsel gue berdering.
Cleo is calling.
"Ya Cle, kenapa?"
Di sebrang telpon sana, suara lembut milik lawan telpon gue terdengar. "Aku udah selesai review nih. Mau diskusi bareng sambil ngopi-ngopi nggak?" Tawarnya.
"Boleh deh. Tempat biasa ya," balas gue.
Cleo adalah rekan kerja baru gue. Klien sih lebih tepatnya. Gue setuju kerja buat jadi fotografer dan editor buat dia dan adiknya, Celyn.
Selama beberapa bulan ini kerja bareng mereka, gue seperti mendapatkan dua teman baru yang sangat klop. Mereka adalah dua orang dengan karakter berbeda, tapi entah kenapa gue ngerasa cocok sama mereka. Cocok di sini bukan dalam artian romantis ya. Tapi lebih ke cocok sebagai teman main dan teman kerja.
Gue percaya rejeki datangnya nggak selalu dalam bentuk uang. Dan sekarang gue udah merasakannya. Tuhan kasih gue dua teman baru. Teman yang bisa diajak senang-senang, juga sedih-sedih. Untuk part sedih-sedih nggak terlalu banyak sih. Kebanyakan kesedihan yang kami bagi pasti tentang kerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Sin [Complete]
Romansa"Gue bilang gue hamil ya gue hamil. Bagian mana dari 'gue-hamil-brengsek' yang gak lo mengerti?" Kebanyakan, di dalam sebuah drama Korea, sinetron Indonesia, atau bahkan serial-serial India, ada sesosok wanita menyebalkan yang dibenci oleh penonton...