Episode 5: A Lot of Breaking Glasses

9.5K 621 36
                                    

[]  Trisouls - Senyummu Hanya Untukku, Lenka - Trouble is a Friend, Secondhand Serenade - Goodbye 

Devan's POV


Bandara Ngurah Rai gak banyak berubah sejak terakhir kali gue menginjakan kaki gue di sini tahun lalu. Semuanya masih berasa sama, rasanya kayak gue gak pernah pergi berbulan-bulan dari Bali gitu.

"Van!" seru seseorang memanggil gue. Cowo tinggi, berambut coklat kemerahan, berkulit putih, melambaikan tangannya ke arah gue dengan senyumannya yang khas. Dia mengenakan long brown coat dan menggendong sebuah tas hitam. "Woy!" panggilnya lagi. Gue pun membalas lambaian tangannya dan menghampirinya. Dia adalah sepupu gue yang tinggal daerah Kuta. Namanya Yudha. Dia tiga tahun lebih muda dari gue.

 Dia tiga tahun lebih muda dari gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah lama?" tanya gue.

Yudha menggelengkan kepalanya. "Baru nyampe kok. Abis dari kampus gue."

"Sorry ya ngerepotin. Tiba-tiba gue pengen pulang haha," ujar gue. Yudha membantu gue membawa beberapa barang bawaan gue. Setelah 5 tahun di Jepang, akhirnya gue pulang juga ke tanah kelahiran gue dan gak jadi anak rantau lagi. Ini semua adalah sedikit dari barang-barang gue yang ada di Jepang yang bisa gue bawa sendiri. Sisanya udah gue paketin. Ntar abis graduation biar gak ribet lagi bawanya.

"Alah, lo kayak sama orang lain ae," sahutnya. "Lo mau langsung ke Singaraja nih?" tanyanya kemudian. Rumah gue memang aslinya ada di Singaraja, tapi semenjak kuliah, gue lebih sering tidur di Badung saat pulang ke Bali. Kalo gak di rumah Yudha, ya di kontrakan cewe gue, Velona. Dia kerja di sini soalnya sejak lulus SMA.

"Kayaknya enggak. Mungkin besok atau dua hari lagi. Gue titip barang-barang gue ya. Ntar lo bongkarin aja tuh koper gue, ada oleh-oleh buat kalian," jawab gue.

"Sip dah! Ini lo mau ke tempat kak Velo kan? Mau gue anter gak?" tawarnya. Kasian juga kalau dia nganter gue dulu, rumah Velona kan berlawanan arah sama jalan ke rumahnya. Lagian jauh juga, di Nusa Dua.

"Gak usah Yud. Gue naik taxi aja. Gih sono, pulang lu! Salam ya buat bonyok, bilang besok gue ke rumah," pesan gue.

Yudha gak banyak ngomong, langsung cus membawa koper gue yang gede dan tas gue yang satu lagi ke mobilnya. Gue cuma bawa tas ransel yang isinya beberapa pakaian dan beberapa barang yang gue butuhin. Gue juga bawa bingkisan terpisah, oleh-oleh buat Velona sama temen-temennya. Setelah Yudha pergi, gue pun mencari taxi.

Gak sabar rasanya ketemu sama cewe yang paling gue kangenin. Gue sengaja gak bilang sama dia kalau hari ini gue ke Bali, biar surprise. Gue mau bilang ke dia kalau sebenarnya gue udah kelar skripsian dan minggu depan bakal wisuda. Semoga sih dia bisa gitu ikut ke wisuda gue. Ya, cari libur 3-4 hari lah dari kantornya buat nemenin gue ke Jepang.

***

Sesampainya di kontrakan Velona, gue baru merutuki kebodohan gue. Gue kan gak bilang sama dia kalo gue ke rumahnya, ntar kalo gak ada orang di rumah gimana? Bego bener gue.

Beautiful Sin [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang