Episode 2: Mission (Not) Impossible

13.8K 804 43
                                    

[]  Halsey - Castle, Dawes - Things Happen, The Rain - Dengar Bisikku, Lenka - Trouble is a Friend 

Third POV

"Buat aborsi sama tutup mulut."

Velo terdiam membisu. Saat itu ia tidak bisa mendengar suara di sekitarnya selain ucapan Draco.

Buat aborsi sama tutup mulu.

Buat aborsi sama tutup mulu.

Buat aborsi sama tutup mulu.

Aborsi.

ABORSI.

Velo menghela nafas kasar. Matanya menatap Draco tajam dan rahangnya mengeras. "Kalau gue gak mau?" tantang Velo, kemudian tersenyum miring.

Draco tertegun mendengar ucapan Velona. Ia sedikit tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. 'Gila emang ni cewe,' pikirnya. Ia memutar otaknya, mencari jawaban yang pas untuk menjawab tantangan Velo.

"Gak usah mempersulit situasi deh. Ini udah jalan keluar yang paling tepat buat kita," kata Draco kemudian.

Emosi Velo semakin tak terbendung. Ingin rasanya ia memecahkan kepala Draco saat itu juga. "Tepat lo bilang?" ujar Velo sinis. "Itu bukan jalan keluar! Itu lo yang lari dari masalah! Gampang banget lo ngomong aborsi aborsi! Ini tuh bukan sampah yang bisa lo buang dengan gampang, itu tuh nyawa! Ngerti lo?!" marah Velo.

Suasana café saat itu sedang ramai karena saat itu jam makan siang. Pengunjung di sekitar mereka pun melirik-lirik ke arah mereka. Beberapa orang bahkan mulai berbisik-bisik.

"Don't make a scene," ujar Draco datar. Dia sendiri takut kalau sampai ada orang yang ternyata mengenalinya lalu mendengar ucapan Velo. Bisa mati dia nanti.

Velo hanya bisa menatap pria di hadapannya ini tak percaya. Dia baru saja bicara panjang lebar dan mengingatkan pria bajingan ini kalau janin yang dikandung itu bukan sampah, tapi tanggapannya malah menyuruh dia buat gak bikin keributan?

"I'll make a fucking huge scene!" ancam Velo, emosi.

"Mau lo apa coba? Duitnya kurang hah? Mau gue tambah? Oke! Bilang lo mau ber-"

BUKK!!

Belum selesai Draco bicara, paper bag berisi tumpukan uang tersebut sudah melayang dan menghantam wajah tampannya. "Anjir!" umpatnya sambil memegangi hidungnya yang sakit.

"Ngomong lagi masalah uang, bukan cuma itu yang bakal melayang. Belum pernah keselek kursi kan lo?" ancam Velo lagi. Kini ia menatap Draco dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Gue gak mau aborsi, gue gak mau duit lo," ujar Velo tegas.

Draco menatapnya tajam masih sambil mengusap-usap hidungnya. "Terus lo maunya apa? Lo mau gue nikahin lo gitu? Haha, jangan becanda lo," sahut Draco.

Baru aja Velo membuka mulut untuk membalas perkataan Draco, tapi Draco memotongnya duluan. "Lagian lo ngapain sih mempersulit diri sendiri? Kita tuh gak saling kenal, terus terjebak masalah kayak gini. Just get rid of it and move on with your life. Gampang kan? Lo masih bisa jalanin hidup lo kayak sebelumnya tanpa harus terbebani sama hidup anak yang harus lo tanggung. Dan lo juga gak harus terikat sama orang asing kayak gue."

'Bangsat, makin pengen gue ancurin ni orang,' umpat Velo dalam hati. Kedua tangannya mengepal, gatal ingin melempar tinjunya ke wajah Draco.

"Sayangnya gue gak se-heartless lo ya. Gue masih punya hati, gue bukan pembunuh, gue bukan pengecut yang lari dari masalah-"

Beautiful Sin [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang