Bonus Ep II: Unfinished Business

6K 406 14
                                    

[▶️] Troye Sivan - Bite

[18+: resiko dan kesadaran masing-masing ya. Gue udah kasi warning nih]

Velona

Malam ini mungkin akan jadi kencan dadakan kami yang nggak akan pernah gue lupakan. Nggak ada baju formal, nggak ada dinner romantis, yang ada cuma kami berdua jadi diri sendiri.

I feel so young and free.

Dan mungkin ini pertama kalinya gue bener-bener ngerasa nyaman tanpa direcoki rasa khawatir terhadap Draco. Untuk pertama kalinya setelah pertengkaran panjang kami, gue ngerasa aman dalam pelukan dia. Nggak ada kecurigaan yang terlintas sedikit pun. Gue kayak bisa ngerasain ketulusan dia hari ini. Gue dibikin percaya lagi sama dia.

Setelah makan soto ayam, kami pun pulang ke rumah. Gue nggak bisa nyembunyiin rasa senang gue. Selama perjalanan gue cuma bisa ngeliat ke jendela, merhatiin gedung-gedung yang kami lewatin sambil sesekali menggigit bibir, mencegah senyum terkembang. Gue berharap Draco nggak menyadari tingkah gue ini. Bisa mampus gue nanti jadi bahan olok-olokan dia.

"Gue mandi dulu. Gerah banget," ujar Draco sesampainya kami di rumah.

Gue mengangguk dan mengekorinya ke kamar kami, berniat merapikan kamar kami yang tadi sedikit berantakan. Baju kerja Draco dan baju yang gue kenakan tadi berserakan karena kami begitu semangat untuk pergi ke Kuta.

Gue pun memunguti pakaian kami satu persatu. Saat mengambil kemeja putih Draco, tiba-tiba gue keinget cerita dia di pantai tadi. Wajah gue serasa panas tiap inget omongan dia. Apalagi cara dia natap gue tadi.

Gue ngerasa diinginkan. Draco menginginkan gue. Sebegitu inginnya sampe dia keliatan putus asa dan pasrah. Terlihat jelas gimana usaha dia buat menahan diri demi menghormati keputusan gue.

Tanpa sadar, gue terus menatap kemeja di tangan gue ini dan membelainya.

"It was so hard to resist the damn temptation. It was so hard to resist you...."

"Yang gue pikirin cuma gue bisa lempar lo ke ranjang lagi saat itu juga."

"I wish there'll be a repeat perfomance someday so I can finish what I want to do to you."

Omongan Draco terus terputar di kepala gue. Gue jadi merinding sendiri, apalagi suara dia mendadak berat waktu tadi ngomong kayak gitu. Ya gue bukan cewek polos yang nggak paham kalo dia sebenarnya udah kerangsang tadi. Tapi.... gue cuma bingung harus ngerespon kayak gimana.

Bayangan wajah dia saat menatap gue intense, waktu dia cium gue, masih benar-benar terekam jelas dalam ingatan gue. Masih terasa di pinggang dan punggung gue cara dia merengkuh dan menahan gue di dalam pelukan dia.

Lumayan lama gue berkutat dengan kemeja kerja Draco. Menimbang keputusan yang akan gue buat. Selama ini gue nggak pernah mau tidur sama dia karena tiap kali dia nyentuh gue yang gue inget adalah bayangan dia nyentuh cewek lain dengan tangannya. Pikiran tentang dia yang masih selingkuh terus bermain di kepala gue. Tapi tadi, untuk yang pertama kalinya setelah sekian lama kami nggak akur, gue ngerasa yakin. Yakin kalau kali ini Draco serius sama omongannya.

Dan keyakinan gue membawa gue ke keputusan dadakan ini. I want him. Now.

Satu-persatu kain yang melekat di tubuh gue, gue tanggalkan. Gue pasang kemeja kerja Draco dan membiarkan dua kancing teratasnya tak terpasang. Gue letakkan pakaian-pakaian kami yang lain di keranjang pakaian kotor. Setelah itu, gue menggerai rambut dan membuatnya sedikit acak-acakan.

Setelah selesai, gue duduk di pinggir ranjang kami. Jantung gue berdebar tak karuan menanti ekspresi Draco. Beberapa gue menarik dan menghela nafas, mengumpulkan keberanian dan kepercayaan diri untuk melakukan hal gila ini.

Beautiful Sin [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang