[▶] Troye Sivan - Bite
Velona's POV
7 Desember 2015Anjirlah, kering ini dompet pulang-pulang! Kenapa juga gue setuju ikut ke sini? Oh right, I really really really really need this distraction tonight. I wanna let loose and be a fool for just one night.
Gue melangkahkan kaki gue ke dalam sebuah klub ternama di Bali, Boshe. Malam ini gue ke sini bareng temen-temen gue yang biadabnya gak karuan, Randy dan Mahes. Selain mereka berdua, ada mbok Diana, mbok Ila, dan bli Yoga, temen sekantor kami, serta Nara, pacarnya Randy saat ini. Masalah pekerjaan dan kuliah membuat gue benar-benar gak bisa nolak ajakan mereka. Padahal gue sempet berencana untuk hemat bulan ini. Mahes lah yang tadi terus membujuk gue untuk ikut ke sini melepas penat. Fix ini dompet langsung kurus. Tapi sekali ini aja gak apa lah. Lagian ini awal bulan. Toh uang juga masih bisa dicari. Meskipun gue harus benar-benar banting tulang hingga peluh bahkan air mata bercucuran.
Sedikit info tentang gue, gue ini bukan orang kaya. Nama gue Velona Katherine, biasa dipanggil Velo sama orang-orang. Gue anak yatim piatu yang saat ini berusia 22 tahun. Nyokap gue meninggal saat usia gue 7 tahun. Bokap gue... gak tau deh dia siapa. Sejak lahir gue gak pernah ketemu dia. Yang gue tau tentang bokap gue cuma satu. Dia bule. Udah itu aja. Itu juga gue dikasi tau mama saat gue berumur 7 tahun. Klasik banget ya perkenalan gue?
Saat ini gue masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta dan memiliki sebuah pekerjaan yang bisa menopang hidup gue. Untuk biaya kuliah, gue gak perlu pusing selama IPK gue di atas 3.00 karena ada beasiswa kurang mampu dari kampus yang menanggungnya. Gue bahkan mendapat uang jajan bulanan dari beasiswa itu. Well, itulah sekilas info tentang gue.
Kembali ke klub bersama teman-teman gue, sekarang kami sudah duduk di sofa dan menikmati beverage yang sudah kami pesan. Beberapa botol minuman yang bahkan gue sendiri gak hafal namanya sudah berjejer cantik di atas meja kami. Berlembar – lembar uang gue habiskan buat patungan bayar minuman-minuman memabukkan ini.
Gue gak terlalu banyak bicara saat ini. Males. Randy sama cewenya udah ngilang entah ke mana. Maybe they're having a quickie somewhere. I don't care. Mahes lagi menebar jaring, bermain mata dengan beberapa wanita berpakaian sexy di sekitar kami. Bli Yoga sibuk meneguk vodka yang kami pesan. Mbok Diana dan mbok Ila sudah berbaur di lantai dansa, menikmati tarian panas bersama pria asing. Gue sendiri hanya duduk, minum, dan mengamati sekitaran gue aja.
Lumayan gak menyesal datang kemari. Stres gue perlahan-lahan terasa menghilang. Mungkin berkat pengaruh alkohol.
Melihat orang-orang menari pun akhirnya membuat gue ikut tertarik untuk melepas stres di lantai dansa. Rasanya seperti bebas. Semua tugas kuliah dan tugas di kantor seperti hilang. Gue menggerakkan tubuh gue, mengikuti alunan musik dj yang mengisi klub ini. Rasa malu telah hilang entah kemana. Gak peduli gerakan gue seaneh apa, yang penting gue seneng.
Gak lama setelah gue terjun ke lantai dansa dan menari bersama kerumunan orang asing yang gue yakin sebagian besarnya juga mabuk seperti gue, gue merasakan sepasang tangan menggerayangi tubuh gue. Otak gue menolak keras kedua tangan tersebut, namun tubuh gue malah membalas sentuhan sepasang tangan nakal itu. Akal sehat gue udah gak berfungsi. Gue bahkan lupa ada pria nan jauh di Jepang sana yang sedang merindukan gue. Aroma tubuh pemilik kedua tangan yang gue yakini seorang pria tersebut benar-benar memabukkan. Dan adiktif.
Gue emang udah gila. Gue makin jatuh ke dalam pelukannya saat bibir lembutnya menyapu bagian sensitif gue, leher. Ingin memberontak, namun apa daya tubuh ini malah menikmatinya. Gue makin gila saat bibir itu menjamah tengkuk gue. Tubuh ini melemas dan hampir ambruk jika pria yang tidak gue kenal ini tidak menahan tubuh gue.
Cukup lama pria itu berkutat dengan leher gue dan gue jamin pasti akan ada banyak kissmark yang gue temukan besok di sana saat gue sadar nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Sin [Complete]
Romantizm"Gue bilang gue hamil ya gue hamil. Bagian mana dari 'gue-hamil-brengsek' yang gak lo mengerti?" Kebanyakan, di dalam sebuah drama Korea, sinetron Indonesia, atau bahkan serial-serial India, ada sesosok wanita menyebalkan yang dibenci oleh penonton...