[▶] Dengarkan Dia – Nyanyian Untuk Si Buah Hati, Adele – Make You Feel My Love, Min Chae – Another Me
Velona
Akhirnya pulang ke rumah sendiri setelah seminggu di rumah papa mama. Jadi, setelah dua hari di rumah sakit itu gue sama Rory dibolehin pulang. Tapi kami gak pulang ke rumah kami sendiri. Satu minggu kemarin kami menginap di rumah papa dan mama. Biar gue belajar dulu dari mama cara mengurus bayi katanya. Waktu di rumah sakit sebenarnya udah diajarin, tapi katanya biar makin mahir harus belajar lagi di rumah sama mama, mbak Ica, dan bu Putu. Ya udah deh, gue ngikut aja. Lumayan kan jadi ada yang bantuin jaga Rory.
Si Draco sih gak berguna.
Kalo gak kerja, paginya masih molor, siangnya kelayapan, pulang malem langsung tidur. Pas Rory bangun tengah malem, bukannya bangun bantuin gue, eh dia tetep tidur. Ngomongnya aja kemarin kangen Rory, pengen liat Rory, udah di sini ya kumat lagi kayak dulu. Tai emang dia.
Waktu di rumah papa masih gue biarin aja. Capek. Ngurus diri sendiri sama Rory aja udah abis tenaga gue, gak ada sisa tenaga buat ngurusin brandal satu ini. Tapi sekarang di rumah gak ada keringanan lagi. Pokoknya pulang kerja harus pulang ke rumah urus anak. Gak ada ceritanya ke klub sampe tengah malem. Enak aja dia seneng-seneng tapi gue di rumah sibuk sendiri ngurus anak.
"Sama daddy ya sayang. Mommy mau belanja dulu," kata gue pada Rory yang baru saja selesai gue susui. Gue pun meletakkan Rory di sebelah Draco yang masih tertidur pulas.
Iya, kami sekamar lagi. Rasanya udah gak ada efeknya lagi pisah ranjang mengingat kami kembali tidur seranjang sejak di rumah papa. Lagian juga ranjang di kamarnya Rory gak seempuk ranjang kami.
Gue menepuk-nepuk bahu Draco. "Bangun woy," panggil gue pelan agar tidak membangunkan Rory.
Draco yang merasa tidurnya terganggu pun menggeliat malas dan mengerang. "Hmmm?"
"Jagain Rory, gue mau belanja ke warung," perintah gue.
"Hmm," responnya. Dia mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mengibas-ngibaskan tangannya seolah-olah berkata, 'iye, sono pergi.'
Karena geregetan, gue pun bangkit dari ranjang lalu menarik rambutnya, membuat kepalanya tertarik saat gue berjalan. Biar bangun beneran dia.
"AAAAA!!!" jeritnya kesakitan. Untung aja Rory gak bangun mendengar suara kerasnya.
"Liatin tu yang bener! Awas lo bobo lagi!" ancam gue.
"Kasar banget lo!" balasnya namun gak gue pedulikan. Gue tetap melenggak santai keluar kamar meninggalkan dia yang menatap gue tajam sambil mengusap-usap kepalanya.
***
"Berapa bu semuanya?" tanya gue pada Bu Fitri, pemilik warung yang berada gak jauh dari rumah. Hanya 5 menit kalo jalan kaki. Gak capek kok. Dokter juga kemarin nyaranin buat istirahat yang cukup dan tetap beraktivitas seperti biasa untuk mengaktifkan otot perineum agar peredaran darah lancar sehingga mempercepat proses penyembuhan. Yang penting gak beraktivitas yang berlebihan kayak nyangkul atau bajak sawah gitu.
"Tujuh puluh tiga mbak," jawabnya. Gue pun membuka dompet gue untuk mengambil uang.
Kalian tau apa yang gue temuin waktu buka dompet?
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Sin [Complete]
Любовные романы"Gue bilang gue hamil ya gue hamil. Bagian mana dari 'gue-hamil-brengsek' yang gak lo mengerti?" Kebanyakan, di dalam sebuah drama Korea, sinetron Indonesia, atau bahkan serial-serial India, ada sesosok wanita menyebalkan yang dibenci oleh penonton...