[▶️] Lady Gaga - Million Reasons, Christina Perri - Human, Min Chae - Another Me
Third POV
Saat itu pukul 10 pagi ketika ponsel Draco terus berdering. Draco yang saat itu sedang sibuk mengecek laporan progress pembangunan hotelnya pun bergeming. Ia meletakkan pulpennya lalu melirik layar ponselnya.
Alvaro is calling....
Dahinya mengernyit. Tidak biasanya adik bungsunya tersebut menelponnya di jam kerja seperti ini. Jika ada sesuatu yang ingin Alvaro sampaikan padanya, biasanya ia hanya mengirim pesan singkat lewat aplikasi. Tetapi, jika Alvaro sampai menelponnya berkali-kali seperti ini, pasti ada hal penting yang harus segera disampaikan.
Draco pun meraih ponselnya lalu menerima panggilan tersebut.
"Ya, Var?"
"Drake! Papa masuk rumah sakit!"
Mata Draco membulat. Ada apa lagi dengan ayahnya? Baru saja kemarin ia datang ke rumah untuk menyambut kepulangan kedua orang tuanya dan ayahnya terlihat baik-baik saja.
Entah mengapa firasat Draco tak enak.
Setelah Alvaro memberitahu rumah sakit tempat ayah mereka di rawat, Draco langsung bangkit dan bergegas menyusul ke rumah sakit.
***
"Rory," panggil Velona sembari mendekati putrinya yang sedang sibuk dengan lego pemberian Aditya.
Putrinya tersebut menoleh lalu menunjukkan lego di tangannya pada Velona. "Mama go."
Velona mengangguk, "Iya itu lego."
Rory meletakkan legonya lalu merangkak ke pangkuan ibunya. Tangan kecilnya meraih leher Velona, menjadikannya pegangan untuk berdiri. "Mamaaa," peluknya manja.
Velona terkekeh. "Kenapa sayang?" Tangannya membelai lembut rambut Rory yang sudah mulai memanjang.
Rory mendongakkan kepalanya melihat Velona. "Muah!" Pintanya.
Senyum Velona semakin lebar melihat tingkah menggemaskan putri sulungnya tersebut. Rory biasanya lebih sering bersikap manja pada Draco ketimbang dirinya. Tetapi, ada saat-saat Rory benar-benar mencari perhatian darinya. Velona pun tak segan mengecup singkat bibir putrinya tersebut.
Setelah beberapa saat tertawa bersama, Velona pun mendudukkan Rory di pangkuannya lalu mengarah tangan kecil Rory ke perutnya yang masih rata. "Rory tau nggak, di dalem sini ada dede bayi. Dedenya Rory," ujarnya pada sang putri.
Seminggu berlalu semenjak ia mengetahui bahwa dirinya tengah mengandung. Sekarang ia lebih legowo dalam menerima kenyataan baru ini. Semuanya juga tak lepas dari dukungan Draco.
Draco benar-benar menjadi suami yang siaga. Tiap pagi ia akan memegangi rambut Velona saat Velona muntah. Draco juga akan memijat tengkuknya, memastikan Velona sarapan sebelum dirinya berangkat kerja. Pada siang hari Draco akan memijit kaki Velona saat Velona berkunjung ke kantornya untuk membawa bekal makan siang. Malam harinya Draco menjaga Rory sampai menidurkannya, kemudian ke kamar mereka untuk menemani Velona tidur.
Mereka juga masih suka ribut. Tetapi bukankah itu memang kebiasaan mereka?
"Oly?" Rory yang tidak mengerti malah menepuk-nepuk perut Velona.
"Iya dulu Rory di sini, tapi sekarang adeknya Rory yang di sini," jelas Velona meskipun ia tahu Rory pasti belum paham.
"Mulai sekarang Rory dipanggil kakak ya? Kakak Rory," ujarnya lagi.
"Kak! Kak!" Seru Rory girang. Velona tahu Rory girang pasti karena mengira Ade dan Dara datang. Begitu mendengar kata kakak pikirannya pasti tertuju pada kakak-kakak sepupunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Sin [Complete]
Romance"Gue bilang gue hamil ya gue hamil. Bagian mana dari 'gue-hamil-brengsek' yang gak lo mengerti?" Kebanyakan, di dalam sebuah drama Korea, sinetron Indonesia, atau bahkan serial-serial India, ada sesosok wanita menyebalkan yang dibenci oleh penonton...