Episode 31: Lonely

5.4K 465 32
                                    

[▶️] The Overtunes - Begitu Indah, Henry - It's You

Third POV

"DRACOOOOOOOOOO!!!!"

Beginilah minggu pagi Draco di mulai. Ia pikir setelah Velona menerimanya kembali ke ranjang mereka, Velona akan menjadi lebih baik padanya. Tetapi ia salah. Velona bahkan menjadi lebih kejam.

Hari minggu yang seharusnya ia gunakan untuk istirahat, sekarang harus ia korbankan untuk membantu Velona mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Minggu lalu istrinya tersebut telah mengeluarkan ultimatum kalau dirinya harus memotong rumput dan menjemur cucian setiap hari minggu pagi. Velona bahkan dengan tega menyuruh Draco menguras wc mereka.

"Oh ya udah kalo nggak mau. Mulai sekarang kita balik sendiri-sendiri aja lagi kayak dulu. Kamar Rory masih kosong tuh kalo lo lebih nyaman di sana," ancam Velona tiap kali Draco menunjukkan penolakan.

Draco tak habis pikir. Dirinya adalah Draco Alexander Hartawan, salah satu pewaris kekayaan keluarga Hartawan. Dia punya banyak uang. Untuk apa ia melakukan pekerjaan seperti ini di saat ia bisa membayar seseorang untuk melakukannya? Tetapi Velona tidak akan pernah mendengarkan Draco.

Draco mengacak rambutnya gusar. Ia masih mengantuk.

"DRACO ALEXANDER HARTAWAN!!! BANGUN LO BABI!! UDAH JAM BERAPA INI?!"

Kesal, Draco pun melempar selimutnya sembarangan lalu bangun dari tidurnya. Dengan langkah malas, ia berjalan keluar kamar. Dilihatnya Rory asik berguling-guling di atas karpet ruang keluarga, sementara Velona sibuk di dapur.

"DRACOOOOO!" Teriak Velona lagi, belum menyadari kehadiran Draco di belakangnya.

"Berisik lo mak lampir!" Sahut Draco sambil melempar lap meja ke punggung Velona.

Yang dilempari langsung berbalik dan menatap Draco kesal. "Eh babi udah bangun," ujar Velona dengan nada manis yang dibuat-buat.

Draco mendekati istrinya dan memeluk manja Velona. "Baby, you mean," koreksinya membuat Velona mendengus geli. Ia mengusap-usap hidungnya di bahu Velona.

"Rumput di belakang udah mulai panjang tuh!" Kata Velona.

"Masih ngantuk," gumam Draco dengan kepalanya yang kini ia letakkan di bahu Velona dan mata terpejam.

Velona mengedikkan bahunya, berusaha menyingkirkan Draco. "Siapa suruh semalem begadang nonton film."

"Abisan lo disuruh boboin gue nggak mau sih!" Balas Draco. Ia pun melepas Velona dan membiarkan Velona kembali memasak sebelum masakannya menjadi gosong karena ulah Draco. Bisa makin diomeli nanti dia.

"Mending gue tidur lah daripada ngeladenin lo yang banyak maunya!"

Draco mencebik. "Giliran lo aja maunya harus diturutin."

"Ngomong apa barusan? Lo mau tidur di kamar Rory lagi?" Inilah senjata Velona kalau ia tidak memiliki argumen kuat untuk membalas Draco. Selalu mengancam Draco.

"Iya sekarang gue potong rumput! Puas?!" Draco berjalan sambil menghentakkan kakinya seperti anak kecil.

Draco Alexander Hartawan, pria tampan, kaya, dan digandrungi banyak wanita, memotong rumput di pagi hari. Sudah dipastikan teman-temannya akan menertawainya jika mereka mengetahui ini. Ia yakin, Jimmy dan Kevin akan menjadi orang yang tertawanya paling keras.

"Abis itu jemur cucian! Masih di mesin cuci semua tuh. Cepetan ya, Rory belum dimandiin soalnya! Bentar lagi juga jam makannya Rory," seru Velona menambahkan daftar pekerjaan yang harus dikerjakan Draco.

***

Kehidupan sebagai ayah memang menyenangkan. Tetapi tidak lagi jika anak sudah memutuskan untuk melukis di baju ayahnya dengan makanan mereka. Seperti yang terjadi pada Draco saat ini.

Beautiful Sin [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang