Episode 13: Sweet Charade

9.2K 543 37
                                    

[] Iqbaal D. & Caitlin H. – Sampaikan Sayangku Untuk Dia, Trisouls – Senyummu Hanya Untukku, Dawes – Things Happen.

Velona

Setelah kurang lebih 3,7 tahun gue menuntut ilmu di Universitas Mahabharata, akhirnya gue lulus juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kurang lebih 3,7 tahun gue menuntut ilmu di Universitas Mahabharata, akhirnya gue lulus juga. Siang tadi gue dan teman-teman gue sudah resmi menyandang gelar sarjana kami. Rame banget deh karena ada lima keluarga ngumpul jadi satu. Keluarganya Randy, Mahes, Bintang, Aditya, dan keluarga gue dan Alvaro. Belum lagi teman-teman kami di tempat kerja juga ada yang datang ke hotel untuk mengucapkan selamat.

Sekarang kami semua, kecuali Bintang dan Aditya yang sudah punya agenda dengan keluarga masing-masing, ngumpul di rumah mama dan papa untuk merayakan kelulusan kami. Keluarga Mahes dan Randy juga masih di sini.

"Ro, lu kenapa gak kerja di kantor keluarga lu aja sih?" tanya Mahes saat dia dan Alvaro sedang memanggang seafood. Kebetulan gue lagi di deket mereka menata meja makan.

"Gak greget aja. Kurang menantang. Gue pasti masuknya gampang," jawab Alvaro.

Kak Geo yang saat itu sedang membumbui ikan pun menyahut, "Kata siapa lo bakal gue kasi masuk segampang itu? Draco aja dari ngelamar sampe direkrut prosesnya sama kayak orang lain. Gak ada special treatment ya mentang-mentang kita ada hubungan keluarga."

"Mantap!" puji Mahes.

"Ya pokoknya gue gak mau lah kerja sama orang yang masih ada hubungan keluarga. Ntar orang-orang bukannya ngeliat kinerja gue, malah ngeliat koneksi gue," ujar Alvaro.

"Good luck! Semoga lancar karir lo di luar sana," doa kak Geo yang diamini oleh Alvaro, Mahes, dan juga gue.

"Lo ngapain sih? Kan udah disuruh diem sama mama," omel Draco yang baru datang. Kumat deh lebaynya.

"Gak bisa gue liat yang lain kerja terus gue diem aja," sahut gue.

Draco menghela nafasnya. Sebelum ini dia udah sering banget memperingatkan gue biar gak terlalu capek mengingat usia kandungan gue sekarang udah delapan bulan. Tadi aja pas di acara wisuda dia rempong banget. Pokoknya gue gak boleh berdiri lama-lama lah, gak boleh jalan di tempat yang rame biar gak kesenggol orang lain, gak boleh ini gak boleh itu, harus gini harus gitu, sampe pusing gue denger dia ngoceh mulu. Mana pake acara mau nganterin gue pas naik ke panggung segala. Gila emang tu orang.

"Ya udah, lo diem di sini aja, biar gue yang bawain piring-piring sama perlengkapan makan yang lainnya," perintah Draco. Gue mengangguk mengiyakan. Biar gak jadi perdebatan aja. Lagian gue juga sebenarnya capek kalo harus bolak-balik. Perut gue yang gede ini bikin gue gak bisa jalan secepat dulu. Gue juga harus super hati-hati biar gak kepeleset atau tersandung.

Draco pun kembali ke dapur untuk mengambil perlengkapan-perlengkapan yang akan kami gunakan untuk makan malam. Semakin hari dia semakin protektif terhadap gue. Dia bahkan nyuruh gue cepet-cepet cuti dari tempat kerja.

Beautiful Sin [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang