HANI POV-
Ini gila! Ya, hari ini sungguh gila! Bagaimana mungkin hari pertamaku masuk sekolah aku harus merelakan first kissku dicuri oleh orang asing yang menyebalkan? Gila!
Aku masih diam dengan mata terbelalak. Saat kurasakan bibirnya bergerak barulah aku sadar dan langsung mendorongnya hingga pagutan kami terlepas. Aku menatapnya dengan sengit. "Apa yang kau lakukan? Kau gila?!"
Kulihat ia menyeringai. Oh.. Betapa aku membenci seringaiannya itu. Ia mendekatiku dan langsung menarik pinggangku hingga badanku menubruk dada bidangnya.
"Aku hanya menciummu, sayang. Memangnya salah aku mencium pacarku sendiri?" ucapnya sambil menaikkan alis kanannya. Sontak saja semua murid yang mendengarnya langsung berteriak histeris. Aku melongo. Pa-apa? Kurasa aku harus memeriksakan telingaku nanti.
"Pa-car?!" seruku tidak percaya. Ia lalu mengedarkan pandangannya keseluruh murid yang menyaksikan kami.
"Dengar! Mulai hari ini dia adalah pacarku. Jika ada yang berani menyentuhnya ataupun mengganggunya, maka kalian berhadapan denganku!"
Aku mengangga. Gila! Namja ini sudah gila! Aku melihatnya menyeringai kearahku. Namja sialan! Aku langsung menginjak kakinya dengan keras membuatnya meringis sambil memegangi kakinya.
Aku berlari meninggalkannya tanpa mempedulikan teriakannya dan pandangan sinis dari semua murid. Aku butuh ketenangan!!
***
Aku mengelap meja yang sedikit kotor akibat tumpahan kopi dan jus. Kuseka keringat yang menetea dikeningku. Kulirik jam tangan berwarna putih yang melingkar ditangan kiriku. Pukul 8 KST.
Waktunya aku pulang. Aku menuju ruangan karyawan dan melepas seragam kerjaku. Ya, aku bekerja part time disebuah cafe. Keluargaku bukanlah keluarga kaya. Hanya keluarga sederhana yang bahagia. Ayahku sudah meninggal 2 tahun yang lalu.
Aku mengambil tasku. "Aku pulang duluan." seruku sambil melambaikan tanganku pada teman-teman kerjaku.
Aku melangkah meninggalkan cafe. Saat aku sedang berjalan menuju halte, tiba-tiba sebuah motor ninja berwarna merah berhenti disampingku. Aku mengernyitkan keningku. Saat si pengendara itu membuka helmnya aku langsung membulatkan mataku. Sial! Kenapa aku bertemu lagi dengannya.
"Naik." ucap Taeyong sambil menyerahkan sebuah helm berwarna putih kearahku. Aku menggeleng. Taeyong menghela napas panjang lalu menarik tanganku agar mendekat kemudian memakaikan helm itu dikepalaku dengan memaksa. Ingat, MEMAKSA. Aigoo... Apa dia tidak bisa lembut sedikit. Kepalaku sakit!
"Cepat naik!" ucapnya tegas membuatku mau tidak mau menaiki motornya. Aku memegang bahunya. Taeyong tak kunjung menjalankan motornya membuatku heran. Tiba-tiba ia menarik kedua tanganku dan melingkarkannya diperutnya. Aku membelalakkan mataku. Aku mencoba menarik tanganku kembali namun ia menahannya. Taeyong mulai melajukan motornya. Awalnya pelan, namun lama-kelamaan semakin cepat membuatku mengeratkan pelukanku. Udara sangat singin mengingat aku hanya memakai t-shirt lengan pendek dan celana jeans.
"Dimana rumahmu?" tanyanya.
"Lurus saja. Nanti ada perempatan, belok kanan." tunjukku. Taeyong mengangguk. Tak lama kemudian kami mulai memasuki kawasan rumahku.
"Itu rumahku." aku menunjuk sebuah rumah sederhana berwarna putih dengan Taman yang berisi berbagai macam bunga. Taeyong memberhentikan motornya didepan rumahku. Aku turun dari motor dan melepaskan helm. Kuberikan helm itu kepada Taeyong.
"Gomawo." kataku. Ia mengangguk. "Siapa namamu?" tanyanya.
"Hani. Jung Hani." jawabku. Aku diam. Sampai kemudian aku membulatkan mataku. "Kau tidak tahu namaku tapi kau sudah mengaku sebagai pacarku?!" teriakku kencang sampai-sampai ia menjauhkan wajahnya dan menutup kedua telinganya.
"Woah.. Daebak!! Kau memang sudah gila rupanya." ucapku sambil berkacak pinggang. Dia menatapku tajam membuatku mengatupkan bibirku.
"Aku tidak perlu tahu siapa kau. Yang kutahu kau pacarku."
Aku melongo. Namja ini 100.000% gila!
"Bagaimana bisa? Aku bahkan tidak mengenalmu. Bagiku kau hanya orang asing menyebalkan. Bahkan aku tidak mengenalmu."
"Geurae. Namaku Taeyong. Sekarang kau sudah mengenalku."
"Bagaimana bisa hanya seperti itu?"
"Yang terpenting kau sudah tahu namaku."
Aku hendak melontarkan protes saat sebuah suara memanggilku.
"Hani?"
Aku menoleh kebelakang dan melihat Hana eonnie berjalan kearahku dengan wajah bingung. "Eonnie.." sapaku. Ia berhenti disampingku dan melihat Taeyong dengan pandangan heran.
"Dia siapa?" tanya Hana eonnie.
"Dia te-mmphh"
"Aku pacarnya." ucap Taeyong dengan tangan membekap mulutku.
Aku melotot kearahnya. Kulihat Hana eonnie yang melongo. Hana eonnie shock. Tentu, aku tidak pernah mengajak seorang namja kerumah apalagi mempunyai pacar.
Aku melepaskan tangan Taeyong. "Apa yang kau katakan?" tuntutku. Taeyong hanya mengedikkan bahunya. Jinjja... Jika membunuh itu boleh, aku pasti sudah membunuhnya.
"E-eoh.. Aku Hana. Kakaknya Hani." Hana eonnie mengulurkan tangannya yang disambut oleh Taeyong.
"Lee Taeyong." ucapnya. Sopan juga dia dengan eonnieku.
"Pulang sana." seruku.
Taeyong menoleh kearahku. "Aku akan pulang. Besok kau kujemput"
Ia lalu menarik tengkukku dan mengecup bibirku kilat sebelum ia memakai helmnya. Aku diam mematung.
Begitupun Hana eonnie yang menganga tidak percaya. Ia lalu menjalankan motornya meninggalkan rumahku.
Aku mengerjapkan mataku berkali-kali sampai akhirnya aku tersadar. "DASAR NAMJA GILA!!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔
FanfictionGanteng kok brengsek? Highest rank #8 in Taeyong Highest rank #88 in Fanfic