Hani terus menggerutu sepanjang jalan. Hari minggu yang seharusnya ia gunakan sebagai alasan untuk bermalas-malasan harus kandas karena kakaknya menyuruhnya pergi ke cafe tempat kakaknya bekerja.
"Kenapa Hana eonnie selalu melupakan dompetnya sih..." gumam Hani sambil menghentakkan kakinya kesal membuat pengguna jalan lain menatapnya heran.
Tak lama kemudian Hani sudah sampai didepan cafe tempat Hana bekerja. Saat hendak memasuki cafe ia melihat seorang pelayan yang sedang dimarahi oleh seorang namja, sepertinya itu pelanggannya.
Hani menyipitkan matanya. Saat itulah matanya terbelalak. Itu Hana. Hani buru-buru memasuki cafe itu dan terkejut melihat Hana yang menangis dengan namja itu terus memarahinya sedangkan pelanggan lain dan karyawan cafe itu hanya menonton tanpa berbuat apa-apa.
Hani menggulung lengan bajunya sampai siku. Tidak ada yang boleh membuat Hana menangis. Keluarganya saja tidak pernah membuat Hana menangis. Hani mendekati namja itu dan langsung melayangkan pukulannya kewajah namja itu hingga jatuh tersungkur. Semua orang langsung terkejut dan melongo melihat kejadian itu.
"APA YANG KAU LAKUKAN?!!" teriak namja itu sambil berusaha berdiri.
"Kau yang apa? Kenapa kau membuat eonniku menangis hah?!"
"Hei, pelayan ini menumpahkan kopi kepakaianku. Tentu saja aku marah!"
"Itu hanya kopi! Kenapa kau sampai membuatnya menangis?"
"Dengar, orang ceroboh sepertinya tidak pantas berkerja disini. Kau tahu karena kecerobohannya pakaian mahalku jadi kotor"
"Hei tuan, kau pasti kaya karena bisa beli baju semahal itu. Karena itu... KAU KAN BISA MEMBELINYA LAGI DENGAN UANGMU!!"
Hana yang melihat adiknya mulai tidak terkendali langsung memeluk lengan Hani.
"Sudahlah Hani, ini emang salahku karena aku ceroboh."
"Lihat, dia saja mengaku salah. Hei kau pelayan, kau harus mengganti bajuku ini."
"Baik tuan. Akan saya ganti." ucap Hana serak. Hani melongo. "Eonnie!"
"Tidak apa Hani, ini memang salahku."
Hani menatap namja itu sengit yang dibalas dengan tatapan tajam namja itu. Hani sudah muak dengan namja didepannya ini.
"Eonnie mianhae" ucap Hani.
Ia lalu maju dan kembali melayangkan pukulan kewajah namja itu hingga sudut bibirnya robek dam mengeluarkan darah. Hani lalu menarik tangan Hana untuk keluar dari dalam cafe itu tanpa memedulikan namja itu yang terus memanggilnya.
"Sialan!!" namja itu menendang meja didepannya hingga rubuh dan menimbulkan bunyi pukulan yang keras.
***
Hani sedang sarapan dengan ibunya saat Hana datang dengan wajah sedikit suram. Hana lalu duduk disamping Hani dan memakan roti gandumnya.
"Eonnie kenapa?" tanya Hani. Hana tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Mata Hani menyipit.
"Eonnie tidak bisa membohongiku."
Hana mendesah pelan. "Aku dipecat dari cafe tempatku bekerja."
Hani tersedak makanannya dan ibunya melongo tidak percaya. "Bagaimana bisa?" tanya ibunya. Hani menggigit bibir bawahnya.
"Apa karena aku?" tanya Hani lirih. Hana mengangguk.
"Eonnie mianhae.. Karenaku eonnie jadi kehilangan pekerjaan eonnie. Jeongmal mianhae." ucap Hani sambil menggoyangkan lengan Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔
FanfictionGanteng kok brengsek? Highest rank #8 in Taeyong Highest rank #88 in Fanfic