Chap. 12

10.8K 1.2K 0
                                    

Taeyong mengusap wajahnya dengan kasar. Ini sudah 30 menit ia menunggu didepan sebuah ruangan yang digunakan untuk menangani Hani. Dari kejauhan Seunghee datang bersama Mark sambil menenteng tas Hani. Taeyong mengerutkan keningnya.

"Kau bersama Mark?" Tanya Taeyong. Seunghee melirik Mark kemudian mengangguk. "Tadi tidak sengaja berpapasan diparkiran."

Taeyong mengangguk.

"Ini tasnya Hani." Seunghee meletakkan tas Hani dibangku disebelah Taeyong. "Bagaimana keadaan Hani?" Tanya Seunghee khawatir.

"Molla. Dokter belum keluar." Tepat setelah Taeyong mengatakan itu seorang dokter dan dua orang suster keluar dari ruangan Hani. Taeyong langsung bangkit dan menghampiri dokter tersebut.

"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Taeyong.

"Lengannya terkilir dan tulang rusuknya retak."

Taeyong, Seunghee dan Mark terkejut. Separah itukah?

"Saya sudah memberinya obat. Untuk sementara dia tidak boleh melakukan aktivitas yang berat. Pada saat ia terjatuh tulang rusuknya menekan paru-parunya sehingga jika ia kelelahan atau banyak pikiran ia akan kolaps atau sesak napas. Karena itu aktivitasnya harus diawasi." Jelas dokter.

Seunghee menutup mulutnya terkejut. "Kalau begitu saya permisi." Dokter tersebut lalu berlalu bersama dua suster. Seunghee membuka pintu ruangan Hani dan terlihatlah Hani yang sedang berbaring sambil melihat-lihat sekeliling. Senyumnya mengembang saat melihat Seunghee.

"Hei.." sapa Hani. Seunghee langsung menghampiri Hani dan menatap lengan Hani yang diperban dengan tatapan sendu. "Pabbo. Kenapa kau bisa seperti ini?" Seru Seunghee frustasi. Hani terkekeh. "Ini kecelakaan sobat."

"Kau tahu, aku tidak bisa melihatmu seperti ini."

"Kalau begitu jangan lihat." Kekeh Hani.

"Ya!!" Teriak Seunghee kesal. Dasar! Teman sedang khawatir tapi Hani malah bercanda. Taeyong menghela napas lega melihat Hani sudah lebih baik. Mark memasuki ruangan Hani sambil menenteng tas Hani.

"Hei girl, kau masih hidup?" Canda Mark sambil menghampiri Hani. Hani mendengus. "Sialan kau Mark!" Ucap Hani. Mark tertawa kecil.

Setelah mengobrol kurang lebih satu jam, akhirnya Seunghee dan Mark pamit pulang.

"Aku pasti akan merindukanmu." Kata Seunghee sambil mengerucutkan bibirnya. Pasalnya Hani harus beristirahat selama 2 hari dirumah.

Hani tersenyum. "Kau bisa meneleponku."

Seunghee mengangguk lemah. "Kalau begitu aku pulang dulu." Seunghee memeluk Hani lembut, takut jika ia menyakiti Hani. Hani tersenyum. "Hati-hati dijalan."

Seunghee dan Mark lalu keluar ruangan meninggalkan Taeyong dan Hani. Hani melirik Taeyong yang sedari tadi diam.

"Eumm.. Aku ingin pulang." Ucap Hani. Taeyong mengangguk lalu membantu Hani turin dari ranjang. Taeyong lalu mengambil tas Hani yang ada disofa, kemudian kembali menuntun Hani. Setelah membayar administrasi mereka lalu menuju parkiran. Taeyong membukakan pintu mobil mempersilahkan Hani masuk. Setelah itu Taeyong duduk dibangku kemudi.

Hani menyenderkan punggungnya dan memejamkan matanya. Taeyong melirik Hani sebentar kemudian berdeham. "Apa masih sakit?"

Hani membuka matanya kemudian melihat Taeyong. "Sedikit. Rasanya dadaku sesak."

Taeyong menghela napas panjang. Entah mengapa ia ikut merasa sesak melihat Hani yang kesakitan.

***

Hani berbaring diranjangnya. Taeyong baru saja pulang setelah mengantarnya. Hani kembali memutar kejadian tadi diotaknya. Tiba-tiba pipinya memerah mengingat Taeyong yang menggendongnya dan membawanya kerumah sakit. Hani memejamkan matanya.

"Aku tidak mungkin menyukainya.."

TBC

Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang