Seunghee menatap gedung didepannya dengan ragu. Keputusan orang tuanya untuk memasukkannya ketempat bimbingan belajar ternyata tak main-main. Ia akui ia memang bodoh. Nilai ulangannya selalu dibawah KKM. Bahkan Hani masih lebih pintar darinya. Terbukti dengan rapot yang Hani tunjukkan beberapa hari lalu. Nilai Hani sangat bagus, bahkan ia menduduki peringkat ketiga. Saat ia memberitahukan hal itu kepada orang tuanya, tanpa pikir panjang orang tuanya langsung berkata bahwa mereka akan memasukkannya ke bimbingan belajar.
Seunghee menghembuskan napas panjang. Ia lalu memantapkan niatnya kemudian mulai melangkah memasuki gedung. Sesampainya diruangan yang akan ia gunakan untuk belajar, Seunghee langsung mencari tempat duduk. Ia lalu menuju tempat duduk disamping jendela.
Seunghee mengeluarkan buku dan alat tulis dari dalam tasnya. Saat ia hendak membuka bukunya, tiba-tiba seorang namja berdiri disamping tempat duduknya.
"Chogiyo~" panggil namja itu. Seunghee mendongak dan terperangah melihat namja itu.
"Tam-pan.." batin Seunghee. Namja itu sangat tampan. Dengan kulit putih, postur tubuh yang tinggi dan gummy smilenya yang mampu membuat semua yeoja bertekuk lutut.
"Boleh aku duduk disini? Kursi lain sudah penuh." Kata namja itu. Seunghee mengangguk pelan masih dengan ekpresi blank-nya. Namja itu tersenyum lalu duduk disamping Seunghee.
"Na Jaemin imnida. Kau bisa memanggilku Jaemin." Jaemin mengulurkan tangannya ramah yang disambut dengan uluran tangan Seunghee.
"Naneun Kim Seunghee imnida." Kata Seunghee pelan. Jantungnya berdegup kencang saat merasakan tangan lembut itu. Bahkan pipinya terasa panas. Ouw, jangan sampai pipinya memerah saat ini. Itu akan sangat memalukan.
Jaemin tersenyum melihat ekspresi Seunghee yang menggemaskan. "Kau sangat lucu."
Demi apa, Seunghee melayang saat Jaemin mengatakan ia sangat lucu.
"Kau baru masuk bimbel?" Tanya Jaemin. Seunghee mengangguk pelan. "N-ne. Aku baru masuk hari ini."
"Ooh.. kalau begitu sama. Aku juga baru masuk. Kita belajar bersama ya?" Kata Jaemin masih dengan senyuman mautnya.
Demi celana kotaknya spongebob.. Seunghee sudah terbang kelangit ketujuh hanya karena senyum milik seorang Na Jaemin.
***
Mark terus berjalan tanpa tujuan. Ia sangat bosan. Meskipun sudah membolos sekolah, namun rasa bosannya belum berkurang. Ia kembali melajukan langkahnya saat melihat Seunghee berjalan dengan seorang namja sambil tertawa.
Mark memincingkan matanya. Matanya langsung membulat dan emosi langsung menguasainya.
"Bagaimana Seunghee bisa bersama bocah seribu muka itu? Dan kenapa mereka terlihat sangat dekat?" Pikir Mark. Tangannya mengepal kuat dan rahangnya mengeras saat melihat namja itu mengacak rambut panjang Seunghee.
Tanpa pikir panjang Mark langsung menghampiri mereka. Seunghee terlihat terkejut dengan kedatangan Mark. Berbeda dengan namja itu yang menatap Mark datar. Mark menatap namja itu sengit. Matanya bak memancarkan api yang siap membakar siapa saja.
"Lama tak jumpa, Jaemin."
***
Yuta terus menatap Taeyong yang tak henti-hentinya meneguk wine. Bahkan ini sudah wine kedelapan yang ia minum.
"Ya. Berhentilah. Kau akan mabuk." Kata Yuta. Taeyong menaruh gelas winenya dengan kasar diatas meja bar. Matanya menatap sekeliling. Entah mengapa malam ini ia merasa sangat frustasi.
"Kau ada masalah?" Tanya Yuta. Taeyong mengusap wajahnya sambil mendesah kasar. "Aku bingung."
Kedua alia Yuta menyatu. "Bingung kenapa?"
Taeyong menatap gelas winenya tanpa minat. "Hani. Aku takut ia akan menyukaiku."
Yuta awalnya masih tak mengerti dengan ucapan Taeyong sampai akhirnya ia paham. Taeyong takut jika Hani menyukainya.
"Kenapa kau harus takut? Toh, kau hanya main-main. Lagipula biasanya kau tak peduli jika ada yeoja yang menyukaimu."
"Ini berbeda. Aku takut jika Hani menyukaiku. Aku hanya akan menyakitinya dengan kenyataan saat ini. Bahwa aku hanya main-main. Aku juga takut jika aku juga menyukainya. Aku takut jika ia akan meninggalkanku jika ia tahu uang sebenarnya."
Taeyong menuangkan wine lagi kegelasnya kemudian menegaknya hingga habis.
"Aku tak pernah merasakan perasaan ini. Perasaan dimana aku berdebar-debar karenanya."
Yuta bungkam. Ia tahu ini akan terjadi. Hubungan yang awalnya hanya permainan kini menjadi serius. Hubungan yang awalnya mereka tolak, justru sekarang mereka ingin pertahankan.
***
"Jangan sampai ketahuan, atau kau akan tahu akibatnya."
"Ne, algeseumnida."
"Lakukanlah."
Hyuna mematikan panggilannya. Matanya menatap foto Hani dengan sengit.
"Tunggu saja, sebentar lagi kau akan menyesal telah merebut Taeyong dariku."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔
FanfictionGanteng kok brengsek? Highest rank #8 in Taeyong Highest rank #88 in Fanfic