Chap. 14

10.9K 1.1K 9
                                    

Jhonny memasuki sebuah cafe dan langsung menempati tempat duduk favoritnya yang disebelah jendela. Ya, Jhonny sering datang ke cafe ini dan ia selalu duduk dimeja disebelah jendela. Karena menurutnya tempat itu sangat nyaman dan ia bisa bebas melihat keluar. Seorang pelayan datang menghampiri Jhonny. "Anda ingin memesan apa?" Tanya pelayan itu.

"Americano dan Cheese Cake." Jawab Jhonny sambil mendongak melihat si pelayan yang sedang mencatat pesanan Jhonny. Kening Jhonny berkerut saat melihat wajah si pelayan itu. Ia melirik name tagnya. Jung Hana. "Kau pelayan baru?" Tanya Jhonny. Pasalnya ia tidak pernah melihat wajah si pelayan ini. Hana mengangguk sopan. "Iya tuan. Saya baru bekerja dua hari yang lalu." Hana lalu membungkuk dan berlalu menuju dapur cafe.

Jhonny terus memandang punggung Hana yang mulai menghilang. Bibir Jhonny tercebik. Entah mengapa ia merasa wajah Hana agak mirip dengan wajah Hani. Jhonny menggelengkan kepalanya. Mungkin hanya perasaannya. Jhonny lalu mengambil ponselnya. Mungkin dengan berselancar didunia Maya ia bisa sedikit lebih tenang.

Saat Jhonny sudah larut dalam kegiatannya. Tiba-tiba terdengar suara pecahan gelas. Sontak Jhonny menengok kearah suara begitu juga dengan pengunjung lain dan melihat Hana sedang berdiri sambil memegangi nampan dengan tubuh bergetar. Pecahan gelas berserakan disekitarnya.

"Aargh... Kau membuat jasku kotor." Seru seorang pria berbadan gempal sambil mengibaskan jasnya yang basah dan berwarna coklat karena terkena tumpahan kopi yang Hana bawa. Hana membungkukan badannya. "Jeosonghamnida.. Saya tidak sengaja." Ucap Hana dengan suara bergetar.

Pria itu mendekati Hana membuat Hana melangkah mundur masih dengan tubuh bergetar karena takut. "Aku harus menghadiri rapat penting dan kau mengotori jasku."

"Jeosonghamnida. Saya akan membersihkan jas Anda." Kata Hana sambil menunduk. Pria itu berdecak. "Kau pikir noda ini bisa hilang secepatnya? Karena kau aku terlambat dan pasti aku akan dipecat."

"Tapi itu bukan salah saya. Jika Anda tidak berdiri tiba-tiba Anda tidak akan menabrak saya." Bela Hana. Memang itu murni kesalahan pria itu. Jika saja ia tidak berdiri tiba-tiba dan membalikkan badannya ia pasti tidak akan menabrak Hana.

Wajah pria itu memerah menahan amarah. Ia lalu mencengkeram kerah seragam Hana membuat Hana refleks menutup kedua matanya dan berdoa dalam hati semoga ia tidak dipukul. Saat pria itu hendak melayangkan kepalan tangannya kewajah Hana, tiba-tiba Jhonny menahan tangan pria itu. Pria itu menatap Jhonny tajam. Sedangkan Jhonny memasang wajah datar namun dingin.

"Kau jangan ikut campur bocah." Ucap pria itu sambil melepaskan tangannya dari kerah seragam Hana. Jhonny tersenyum miring. "Bocah? Bukankah kau yang bersikap layaknya bocah. Kau seorang pria tapi berani melukai seorang wanita hanya karena masalah kopi."

"Dasar bocah kurang ajar." Pria itu hendak memukul Jhonny namun Jhonny lebih dulu menahan tangan pria itu dan memelintirnya kebelakang membuat pria itu memekik kesakitan.

"Seharusnya kau bisa bersikap lebih dewasa. Dasar tua bangka." Jhonny melepaskan tangannya dan membiarkan pria itu pergi dengan wajah memerah antara malu dan marah. Jhonny mengalihkan pandangannya ke Hana dan melihat Hana yang menunduk sambil meremas rok seragamnya.

"Kro gwaenchana?" Tanya Jhonny. Hana mengangguk. Ia lalu membungkukkan badannya. "Kamsahamnida. Maaf sudah merepotkanmu." Kata Hana sambil tersenyum manis. Jhonny balas tersenyum. "Sama-sama. Lain kali jika ada pelanggan seperti itu, kau tendang saja selangkangannya." Ucap Jhonny sambil tertawa kecil. Hana ikut tertawa. Entah mengapa Hana merasa senyuman Jhonny sangat menawan dan membuatnya nyaman.

***

Hani duduk termenung dibalkon kamarnya. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam namun ia belum juga tertidur. Ia memang sering insomnia. Dan malam ini insomnianya kambuh. Hani mendongak memandang langit yang malam ini sedang bertabur Bintang. Pikirannya menerawang kejadian tadi sore saat Jaehyun mengatakan bahwa ia menyukainya dan akan membuat hubungan Hani dan Taeyong putus.

Hani menghela napas panjang. Tiba-tiba sebuah batu yang entah datang darimana jatuh didepannya. Dibatu itu ditempel sebuah kertas. Hani lalu mengambil Batu itu dan melepas kertas itu kemudian membacanya.

"Lihatlah kebawah."

Hani mengernyit heran, namun ia tetap melakukannya dengan melongok kebawah tepatnya di halaman depan rumahnya. Disana berdiri sesosok namja dengan kepala yang ditutupi tudung hoodie berwarna hitam. Mata Hani menyipit. "Nuguya?" Tanya Hani. Namja itu lalu melepas tudung hoodienya dan mata Hani langsung membulat. "Taeyong sunbae.." lirih Hani.

Taeyong lalu berjalan mendekati rumah Hani. Mata Hani melotot saat melihat Taeyong yang dengan mudahnya memanjat pohon disamping rumah Hani dan melompat kebalkon Hani. Mata Hani mengerjap beberapa kali. Taeyong mendekati Hani dan berhenti tepat didepan Hani.

"Neo mwohaneungoya? Untuk apa malam-malam sunbae kesini?" Tanya Hani heran. Taeyong melihat Hani dari atas sampai bawah membuat Hani risih. Taeyong tertawa kecil melihat piyama Hani yang bergambar doraemon. Hani menyilangkan tangannya didepan dadanya saat menyadari tatapan Taeyong.

"Lihat apa kau." Kata Hani sengit. Ia mundur satu langkah. Taeyong berhenti tertawa. "Kau memang anak kecil ya."

Hani mendengus kesal. Ia lalu berjalan kedalam kamarnya yang diikuti oleh Taeyong. "Kenapa kau ikut masuk?" Tanya Hani heran. Taeyong tak menjawab, ia berjalan menuju ranjang Hani dan membaringkan tubuhnya diranjang empuk Hani.

"Kenapa kau malah tiduran dikasurku?" Tanya Hani sewot. Orang ini, datang tak diundang dan seenak jidatnya tidur diranjangnya. Taeyong tak menjawab. Ia malah memeluk guling membuat Hani melotot tak percaya.

"Sunbae... Aku mau tidur. Kau bangunlah dari ranjangku." Kata Hani dengan suara pelan karena takut membangunkan ibu dan Hana. Taeyong tetap tak bergeming. Hani mengacak rambutnya frustasi. Ia lalu menarik tangan Taeyong, mencoba membangunkan Taeyong.

"Sunbae.. kenapa kau sangat menyebalkan eoh? Aku ingin tidur sunbae.." rengek Hani masih terus menarik tangan Taeyong. Hani hendak melontarkan kata-kata lagi saat tiba-tiba Taeyong menarik tangannya membuat Hani jatuh tepat diatas tubuh Taeyong.

"S-sunbae..."

TBC

Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang