Chap. 35

9.2K 932 8
                                    

Hani menatap undangan ditangannya dengan kening berkerut. Ia baru saja sampai dikelasnya saat seseorang datang dan memberikannya undangan pesta kemenangan tim basket mereka. Tak hanya ia saja yang mendapatkan undangan, seluruh murid sekolah mulai dari kelas satu sampai kelas tiga mendapat undangan pesta.

"Kau akan datang?" tanya Seunghee. Hani mengangguk, tentu saja ia akan datang, ini adalah pesta sekolah pertamanya sejak ia pindah kesekolah ini.

Tiba-tiba pintu kelas terbuka dan Mark masuk dengan wajah datarnya. Ia melewati Hani dan Seunghee begitu saja membuat Hani kebingungan.

"Dia kenapa?" tanya Hani pada Seunghee. Seunghee mengangkat bahunya. "Molla, sudah sejak kemarin dia begitu, dia juga menjauhiku."

Hani mengangkat sebelah alisnya. Ia lalu melihat Mark yang sedang menidurkan kepalanya diatas meja dengan earphone dikedua telinganya.

***

"Kau akan datang?" tanya Taeyong begitu mereka sampai ditaman kota. Hani mengangguk. "Apa kau tidak datang?"

Taeyong menggeleng. "Aku akan datang, aku tidak mungkin membiarkanmu datang sendirian keacara seperti itu."

Hani tersenyum lebar, entah mengapa akhir-akhir ini Taeyong begitu protektif terhadapnya semenjak kejadian fotonya yang tengah berciuman dengan Kun.

"Akan kujemput nanti."

"Emm. Akan kutunggu."

Mereka lalu terdiam memandang langit yang mulai berubah orange. Hani memejamkan matanya menikmati angin sore menerpa wajahnya, tanpa ia sadari Taeyong terus memperhatikannya dengan senyum mengembang. Taeyong mengusap rambut Hani lembut membuat Hani menoleh dan tersenyum kearahnya.

"Aku sangat beruntung bisa memilikimu." ucap Taeyong pelan. Senyum Hani semakin lebar. "Aku juga beruntung memilikimu, si kapten basket dan cassanova sekolah."

Taeyong tertawa mendengar ucapan Hani. Ia beruntung, sangat beruntung. Memiliki seorang gadis yang mengubah hidupnya 180°, ia yang dulunya bad boy, dingin, urakan, tak peduli dengan sekitarnya, dan kasar, sekarang berubah menjadi lembut, lebih memperhatikan sekitarnya, dan merasakan apa itu cinta. Dan itu hanya akan ia tunjukkan pada Hani, si gadis yang berhasil mewarnai hidupnya dengan segala warna.

***

Seunghee baru saja keluar dari gerbang sekolah saat ia melihat Jaemin tengah berdiri dihalte bus didepan sekolahnya. Jaemin melambaikan tangannya dan berlari menghampiri Seunghee.

"Kenapa kau ada disini?"

Jaemin menyeringai lebar. "Aku menunggumu."

Seunghee menaikkan sebelah alisnya. "Untuk apa?"

"Ayo kita jalan-jalan. "

"Hah?"

"Jalan-jalan. Ayo!" Jaemin ingin menarik tangan Seunghee namun sebuah tangan lebih dulu menarik tangan Seunghee dan melingkarkan tangannya dipinggang Seunghee yang membuat Seunghee menatap pemilik tangan itu kesal.

"Dia tidak akan pergi denganmu."

Seunghee menatap Mark bingung, sedangkan Jaemin berdecih melihat tangan Mark yang melingkar di pinggang Seunghee.

"Apa urusanmu?" Jaemin berniat mendekati Seunghee namun Mark menahannya. Jaemin menatap Mark sengit.

"Jangan dekati dia." kata Mark pelan namun tegas. Jaemin tertawa kecil. "Apa masalahmu bung? Aku hanya ingin mengajaknya jalan-jalan saja."

Jaemin kembali mendekati Seunghee, Mark yang sudah tidak tahan langsung mencengkeram kerah baju Jaemin yang membuat Seunghee membulatkan matanya kaget.

"Apa yang kau lakukan?!" seru Seunghee kepada Mark.

Jaemin terkekeh. "Ada apa denganmu? Kau tidak suka aku mendekatinya?"

"Tutup mulutmu brengsek!"

"Cih, kau sama saja seperti dulu. Apa dia salah satu mainanmu?"

Buagh.. sebuah pukulan tepat mengenai pipi kiri Jaemin membuatnya jatuh tersungkur. Seunghee menatap Mark kaget. "Apa yang kau lakukan sih?!" Seunghee hendak membantu Jaemin saat tiba-tiba Mark menarik tangannya.

"Jangan membantunya."

"Kau tidak lihat ia terluka? Aku harus mem-"
"KUBILANG JANGAN MEMBANTUNYA!!" bentak Mark. Seunghee terjengit kaget, ia lalu memekik ringan saat Mark menarik tangannya menjauhi tempat itu.

Jaemin berdiri dan meraba pipinya yang terasa perih. Matanya terus menatap punggung Seunghee dan Mark yang semakin menjauh.

***

Seunghee berusaha menarik tangannya namun percuma, tenaga Mark lebih besar darinya. Seunghee meringis merasakan pergelangan tangannya yang terasa perih karena Mark yang terlalu kuat menarik tangannya.

"Berhenti! Tanganku sakit!!" teriak Seunghee yang berhasil membuat Mark menghentikan langkahnya dan melepaskan tangan Seunghee. Ia menatap Seunghee yang tengah menatapnya antara kesal, marah, dan kecewa.

"Kenapa kau memukul Jaemin?" teriak Seunghee.

"Seharusnya aku yang tanya kenapa kau masih mendekatinya?" balas Mark tak kalah kerasnya, membuat Seunghee terjengit kaget.

"Wae? Kau bukan siapa-siapaku! Kau tidak berhak mengaturku!"

Mark terdiam. Ia menatap Seunghee tajam membuat Seunghee ketakutan. "Jauhi Jaemin."

"Tidak."

"Jauhi."

"Tid-mmmpphh.."

Mark langsung membungkam bibir Seunghee. Diciumnya bibir itu dengan kasar, tak mempedulikan Seunghee yang memukul dadanya karena kaget dengan gerakannya yang tiba-tiba. Mark terus mencium bibir Seunghee kasar, sesekali ia menggigit bibir Seunghee membuat Seunghee mengerang kesakitan. Seunghee mendorong tubuh Mark dengan kuat membuat tautan mereka terlepas.

Plakk.. Sebuah tamparan mendarat dipipi kiri Mark. "Apa yang kau lakukan hah?!" teriak Seunghee frustasi.

Mark menatap Seunghee datar, sedangkan Seunghee mulai menangis. Ia merasa terhina, dicium paksa oleh orang brengsek seperti Mark.

"Kenapa kau melakukan ini padaku? Kemarin-kemarin kau menjauhiku, lalu kenapa kau tiba-tiba datang, menyuruhku menjauhi Jaemin dan menciumku seperti ini! Sebenarnya kau ini kenapa hah?!"

Mark masih menatap Seunghee datar. "Berhenti menangis."

Seunghee semakin mengeraskan tangisannya membuat Mark tahan. "Kubilang berhenti menangis!"

Seunghee membekap bibirnya, berusaha meredam tangisannya saat mendengar bentakan dari Mark.

"Kau ingin tahu kenapa aku seperti ini?"

Seunghee masih membekap bibirnya, tubuhnya bergetar dan isakannya masih terdengar.

"Aku cemburu."

Seunghee mendongak, menatap Mark bingung.

"Aku cemburu, karena kau berdekatan dengan sibrengsek itu." Mark menjeda kalimatnya. "Dan aku menyukaimu."

TBC

Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang