Chap. 34

8.5K 906 19
                                    

"Apa maksudnya ini?" Tanya Taeyong pelan. Deg, Hani tidak bisa berkata apa-apa. Sementara itu, pengumuman akan dimulainya pertandingan terdengar.

Taeyong masih menatap Hani meminta penjelasan, namun Hani hanya dapat terdiam, ia ingin bicara, tapi suaranya tidak ingin keluar. Sampai akhirnya Taeyong berjalan meninggalkan Hani sendiri, Hani masih terdiam ditempatnya dengan pikiran yang berkecamuk.

Hani terus memperhatikan Taeyong yang tengah mendribble bola dari tribun teratas. Beberapa kali bola yang Taeyong pegang berhasil direbut lawan, dan berulang kali pula ia gagal memasukkan bola kedalam ring. Hal itu tentu membuat pelatihnya kecewa, begitu juga dengan pendukung sekolah Hani. Mereka mendesah kesal saat lagi-lagi Taeyong gagal memasukkan bola kedalam ring.

"Hyung, kau kenapa? Kau terlihat kacau." Ucap Mark. Taeyong menggeleng pelan. Hani memperhatikan Taeyong harap-harap cemas. Dapat ia lihat Taeyong yang kelelahan dan frustasi.

"Taeyong sunbae kenapa?" Tanya Seunghee pada Hani, Hani mendesah kasar, ini karenanya, jika saja kemarin ia tidak menuruti Kun, jika saja ia tidak bermain basket dengan Kun.

"Jangan-jangan dia memikirkan hal tadi.. seharusnya aku bilang padanya, Taeyong oppa pasti berpikir kalau dia sudah kuhianati." Batin Hani kalut.

Taeyong berhasil merebut bola dari tangan lawannya dan mulai mendribble bola berwarna orange itu menuju ring lawan. Taeyong mulai memposisikan dirinya untuk memasukkan bola, tinggal 1 poin lagi dan sekolahnya akan menang. Hani terus memperhatikan Taeyong.

"Masuklah, kumohon masuklah." Doanya dalam hati. Taeyong mulai melempar bola dan.. MASUK!!

Penonton bersorak begitu juga dengan Hani, bahkan ia sampai menangis saking bahagianya. Anggota tim basket yang lain menghampiri Taeyong dan memberikannya applouse. Hani tersenyum melihat Taeyong yang terlihat bahagia bersama yabg lainnya. Ia hendak meninggalkan tribun penonton saat Taeyong memanggilnya.

"Jung Hani."

Hani menoleh, Taeyong berjalan menghampirinya ditribun belakang. "Kenapa kau menangis dibelakang seperti ini?" Taeyong berhenti beberapa langkah didepan Hani. "Kemarilah, bukankah sudah kubilang aku tidak akan melepaskanmu." Ucap Taeyong sambil merentangkan tangannya.

Hani semakin meneteskan air matanya. Tanpa menunggu lama ia langsung berhambur kepelukan Taeyong. "Mianhae, aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Kun, sungguh." Kata Hani sambil sesenggukan. Taeyong mengeratkan pelukannya. "Aku percaya padamu."

Taeyong melonggarkan pelukannya, ditangkupnya kedua pipi Hani. Hani memejamkan matanya saat bibirnya bertabrakan dengan bibit Taeyong. Mereka saling melumat, tak mempedulikan orang-orang yang melongo menatap mereka tak percaya, bahkan para fans Taeyong berteriak histeris.

Kun menghampiri Hyuna yang menatap kedua manusia yang tengah berciuman itu. "Sepertinya foto ciuman itu gagal ya."

Hyuna berdecih. "Tenang, aku masih punya rencana lain."

***

Taeyong memberhentikan motornya ditaman kota. Ditariknya tangan Hani menuju sebuah bangku dibawah pohon maple. Hani menatap sekeliling, hanya ada beberapa orang saja mengingat menjelang malam. Hani tersadar saat merasakan sebuah tangan memeluk pinggangnya erat. Hani menoleh dan melihat Taeyong yang tengah tersenyum kearahnya.

"Aku merindukanmu." Kata Taeyong pelan. Hani mengerjapkan matanya. "Bukankah setiap hari kita bertemu?"

"Memang, tapi karena latihan yang sangat ketat aku jadi tidak bisa menghabiskan waktu bersamamu."

Hani tersenyum, ditangkupnya kedua pipi Taeyong dengan lembut. "Baiklah, sisa hari ini kita habiskan berdua."

Taeyong mengangguk mengiyakan. "Karena itu, bagaimana jika kita kencan?"

Hani mengangguk semangat. "Kajja!!" Hani langsung menarik tangan Taeyong dengan semangat dan membawanya berjalan-jalan disekitar Taman yang memang terdapat beberapa kedai. Hani menarik Taeyong memasuki kedai ramyeon yang beberapa lalu mereka datangi.

"Kalian datang." Ahjumma pemilik kedai menyapa Hani dan Taeyong begitu mereka memasuki kedai. Hani tersenyum lebar.

"Silahkan duduk."

Hani dan Taeyong langsung duduk dimeja yang kosong. "Pesanan seperti biasa?" Tanya ahjumma pemilik kedai. Hani mengangguk.

"Woah, sepertinya kalian sedang senang hari ini." Kata ahjumma pemilik kedai dengan senyumannya.

"Ne ahjumma, hari ini Taeyong oppa berhasil memenangkan pertandingan basket." Seru Hani heboh yang ditanggapai teriakan heboh dari ahjumma pemilik kedai. "Jinjjayo? Daebak.. baiklah, karena Taeyong menang, ahjumma beri kalian ramyeon secara gratis."

Hani melotot. "Jinjjayo? Woah, gomawo ahjumma. Ahjumma sangat baik."

Ahjumma pemilik kedai tertawa kecil melihat Hani uang begitu antusias saat mendengar kata gratis. Ahjumma itu lalu meninggalkan mereka menuju dapur. Taeyong terkekeh melihat tingkah Hani yang seperti anak kecil.

"Kau senang sekali." Katanya sambil mengusap rambut Hani pelan. "Tentu saja, ini 'lan gratis."

Taeyong tertawa. "Dasar, gadis gratisan." Ejek Taeyong. Hani meringis. "Lagipula dengan ini oppa tidak perlu mengeluarkan uang bukan."

Taeyong kembali tertawa. Gadisnya ini memang lucu. Malam itu, mereka habiskan dengan berkencan sambil berpegangan tangan. Tawa menghiasi kencan mereka, melupakan masalah yang sempat membuat hubungan mereka nyaris kandas.

TBC

Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang