"Oppa.." panggil Hani.
"Hhmm.."
"Lepaskan aku."Hani berusaha mendorong Taeyong namun gagal. Taeyong justru semakin mengeratkan pelukannya, enggan melepaskan Hani barang sesenti pun. Hani mendengus, sudah satu jam mereka dalam posisi berpelukan dalam balutan selimut seperti ini. Setelah sesi tangis menangis dan sesi ciuman panas tadi, Taeyong menjadi lebih lengket kepada Hani.
"Oppa aku harus membuatkanmu bubur. Kau harus makan setelah itu minum obat." Bujuk Hani. Tapi memang Taeyong yang keras kepala, ia malah menjawab. "Aku tidak butuh makan, aku hanya membutuhkanmu."
Ingin rasanya Hani menendang Taeyong hingga terjungkal agar ia bisa lolos dari pelukan Taeyong yang entah mengapa semakin mengerat. Namun apalah daya, sang kekasih sedang sakit dan ia tidak mungkin melakukan hal itu.
"Oppa, lepaskan."
"Shierro. Jika kulepaskan nanti kau pergi meninggalkan aku."Hani memutar bola matanya malas. Saat sedang sakit seperti ini Taeyong manjanya naudzubillah.
"Oppa jebal."
"Shierro... jangan tinggalkan aku jebal." Rengek Taeyong dengan nada manjanya, jangan lupakan bibirnya yang mengerucut dan matanya yang sayu seperti anak kecil berumur lima tahun yang merengek dibelikan permen.Hani menelan lidahnya susah payah. Sial, kenapa manusia satu ini sangat imut! Membuat Hani ingin mencubit kedua pipi Taeyong gemas dan mengecup bibir Taeyong bertubi-tubi. Tapi opini terakhir tidak mungkin, yang ada ia yang akan diciumi Taeyong bertubi-tubi nantinya. Sayang, ekspektasi tak seindah kenyataan.
"Oppa, aku harus membuat bubur untukmu."
Taeyong menggelengkan kepalanya kuat masih dengan bibir yang mengerucut. Tuhan, bolehkan Hani membawa pulang Taeyong, mengawetkannya lalu memajangnya dikamarnya?
"Lepaskan atau aku benar-benar akan meninggalkanmu untuk selamanya!" Ancam Hani yang langsung membuat Taeyong melonggarkan pelukannya. Kesempatan itu digunakan Hani untuk melepaskan diri dan turun dari ranjang. Namun sebelum Hani beranjak, tangannya ditahan oleh Taeyong.
"5 menit saja."
What The F--Flower.. dikira memasak bubur seperti memasak air.
"20 menit." Ucap Hani. Taeyong menggeleng. "5 menit."
Hani mendengus kesal. "20 menit atau aku akan meningg-"
"Arra 20 menit!" Potong Taeyong dengan nada manjanya membuat Hani terkekeh. Demi Tuhan! Taeyong sangat imut dan manis saat sedang manja seperti ini!!"Baiklah, tunggu sebentar sayang." Hani mengusap pipi Taeyong lembut sebelum beranjak keluar kamar.
Taeyong tersenyum senang. Sayang? Tadi Hani memanggilnya sayang!
Hani berjalan menuju dapur dan menemukan Mark yang sedang menonton televisi sambil memakan snack. Dengan langkah seribu Hani langsung menghampiri Mark dan memukul belakang kepala Mark membuat Mark menjerit kesakitan.
"Aawww.. Yak! Ini sangat sakit!"
"Itu hukumanmu! Adik macam apa kau yang membiarkan kakaknya sakit seperti itu!"
"Yak! Ini semua karenamu! Jika saja kau tidak marah pada Taeyong hyung, dia tidak akan sakit seperti ini."
"Tetap saja kenapa kau tidak mengurusnya!"
"Untuk apa aku mengurusnya jika dia saja keras kepala."Hani memijit keningnya pelan. Berurusan dengan Mark tidak akan ada habisnya.
"Dwaesso." Hani melangkahkan kakinya menuju dapur meninggalkan Mark yang menatapnya kesal.
Skip membuat bubur. ^.^
Hani memasuki kamar Taeyong dengan sebuah nampan berisi bubut dan air putih. Dia lalu duduk disamping Taeyong yang sedang mengerucutkan bibirnya.
"Kau terlambat 25 detik."
Hani tertawa kecil. Jadi Taeyong menghitungnya? Kurang kerjaan sekali. Hani mulai menyendokkan bubur itu dan menyodorkannya tepat didepan mulut Taeyong. Taeyong melirik sendok itu dan membuang wajahnya.
"Aku tidak mau disuapi seperti itu."
Hani mengerutkan keningnya. "Lalu?"
Taeyong menoleh dan tersenyum miring kearah Hani. Membuat Hani merinding dengan perubahan sikap Taeyong yang begitu cepat.
"Aku ingin disuapi melalui mulutmu."
Blush.. Hani yakin pipinya pasti sudah semerah tomat. Astaga, kenapa saat sakit sifat mesum Taeyong masih ada?
"Kalau begitu makan saja sendiri." Hani berniat menjauhkan sendoknya namun Taeyong menahannya dan langsung memakannya. Hani tersenyum senang. Ia lalu kembali menyuapi Taeyong hingga bubur buatannya habis. Setelah itu ia membantu Taeyong meminum obatnya.
"Sekarang kau tidurlah agar besok bisa bersekolah." Ucap Hani sambil membereskan sisa makanan.
"Hani.."
"Ya?"
"Kita benar kembali berpacaran kan?" Tanya Taeyong memastikan. Hani tersenyum lalu mengangguk."Kau tak marah padaku?" Tanya Taeyong cemas. Hani terkekeh, ia lalu menjawab. "Bohong jika aku mengatakan aku tidak marah padamu."
"Lalu kenapa kau kemari dan merawatmu? Lebih baik kau membiarkan saja aku mati kelaparan."
Hani menatap mata Taeyong yang berubah sendu. Ia menghela napas panjang lalu duduk disamping Taeyong.
"Aku tidak sejahat itu oppa. Aku memang marah padamu, tapi perasaan cintaku lebih besar dari pada perasaan marahku padamu."
Hani tersenyum manis membuat Taeyong tak tahan untuk kembali menyatukan bibir mereka.
(Untuk adegan ciumannya kalian bayangin aja sendiri, author udh gak sanggup + baper sendiri 😂)
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔
FanfictionGanteng kok brengsek? Highest rank #8 in Taeyong Highest rank #88 in Fanfic