Chap. 32

9.4K 918 8
                                    

Hana menatap kedua manusia didepannya dengan tatapan membunuh. Oh ayolah, siapa yang tidak kaget jika melihat adikmu tengah berciuman dengan seorang namja didalam rumah?

Hani terus menunduk sedangkan Taeyong menampakkan wajah datarnya. Hana menghela napas. Ia memandang Hani yang terus menuduk sambil memilin ujung bajunya.

"Tanganmu kenapa?" Tanya Hana saat melihat telapak tangan Hani yang diperban. Hani mendongak menatap kakaknya. Tidak mungkin ia menjawab "aku berkelahi dengan namja yang ingin berbuat jahat Taeyong oppa, lalu mereka melukaiku." Mati sajalah kau Hani. Kakakmu pasti akan terkena serangan jantung jika kau mengatakannya.

"Eum.. i-ini.."

"Dia terluka saat di praktek di lab." Ucap Taeyong. Hani melotot menatap Taeyong. Jawaban macam apa itu?

Hana mengangguk mengerti. "Kau ini, dari dulu selalu ceroboh." Sindir Hana sambil menoyor dahi Hani. Hani mengerucutkan bibirnya sambil memegangi dahinya.

Hana lalu melihat bibir Hani yang agak memerah dan bengkak. Hana kembali menghela napas. "Aku tidak melarangmu untuk pacaran Hani, asal kau tidak melebihi batas tak apa."

Hani kembali menunduk. Sedangkan Taeyong menatap Hana datar. "Kami hanya berciuman, bukankah hal itu wajar bagi sepasang kekasih."

Hani mendelik kearah Taeyong. Anak ini jika bicara tidak bisa di-rem yah? Asal jeplak saja. Hana menatap Taeyong. "Kau juga, Hani masih dibawah umur, jangan mengajarinya yang tidak-tidak."

"Kami hanya berciuman."

"Tapi kau melakukan french kiss."

"Memangnya salah? Toh, sama saja ciuman."

"Tetap saja, itu ciuman bagi orang dewasa, sedangkan Hani baru berumur 17 tahun."

"Lalu aku harus menciumnya bagaimana? Baby kiss?"

Hani menatap Hana dan Taeyong yang berdebat masalah ciuman. Heol, Hani malah seperti anak kecil yang tak tahu apa-apa. Terjebak diantara dua orang yang sedang berdebat masalah ciuman.

"Eonnie, oppa, kalian membicarakan apa?" Tanya Hani bingung.

"Kau diam saja." Jawab Hana dan Taeyong bersamaan. "Heol, eomma.. aku dikucilkan." Batin Hani.

***

Kun sedang bermain basket bersama teman-temannya dilapangan basket taman kota saat ia melihat Hyuna tengah menatapnya dibangku penonton.

"Aku akan istirahat sebentar. Kalian lanjutkanlah." Seru Kun pada teman-temannya. Setelah itu ia langsung berlari menghampiri Hyuna.

"Sedang apa kau disini?" Tanya Kun saat ia sampai. Hyuna melirik Kun setelah itu ia kembali melihat ke lapangan. "Lama tak jumpa. Bagaimana kabarmu?"

Kun duduk disamping Hyuna dan ikut melihat kelapangan. "Baik. Kau sendiri?"

"Buruk."

Kun menatap Hyuna lalu terkekeh. Hyuna mendelik kearah Kun. "Ya, tumben seorang Nam Hyuna mengalami hari yang buruk." Ejek Kun.

Hyuna mendengus. "Sialan kau."

Kun kembali melihat kearah lapangan. "Apa kau tau pacarnya Taeyong?"

Hyuna berdecih. "Dia bukan pacarnya."

"Jinjja? Lalu kenapa kemarin Taeyong bersamanya?"

"Kau bertemu yeoja itu?"

Kun mengangguk. "Dan sepertinya aku tertarik dengannya. Aku penasaran, bagaimana bisa dia menaklukan Taeyong."
Hyuna tersenyum miring. "Kau tertarik dengan yeoja itu, bagaimana jika kita bekerja sama?"

Kun menoleh, keningnya berkerut. "Maksudmu?"

"Kita hancurkan hubungan mereka, dengan begitu kau bisa mendapatkan yeoja itu dan aku bisa mendapatkan Taeyong." Hyuna tersenyum licik.

Kun terlihat berpikir, namun ia akhirnya ikut tersenyum licik. "Geurae, idemu boleh juga. Tapi sebelum itu, aku ingin menghancurkan Taeyong terlevih dahulu."

Hyuna menatap Kun sengit. "Mwo? Kau tidak boleh menyakiti Taeyong-ku."

Kun terkekeh. "Kau membenci yeoja itu kan? Agar impas, kau hancurkan yeoja itu dan aku hancurkan Taeyong."

Hyuna menengadahkan kepalanya sambil menutup mata. Sesaat kemudian ia menghela napas. "Geurae, tapi jangan sakiti Taeyong atau kau kuhajar." Ancam Hyuna.

"Uhhh, aku takut..." ucap Kun sambil berpura-pura ketakutan. Hyuna mendengus kesal. Ia lalu memukul lengan Kun dengan keras membuat Kun mengaduh kesakitan.

"Appo..."

Hyuna menghiraukan ringisan Kun. Ia kembali menatap kelapangan.

***

Hani tersentak saat mendapati seseorang menepuk pundaknya ketika ia sedang mendorong troli belanjaannya. Hani mengernyitkan keningnya saat melihat Kun menghampirinya.

"Masih ingat aku?"

Hani tidak bereaksi dan menatap Kun bingung. Kun menghela napas lalu tersenyum.

"Kau ingat aku kan?" Tanya Kun lagi. Kali ini Hani mengangguk. Kun tersenyum puas.

"Ngomong-ngomong kita belum berkenalan secara baik karena kemarin ada Taeyong yang mengganggu. Aku Kun." Kata Kun sambil mengulurkan tangan kanannya.

Hani membalas uluran tangan Kun dengan ragu-ragu. "Jung Hani."

"Kau sedang apa disini?" Tanya Kun sekedar basa-basi.

Hani memutar kedua bola matanya. "Aku sedang break dance, tentu saja aku belanja." Jawab Hani kesal.

Kun tertawa kecil. Sungguh, wajah kesal Hani sangat lucu. Hani mengabaikan Kun yang sedang tertawa. Ia kembali mendorong troli belanjanya menuju kasir. Kun mengikuti Hani dan berhenti disampingnya. Hani menatap Kun bingung.

"Kenapa kau ikut kesini?" Tanya Hani heran. Kun terkekeh. "Mungkin saja kau butuh bantuanku untuk membawa belanjaanmu."

Hani mengangkat sebelah alisnya. Sesudah membayar belanjaannya, Hani bergegas keluar dari supermarket. Saat hendak membuka pintu supermarket tiba-tiba Kun mengambil kantung belanjaannya.

"Aku bawakan." Ucap Kun saat menyadari tatapan Hani padanya. Hani mengerjapkan matanya, namun setelah itu ia hanya mengangguk dan keluar dari supermarket diikuti oleh Kun disampingnya.

"Kau pulang naik apa?"

Hani melirik Kun yang berjalan disampingnya. "Bus tentu saja."

Kun mengangguk. Tak berapa lama mereka sampai dihalte. Hani mengeluarkan ponselnya dan tersenyum saat mendapati sebuah pesan dari Taeyong.

"Sedang apa?" Singkat namun cukup membuat hati Hani menghangat. Dengan cepat Hani membalas pesan itu.

"Berbelanja."

Tak lama kemudian ponsel Hani kembali bergetar. "Cepat sekali membalasnya." Batin Hani.

"Dengan siapa? Perlu kujemput?"

Hani kembali tersenyum. "Sendiri. Tak usah, aku naik bus."

Kun terus menatap Hani yang sedang tersenyum sambil mengetik sesuatu diponselnya. Iseng, Kun mendekatkan wajahnya untuk mengintip apa yang Hani ketik. Hani yang menyadari Kun sedang melihat pesannya kepada Taeyong langsung menjauhkan ponselnya.

"Mau apa kau?" Tanya Hani ketus. Kun tersenyum. "Aku penasaran. Kau sedang membalas pesan dari siapa?"

Hani mendengus. "Bukan urusanmu." Sesudah mengatakan itu Hani langsung mengambil kantung belanjaannya yang berada ditangan Kun dan segera menaiki bus yang sedang berhenti.

Kun terus menatap Hani yang sedang duduk dibangku belakang. Dilihatnya Hani yang melambaikan tangan padanya. Kun balas melambaikan tangannya.

Bus mulai berjalan meninggalkan Kun dan beberapa orang lain yang berada dihalte itu. Kun menatap bus tadi yang mulai menjauh.

"Kau sangat menarik Hani, jangan salahkan aku jika aku merebutmu dari Taeyong."

TBC

Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang