Chap. 20

10.5K 1K 5
                                    

Hani terus menggerutu sepanjang jalan. Bagaimana tidak, acara bersantainya diganggu oleh Seunghee. Anak itu tiba-tiba meneleponnya dan memintanya datang kerumahnya karena sangat mendesak. Dan saat Hani sudah datang ternyata Seunghee pergi bersama ibunya entah kemana. Dan disinilah Hani, menggerutu sepanjang jalan sambil sesekali menendang batu kerikil. Hani menghela napas panjang.

"Untung teman. Kalau bukan, sudah kubakar rumah Seunghee." Gerutu Hani. Saat itulah ia melihat Taeyong dengan empat orang namja yang mengelilinginya. Keempat namja itu terlihat marah dengan sesekali menarik kerah baju Taeyong. Mereka kemudian menuju sebuah gang kecil yang cukup sepi. Karena penasaran Hani mengikuti mereka.

"Kau harus mengganti motorku yang rusak kemarin." Ucap seorang namja berambut merah dengan tindik ditelinganya. Taeyong tersenyum miring. "Kau yang menabrak pohon tapi kau memintaku ganti rugi. Kau lucu sekali."

Rahang namja berambut merah itu mengeras. Ia menarik kerah baju Taeyong. "Kau bocah ingusan. Karena kau aku kehilangan konsentrasi dan membuatku menabrak pohon. Seharusnya aku yang menang malam itu."

Taeyong berdecih. "Menang? Kau saja yang bodoh karena tidak dapat mengalahkanku."

"Sialan!"

Bukk.. Sebuah pukulan mengenai pipi Taeyong. Namja berambut merah itu tersenyum puas bersama ketiga temannya. Taeyong mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Ia lalu menyeringai. "Brengsek!"

Bukk.. Taeyong memukul wajah namja berambut merah itu membuat namja itu terjatuh kebelakang. Namja itu menggeram marah. "Hajar dia!!" Teriaknya. Ketiga temannya mengangguk dan langsung menghajar Taeyong.

Taeyong berhasil mengelak walaupun ia harus menerima beberapa pukulan diwajah dan perutnya. Justru ketiga namja itu yang mendapatkan pukulan telak diwajah dan perut mereka. Namja berambut merah itu semakin geram. "Pegang dia."

Ketiga temannya langsung menahan tangan Taeyong membuat Taeyong memberontak. Namja berambut merah itu tersenyum sinis. Ia lalu bersiap memukul Taeyong namun sebelum tangannya menyentuh wajah Taeyong sebuah Batu kecil mendarat dikepalanya. Namja itu terdiam. Ia lalu berbalik dan melihat Hani yang berdiri tak jauh darinya. Hani dengan tubuh sedikit bergetar menatap namja berambut merah itu dengan berani.

"Pak polisis.. Yeogi, Yeogi..." Hani melambai-melambai kearah luar gang sambil memanggil polisis. "Sial." Namja berambut merah dan ketiga temannya langsung berlari meninggalkan Taeyong.

Hani menghampiri Taeyong. Ia melihat wajah Taeyong yang penuh lebam. "Kau terluka." Kata Hani. Taeyong melihat kebelakang Hani. "Mana polisinya?" Tanyanya. Hani tersenyum. "Tentu saja aku bohong."

Hani lalu membantu Taeyong berjalan.

***

"Akhh.." ringis Taeyong saat Hani menekan luka dibibir Taeyong dengan kapas yang sudah diberi alkohol.

"Mian." Ucap Hani. Taeyong mengangguk. Hani kembali melanjutkan kegiatannya sedangkan Taeyong memilih untuk melihat sekitar Taman yang cukup ramai dihari minggu ini.

"Kenapa mereka memukulimu?" Tanya Hani.

"Molla." Jawab Taeyong tanpa menatap Hani. Hani mendengus. "Mereka tak mungkin memukulmu tanpa alasan."

Taeyong berdecak. "Kenapa kau peduli. Itu bukan urusanmu." Hani mencibir. "Ishh.. Aku kan hanya bertanya." Karena kesal, Hani menekan-nekan luka Taeyong dengan keras membuat Taeyong memekik kesakitan.

"Aakkhh... Neo jugulle?! Ini sakit bodoh." Sungut Taeyong. Hani memeletkan lidahnya. "Memangnya aku peduli."

Taeyong memberikan death glarenya namun Hani malah bersikap cuek. "Mwo?" Tanya Hani sambil menaikkan dagunya seperti menantang. Taeyong berdecak. "Kau sudah berani padaku rupanya." Hani memutar bola matanya malas. "Memangnya kau ini setan yang aku takuti?"

Taeyong melengos. Lebih baik ia diam daripada meladeni Hani. Hani menatap sekelilingnya. Ada banyak pengunjung ditaman ini. Mulai dari keluarga yang hanya sekedar piknik, pasangan kekasih yang sedang berjalan-jalan dan beberapa gerombolan remaja yang sedang berkumpul. Hani lalu melihat beberapa anak kecil yang tengah membeli es krim.

Hani menjilat bibirnya pelan. Ia ingin es krim itu. Namun sayangnya ia tidak membawa cukup uang. Tadi ia buru-buru pergi karena Seunghee bilang urusannya sangat penting hingga ia hanya membawa ponsel dan beberapa uang untuk membayar bus.

Hani menelan ludahnya susah payah saat melihat seorang anak kecil yang sedang menjilat es krimnya dengan sangat nikmat. Hani melirik Taeyong yang sedang memainkan ponselnya. Apa ia harus meminjam uang pada Taeyong? Tapi apa Taeyong akan meminjamkannya uang? Hani menganggukkan kepalanya pelan. Ia akan meminjam uang Taeyong. Ia kan bisa menggantinya besok disekolah.

Hani memantapkan niatnya. "Sunbae." Panggil Hani. Taeyong menoleh. Hani menyengir. "Boleh aku pinjam uang sunbae?" Taeyong mengerutkan keningnya. "Aku ingin membeli es krim itu tapi aku tidak punya cuku uang." Hani menunjuk penjual es krim. Taeyong mengikuti arah pandang Hani. Ia menatap Hani sekilas laku mengambil dompet disaku celananya. Diambilnya beberapa uang.

"Belikan untukku juga." Kata Taeyong sambil memberikan uang pada Hani. Hani mengangguk semangat. Ia lalu berlari ke penjual es krim itu dengan langkah riang. Taeyong tersenyum melihat tingkah Hani yang seperti anak kecil.

Tak lama kemudian Hani datang dengan dua es krim ditangannya. Ia lalu memberikan es krim rasa coklat pada Taeyong. Sedangkan ia memakan es krim strawberry miliknya. Hani tersenyum senang saat ea krim itu mengalir di kerongkongannya. Taeyong memakan es krimnya dengan pelan sambil terus menatap Hani yang terlihat menikmati es krimnya.

"Kau sangat suka es krim ya?" Tanya Taeyong. Hani menoleh dan mengangguk cepat. "Eoh. Apalagi yang rasa strawberry. Sangat manis." Jawab Hani sambil tersenyum lebar. "Besok uangnya akan kuganti." Kata Hani. Taeyong tersenyum kecil. "Tak perlu. Aku membelikannya untukmu."

Hani menatap Taeyong dengan mata berbinar. "Jinjja?" Taeyong mengangguk. Hani tersenyum puas. "Gomawo sunbae." Ucap Hani sambil tersenyum lebar. Hani lalu kembali memakan es krimnya. Saking menikmatinya, ia tak sadar jika sedari tadi ia diperhatikan oleh Taeyong. Taeyong tersenyum geli saat melihat bibir Hani yang sedikit belepotan karena es krim. Persis seperti anak kecil.

"Hei." Panggil Taeyong. Hani menoleh dengan masih menjilati ea krimnya. Taeyong menunjuk bibir Hani. "Kau belepotan." Hani membulatkan matanya. Ia hendak mengelap bibirnya dengan tangannya namun Taeyong menahannya. Hani mendongak dan..

Ya Tuhan... Taeyong menciumnya!!!

TBC

Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang