"Jadi ini rencanamu?"
Hyuna menoleh dan melihat Kun yang berdiri disampingnya. Hyuna tersenyum. "Duduklah."
Kun menduduki bangku disamping Hyuna. "Rencanamu boleh juga. Aku jadi bisa bebas mendekati Hani."
Hyuna tertawa kecil. "Kau baru tahu kehebatanku. Ini belum seberapa, aku bisa melakukan hal yang lebih dari sebelumnya."
"Lalu, apa kau sudah mendapatkan Taeyong?"
"Belum, tapi sebentar lagi aku pasti akan mendapatkan Taeyongku."***
"Bagaimana keadaanmu?"
Hani terlonjak kaget saat tiba-tiba Jaehyun duduk disampingnya.
"Annyeong sunbae." sapa Hani ramah. Jaehyun terdiam melihat senyum Hani yang terlihat dipaksakan.
"Jangan memaksakan senyummu. Matamu berkaca-kaca."
Hani menghilangkan senyumnya. Kepalanya menunduk dan isakan kecil mulai terdengar. Jaehyun melingkarkan tangannya dibahu Hani, mendekapnya erat membiarkan Hani menumpahkan air matanya didadanya. Ia tak peduli seragamnya akan basah. Tangannya mengusap punggung Hani pelan, berusaha menenangkannya.
"Aku membencinya hiks.. aku hiks.. sangat membencinya" Hani terus terisak didada Jaehyun.
"Tapi aku juga mencintainya.."
Jaehyun menghentikan gerakan mengusap punggung Hani. Niatnya untuk kembali mengejar Hani langsung pudar saat mendengar perkataan Hani. Hani masih mencintai Taeyong, dia sudah tidak ada harapan lagi.
***
Taeyong semakin merapatkan selimutnya saat Mark mengetuk pintu kamarnya.
"Hyung, kau harus makan." bujuk Mark untuk yang kesekian kalinya. Sudah dua hari ini Taeyong mengurung diri dikamarnya, dia tidak keluar sama sekali, bahkan ia tidak berniat keluar untuk makan.
"Pergilah Mark. Aku butuh makan, aku hanya ingin Hani."
Mark menghela napas panjang, ia juga patah hati tapi tidak sampai mengurung diri atau malas makan seperti itu. Mark lalu meninggalkan kamar Taeyong dan kembali mejonton televisi.
Taeyong menyibak selimutnya dan mengambil jaketnya yang tergeletak dilantai. Dengan langkah gontai dan wajah yang pucat ia melangkah keluar. Mark yang sedang menonton televisi langsung menghampiri Taeyong.
"Kau mau kemana hyung?" tanya Mark cemas.
"Aku akan menemui Hani." ucap Taeyong dengan suara serak.
"Astaga hyung, kau sedang sakit dan badanmu sangat panas."
"Aku tidak peduli, aku ingin Hani."Mark mendesah berat. Tiba-tiba badan Taeyong limbung, Mark dengan sigap langsung menahan tubuh Taeyong.
"Hyung! Astaga kenapa kau malah pingsan!"
Mark lalu dengan susah payah membopong tubuh Taeyong dan menidurkannya diranjangnya Taeyong.
"Hani.. mianhae.."
Mark menatap Taeyong nanar. Bahkan saat pingsan pun dia masih mengigaukan nama Hani.
***
Hani menatap kesal kearah ponselnya. Sudah kesepuluh kalinya ponselnya berbunyi, dan panggilan itu dari Mark. Hani mengambil ponselnya dan mengeluarkan baterainya. Namun setelah itu dering telepon berbunyi dari telepon rumahnya. Mau tak mau Hani beranjak dan mengangkat telepon.
"Yeob-"
"Hani-ya!!" Belum sempat Hani mengucap sapa sipenepon sudah lebih dulu berteriak. Hani mendengus kesal saat mengetahui siapa yang meneleponnya.
"Mark, untuk ap-"
"Taeyong hyung! Kau harus kemari!"Hani langsung panik saat mendengar suara Mark yang terdengar panik dan khawatir.
"Ada apa dengan Taeyong oppa?"
"Kau cepat kemari! Taeyong hyung sekarat!"
Hani memebelalakkan matanya. Ia langsung meletakkan telepon rumahnya dan langsung berlari keluar rumah. Hani menghentikan taksi dan langsung masuk kedalamnya. Perjalanan 15 menit terasa setahun bagi Hani. Ia panik, ia takut terjadi apa-apa pada Taeyong. Begitu sampai digedung apartemen Hani langsung berlari menuju lift, menekan tombol angka 9.Pintu lift terbuka, Hani berlari keluar menuju apartemen Taeyong. Diketuknya pintu apartemen dengan tak sabar.
Ceklek.
"Hani."
"Dimana Taeyong oppa?"
"Dikamar."Hani langsung menuju kamar Taeyong, membuka pintunya dengan pelan dan melihat Taeyong yang tengah tertidur dengan selinut yang menutupi tubuhnya sebatas dada. Hani mendekati Taeyong, air matanya turun saat melihat Taeyong yang seperti mayat hidup. Wajahnya pucat, tubuhnya kurus, bibirnya kering dan matanya sembab.
"Oppa.." lirih Hani. Taeyong membuka matanya perlahan dan terkaget melihat Hani berdiri disamping ranjangnya.
"Hani.." panggil Taeyong dengan suara serak khas orang sakit. "Kau disini? Kau benar-benar disini?"
Hani mengangguk pelan masih dengan air mata yang mengalir. Ia tidak tega melihat keadaan Taeyong sekarang. Taeyong menrik tangan Hani membuatnya jatuh menindihnya. Taeyong memeluk Hani erat, menelusupkan kepalanya diceruk leher Hani. Menghirup aroma tubuh Hani yang menjadi candunya.
"Bogoshippo.." ucap Taeyong tepat ditelinga kiri Hani. "Jangan tinggalkan aku, kumohon.."
Air mata Hani semakin deras. Isakan kecil keluar dari mulutnya. Taeyong melonggarkan pekukannya dan mengangkat wajah Hani sejajar dengan wajahnya. Diusapnya air mata Hani dengan pelan seakan Hani adalah kaca yang mudah retak.
"Mianhae.. Aku mencintaimu sayang, sangat mencintaimu.."
Hani menggeleng. "Ani oppa, kau tidak mencintaiku, ini hanya taruhan."
Taeyong menggeleng kuat. "Ani, aku sungguh mencintaimu sayang, aku tidak peduli dengan taruhan itu. Aku mencintaimu, kembalilah padaku."
Hani memejamkan matanya menahan air mata yang hendak meluncur bebas. Ia lalu membuka matanya perlahan dan melihat Taeyong yang tengah menangis. Eh, Taeyong menangis?
"Oppa, kenapa kau menangis?" tanya Hani panik. Ia kaget melihat Taeyong yang dingin dan baddas tiba-tiba menjadi begitu lemah. Diusapnya air mata Taeyong dengan pelan, namun pergerakan tangannya terhenti saat Taeyong menggenggam tangannya dan mencium tangannya. Ayolah, bahkan disaat sakit pun Taeyong masih bisa membuatnya melayang.
Taeyong membalikkan posisinya sehingga kini ia menindih Hani. Bibirnya membungkam bibir Hani. Melumatnya lembut dan hati-hati. Taeyong melepaskan ciumannya dan menatap Hani sayu. Diciumnya kening, kedua mata, hidung, dan kedua pipi Hani.
"Aku mencintaimu, sayang.."
Kembali diciumnya bibir Hani. Hani yang awalnya diam kini melingkarkan tangannya dileher Taeyong dan mulai membalas ciuman manis itu. Melumat, menghisap, dan menggigit mereka lakukan dengan lembut dan pelan, tanpa ada nafsu sama sekali. Menyalurkan perasaan rindu masing-masing lewat ciuman manis yang mereka ciptakan bersama.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔
FanfictionGanteng kok brengsek? Highest rank #8 in Taeyong Highest rank #88 in Fanfic