Hani mengamati lekuk tubuhnya yang terpantul cermin dimeja riasnya. Dress putih gading dengan hiasan pita di pinggang itu nampak pas ditubuhnya. Hani lalu mulai memoles wajahnya dengan make up tipis dan natural, karena jujur Hani tidak bisa berdandan. Memakai eyeliner dan maskara saja belepotan. Lain halnya dengan Hana yang sangat mahir dalam hal berdandan.
Ting tong... Suara bel terdengar. Hani melihat jam dindingnya. Pukul 07.00 tepat. Hani lalu mengambil tas yang berwarna senada dengan dressnya kemudian beranjak keluar. Hani membuka pintu rumah dan nampaklah Taeyong tengah berdiri dengan angkuhnya sambil memasukkan kedua tangannya disaku celananya. Mata Hani membulat dan mulutnya sedikit terbuka melihat penampilan Taeyong. Bagaimana tidak, Taeyong memakai kemeja putih yang dipadukan dengan jas hitamnya. Jangan lupakan rambut Taeyong yang ia naikkan keatas memperlihatkan kening Taeyong yang membuat Taeyong nampak semakin tampan.
"Mengagumiku nona?" tanya Taeyong sambil menaikkan sebelah alisnya. Hani buru-buru merubah ekspresinya. "A-ani." jawab Hani gugup. Taeyong mendengus kemudian menggenggam tangan Hani tiba-tiba eebuat Hani melotot shock.
"Apa dirumahmu tidak ada orang? Setidaknya aku harus pamit pada orang tuamu." kata Taeyong.
"Dirumahku tidak ada orang. Hana eonnie dan eommaku belum pulang kerja."
"Geurae. Kajja, Aku tidak ingin terlambat." ucap Taeyong sambil menarik tangan Hani yang berada di genggamannya. Hani terus memperhatikan tangannya yang digenggam Taeyong. Entah mengapa ia merasa nyaman saat tangan besar dan hangat itu menggenggam tangannya lembut seperti ini.Taeyong membuka pintu mobil kemudian mempersilahkan Hani untuk masuk ke mobilnya. Setelah Hani memasuki mobil, Taeyong pun masuk dan duduk dikursi pengemudi.
Hening. Selama perjalanan tidak ada yang berbicara. Sebenarnya Hani paling tidak suka dengan suasana seperti ini. Namun entah mengapa ia enggan untuk memulai percakapan. Bahkan ia sedari tadi menunduk memperhatikan tasnya. Ia tidak berani memandang Taeyong. Karena jika ia memandang Taeyong ia takut ia akan terperangkap pesona Taeyong yang entah mengapa baru Hani sadari.
***
Suasana pesta sangat meriah. Suara musik dan tawa menggema diseluruh ruangan. Para tamu undangan didominasi oleh remaja. Hani memandang risih sekitarnya. Banyak orang-orang menari dan banyak juga orang-orang yang berkumpul untuk membicarakan sesuatu. Hani semakin risih. Pasalnya semenjak ia memasuki ruangan ini semua mata tertuju padanya. Hani tidak suka menjadi pusat perhatian. Apalagi ditatapi dengan tatapan tajam nan dingin dari para yeoja.
"Yo! Lee Taeyong!" Hani menoleh kearah suara. Yuta melambaikan tangannya. Ia bersama teman-temannya dipojok ruangan sambil memegangi segelas minuman berwarna-warni yang Hani pastikan itu adalah wine atau sejenisnya.
Taeyong menarik tangan Hani menuju tempat Yuta berada. Sesampainya disana Taeyong langsung ber-tos ria dengan Yuta. Biasa, salam lelaki. Tanpa sadar Hani mengeratkan genggamannya ditangan Taeyong saat mata teman-tan Yuta menatapnya aneh. Taeyong memandang Hani. Ia lalu sadar Hani mulai merasa tidak nyaman.
"Ehm... Teman-teman, dia Hani. Pacarku." kata Taeyong yang sukses membuat semuanya melotot kaget kecuali Yuta.
"Pacar?!" seru seorang namja berambut cokelat sambil menunjuk dengan telunjuknya. Hani mundur karena telunjuk itu mengarah tepat diwajahnya. Taeyong langsung memukul tangan namja itu membuat namja itu meringis.
"Kau membuatnya takut Jhonny." kata Taeyong. Jhonny hanya nyengir.
"Kau serius Tae? Dia benar-benar pacarmu kan? Bukan sekedar ma-" ucapan seorang namja berambut hitam langsung terpotong begitu mendapat tatapan tajam dari Taeyong.
"E.. Ehem.. Aku Ten." namja tadi-Ten, mengulurkan tangannya pada Hani. Hani tersenyum lalu membalas ukuran tangan Ten. "Jung Hani imnida." ucap Hani.
"Oh, dia Jhonny." Ten menunjuk Jhonny yang sedang minum. Jhonny melambaikan tangannya. Hani balas melambai. "Itu Hansol." Ten menunjuk seorang namja yang sedang mengobrol dengan Yuta. "Ini Winwin dan itu Taeil" Ten menunjuk Winwin yang berada disampingnya. Winwin tersenyum. Hani ikut tersenyum. Ten lalu menunjuk Taeil yang sedang mengajak ngobrol Jhonny.
Hani mengangguk mengerti. Entah mengapa ia merasa teman-teman Taeyong sangat ramah. Kecuali Taeyong dan Yuta. Menurut Hani Yuta sedikit tidak menyukai Hani. Terlihat dari sikapnya yang acuh tidak acuh padanya. Jika Taeyong, kalian pasti tahu lah.
"Ngomong-ngomong kalian sudah berpacaran sejak kapan?" tanya Jhonny. Hani bingung hendak menjawab apa. Namun sebelum Hani bicara, Taeyong sudah lebih dulu menjawab pertanyaan Jhonny. "Kami baru berpacaran seminggu." jawab Taeyong. Hani bernapas lega.
Selanjutnya mereka mengobrol ringan. Sedangkan Hani hanya tersenyum canggung menimpali perkataan mereka."Sunbae, aku ingin ke toilet dulu." kata Hani pada Taeyong yang sedang berbincang dengan Winwin. Taeyong memandang Hani lalu mengangguk. Hani tersenyum. Ia lalu meninggalkan Taeyong menuju toilet.
Taeil mendekati Taeyong. "Kau serius berpacaran dengannya?" tanya Taeil. Taeyong menghela napasnya. "Molla." jawab Taeyong.
"Jujur aku sangat terkejut saat kau memperkenalkan yeoja polos seperti dia sebagai pacarmu." timpal Winwin.
"Ne. Kupikir kau hanya tertarik dengan yeoja cantik dan sexy seperti biasanya." canda Ten.
"Benar itu. Biasanya Taeyong selalu membawa yeoja cantik dan sexy yang setelah itu ia tinggalkan begitu saja." ucap Jhonny membuat mereka tertawa kecuali Taeyong.
"Ya, kalian hanya tidak tahu fakta yang sebenarnya." kata Yuta membuat mereka menatapnya bingung.
"Maksudmu?" tanya Hansol.
"Sebenarnya..."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔
FanfictionGanteng kok brengsek? Highest rank #8 in Taeyong Highest rank #88 in Fanfic