"Bukankah kau yang ingin cari mati, Hyuna-ssi."
Hyuna, Lena dan Sanghi melebarkan matanya terkejut melihat Taeyong yang berdiri diambang pintu dengan tangan yang ia masukkan kedalam saku celananya. Tatapan mata Taeyong sangat tajam seperti siap membunuh Hyuna, Lena dan Sanghi.
"Tae-Taeyong-ah.." Hyuna menatap Taeyong takut. Badannya bergetar, begitupun dengan Lena dan Sanghi yang langsung melepaskan Hani membuat Hani terhuyung kebelakang. Taeyong berjalan mendekati Hyuna membuat Hyuna gelagapan. Taeyong tersenyum licik.
"Kau tahu, kau seperti jalang sungguhan." Ucapan Taeyong membuat Hyuna melotot tak percaya. Jalang? Hyuna berdecih. "Bukankah yeoja ini yang lebih mirip jalang." Kata Hyuna sambil menunjuk Hani yang tengah bersandar pada dinding sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit. "Dia sudah merebutmu dariku Tae.. Dia yang jalang bukan aku."
Taeyong berdecak. "Dia bukan jalang. Dia gadisku. Dan jika aku melihatmu menyentuh gadisku lagi, kupastikan tanganmu akan patah."
Hyuna membelalakkan matanya. Ia lalu keluar meninggalkan Taeyong dan Hani diikuti Lena dan Sanghi. Taeyong mengalihkan pandangannya pada Hani. Tanpa aba-aba ia langsung menggendong Hani ala bridal style. Hani membulatkan matanya terkejut.
"Nan gwaenchana, sunbae. Aku bisa jalan sendiri." Kata Hani namun Taeyong tidak menggubrisnya. Ia tetap menggendong Hani melewati koridor membuat beberapa murid yang ada disekitar koridor emandang mereka. Ada yang menatap Hani iri, benci dan lain-lain. Hani menyembunyikan wajahnya didada Taeyong. Ia yakin setelah ini akan lebih banyak lagi hatersnya.
***
Hani terus memandangi Taeyong yang sedang mengobati pipinya yang memerah karena tamparan Hyuna dengan menggunakan es batu. Saat ini mereka berada di UKS dengan Hani yang duduk bersandar diheadboard.
"Aku tahu aku tampan." Kata Taeyong sambil terus mengobati Hani. Hani mencibir. Ada kalanya namja ini luar biasa percaya diri. "Bagaimana sunbae tahu aku sedang dibully Hyuna sunbae?" Tanya Hani.
"Hanya kebetulan lewat saja tadi." Bohong Taeyong. Sebenarnya tadi ia sedang menuju kantin saat ia melihat Hani memasuki toilet. Awalnya ia tidak peduli, namun saat ia melihat Hyuna dengan kedua temannya ikut masuk, ia berinisiatif menguping.
Hani mendengus kesal. Taeyong selesai mengobati Hani. "Kenapa kau tidak melawan tadi?" Tanya Taeyong sambil meletakkan es Batu itu diatas meja disamping ranjang yang Hani duduki.
"Sebenarnya aku bisa saja melawan mereka. Namun jika aku melawan bukankah mereka akan semakin gencar membullyku. Mungkin hari ini mereka kalah, namun bisa saja membalas dendam padaku." Jelas Hani. Taeyong mengangguk mengerti. Benar juga, lagipula Hani sendiri sedangkan mereka bertiga.
"Tak apa jika mereka menyakitiku. Tapi jika mereka menyakiti orang-orang yang kusayangi, aku tidak akan tinggal diam." Ucap Hani mantap. Taeyong menatap Hani yang terlihat memandangnya dengan tatapan kosong.
***
Seunghee menatap ponselnya kesal. Ia sudah beberapa kali meneleponnya namun Hani tak kunjung mengangkatnya. Seunghee menghembuskan napasnya kesal.
Cekrekk.. Seunghee menatap horor kearah Mark yang dengan kurang ajarnya memotretnya menggunakan kamera ponselnya. Mark tersenyum puas saat melihat hasil jepretannya. Wajah Seunghee yang sedang kesal.
"Ya!! Hapus sekarang juga." Teriak Seunghee sambil berkacak pinggang. Mark menjulurkan lidahnya. "Ini akan kujadikan koleksi. Lihat, wajahmu sangat lucu disini."
Seunghee melotot. Ia lalu mendekati Mark dan berusaha mengambil ponsel Mark namun Mark lebih dulu mengangkat tangannya tinggi-tinggi membuat Seunghee kesulitan mengambilnya.
"Ya! Kubilang hapus sekarang sekarang juga!" Seru Seunghee. Mark kembali menjulurkan lidahnya yang semakin membuat Seunghee dongkol. Jika saja membunuh itu legal, ia sudah melempar Mark dari atap sekolah ini kemudian memutilasi tubuhnya untuk diberikan kepada anjing liar. Ouwhh.. itu terlalu sadis.
Seunghee kembali berusaha merebut ponsel Mark tetapi percuma. Karena kesal, Seunghee langsung menubruk tubuh Mark dengan keras membuat mereka terjatuh kebelakang dengan Seunghee yang menindih Mark.
"Gotcha.." ucap Seunghee senang saat ditangannya sudah ada ponselnya Mark. Namun sedetik kemudian ia membulatkan matanya menyadari posisinya sekarang. Mark melotot menyadari jarak wajah Seunghee yang sangat dekat dengannya. Bahkan ia dapat merasakan deru napas Seunghee yang mengenai wajahnya.
"Jigeum mwohaneungoya?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔
Fiksi PenggemarGanteng kok brengsek? Highest rank #8 in Taeyong Highest rank #88 in Fanfic