Chap. 15

9.8K 1K 10
                                    

"S-sunbae..."

Mereka bertatapan cukup lama sampai akhirnya Hani sadar dan mencoba bangun namun Taeyong langsung menahan pinggang Hani. Mata Hani kembali membulat. Kini ia berusaha melepaskan tangan Taeyong namun bukan Taeyong namanya jika ia melepaskan Hani begitu saja. Taeyong menarik kepala Hani dan membenamkannya didadanya. Alhasil kini tubuh mereka menempel tanpa ada jarak sedikitpun. Hani memberontak namun Taeyong malah semakin mengeratkan pelukannya. Dapat Hani dengar debaran jantung Taeyong yang begitu cepat. Sama sepertinya.

"Apa kau mendengarnya?" Tanya Taeyong sambil mengelus rambut Hani pelan. Mata Hani mengerjap. "Jantung ini selalu berdetak cepat jika bersamamu." lirih Taeyong. Pipi Hani merona dan debaran jantungnya semakin tak karuan.

"Apa kau juga merasakan hal yang sama? Kuharap iya." Ucap Taeyong. Ia terus mengelus rambut Hani membuat Hani memejamkan matanya karena merasa nyaman. Hani begitu menyukai sentuhan Taeyong yang lembut seperti ini. Itu membuatnya nyaman dan tenang.

"Sunbae, apa kau tidak merasa berat?" Tanya Hani masih menutup matanya. Taeyong terkekeh. "Kau bahkan seringan bulu."

Hani yang merasa terhina langsung mengangkat wajahnya dan menatap Taeyong kesal. Dipukulnya dada Taeyong kencang membuat Taeyong mengadu kesakitan.

"Aww.. Appo." Ringis Taeyong sambil memegangi dadanya. Hani kembali memukul dada. "Aww.. Yak! Kau ini kecil-kecil tapi kuat juga." Kata Taeyong sambil berusaha menghindar.

Hani mendelik. "Mwo? Aku tidak kecil pabbo." Hani hendak memukul Taeyong kembali namun Taeyong lebih dulu menahannya dengan menggenggam tangan Hani. Hani mencoba melepaskan tangannya namun percuma, tenaga Taeyong lebih besar darinya. Taeyong mengangkat sebelah alisnya mengejek Hani.

"Sunbae lepaskan.." ucap Hani mencoba menarik kembali tangannya. Taeyong tetap menggenggam tangan Hani membuat Hani semakin sewot. "Sunbae kenapa kau sangat menyebalkan sih!" Seru Hani. Sedetik kemudian Hani menutup mulutnya. Ia merutuki dirinya yang dengan bodohnya bersuara keras. Bagaimana jika ibu atau Hana bangun?

"Hani, kau bicara dengan siapa?" Tanya ibu dari luar kamar Hani. Beruntung Hani mengunci kamarnya jadi ibu tidak bisa masuk dan tidak akan terkena stroke dadakan melihat putrinya bersama seorang namja dengan posisi yang saling menindih.

Hani melotot. Sedangkan Taeyong hanya tersenyum geli melihat ekspresi Hani yang sangat lucu.

"Hani, apa ada orang lain dikamarmu?"

Hani gelagapan. Ia lalu menjawab dengan gugup. "I-itu.. Aku sedang m-menelepon teman.. Ya, menelepon teman."

"Ini sudah malam. Cepat tidur jangan bermain ponsel terus." Kata ibu.

"Ne eomma." Jawab Hani. Kemudian terdengar suara langkah menjauh. Hani menghembuskan napasnya lega. Ia lalu menatap Taeyong dengan tajam. Sedangkan yang ditatap hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Lihat, gara-gara sunbae ibuku jadi curiga." Omel Hani. Taeyong terkekeh. "Salahmu sendiri yang berteriak seperti tadi."

Hani mengerucutkan bibirnya kesal. Taeyong menarik kembali kepala Hani agar bersandar didadanya. Dielusnya rambut Hani yang lembut dan beraroma strawberry. "Apa masih sakit?" Tanya Taeyong. Hani mengangguk. "Sedikit. Kadang aku merasa sesak dan sulit bernapas."

Taeyong mengecup rambut Hani. "Mian. Aku tidak bisa melindungimu." Kata Taeyong lirih. Hani mengangkat kepalanya. Ia mengerutkan keningnya bingung. "Kenapa minta maaf? Itu hanya kecelakaan. Lagipula Hyuna sunbae juga terkilir kakinya."

Taeyong mendesah pelan. "Asal kau tahu saja. Hyuna sengaja melakukan itu agar mendapat simpati dariku." Hani menatap Taeyong polos. "Benarkah? Tapi untuk apa ia melakukan itu? Bukankah ujung-ujungnya ia juga terluka?"

Taeyong mengedikkan bahunya. "Molla. Sudahlah lupakan saja dia. Yang terpenting kau sekarang baik-baik saja." Ucap Taeyong. Hani mengangguk mengiyakan.

"Aku mengantuk." Kata Hani sambil mengucek matanya. Ia lalu merebahkan tubuhnya disamping Taeyong dan menutup kedua matanya. "Pulanglah sunbae. Aku mau tidur." Usir Hani. Bukannya menurut, Taeyong malah memeluk Hani dan membenamkan wajahnya dileher Hani. Mata Hani spontan terbuka. Ia menatap horor Taeyong yang dengan seenak jidatnya memeluknya.

"Lepaskan sunbae." Hani merusaha melepaskan pelukan Taeyong namun percuma. Taeyong semakin mengeratkan pelukannya. "Sunbae perg..." Kata Hani kesal. Taeyong mengangkat wajahnya dan meletakkan telunjuknya dibibir Hani membuat Hani diam.

"Sstt... Diam dan tidurlah. Kau bilang kau ingin tidur." Taeyong kembali membenamkan wajahnya dileher Hani. "Tidurlah. Aku tidak akan macam-macam. Aku tidak seperti namja lain yang berbahaya. Aku hanya ingin tidur."

Hani mengerucutkan bibirnya. "Justru bersamamu lebih berbahaya." Taeyong tersenyum geli.

"Tenang saja. Kau tidurlah. Jika aku macam-macam tendang saja selangkanganku." Ucap Taeyong. Hani mengangguk. Benar juga. Dulu juga ia pernah meninju wajah Taeyong. Jadi jika Taeyong macam-macam ia bisa langsung membunuhnya.

Hani memejamkan matanya. Menghirup Wangi musk yang menguar dari tubuh Taeyong. Aroma yang sangat menenangkan.  Mereka lalu terlelap bersama.

***

Hani mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang menyeruak masuk kerongga matanya. Hani menguap lalu mengucek matanya. Ia melihat kesamping dan tidak melihat Taeyong. Mata Hani membulat. Taeyong tak ada? Kapan ia bangun? Hani lalu melihat secarik kertas yang terselip dibawah ponselnya. Diambilnya kertas itu.

"Aku pulang dulu. Aku akan menjemputmu. Kita berangkat sekolah bersama."

Hani tersenyum. Ia lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Hani menatap pantulan dirinya dicermin kamar mandi. Senyuman terus mengembang dibibir mungilnya. Entah mengapa sikap Taeyong yang lembut membuatnya nyaman dan tenang. Berbeda dengan sifat bad boy dan menyebalkan yang selalu Taeyong nampakkan. Hani memegang kedua pipinya. Panas dan memerah. Hani kembali tersenyum.

"Semoga Taeyong sunbae terus bersikap lembut seperti tadi malam." Gumam Hani. Sedetik kemudian ia menggeleng. "Aishh.. Maldo andwae. Hubungan ini hanya pura-pura, Hani-ya. Kau jangan terlalu berharap." Ucap Hani pada pantulan dirinya.

Hani menunduk. Ia menghela napas panjang. "Hubungan ini hanya pura-pura..."

TBC

Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang