Chap. 41

9.6K 966 62
                                    

Hani mengerjapkan matanya. Kepalanya terasa sangat pusing. Matanya melihat sekeliling ruangan yang terlihat asing. Hani tersentak, ini bukan kamarnya. Hani hendak bangkit namun tidak bisa, Hani membulatkan matanya saat melihat tangannya diikat dikepala ranjang sehingga menyulitkannya untuk bergerak. Hani panik dan langsung menggeliat berusaha membebaskan diri.

"Selamat malam, sayang." Tegur lelaki yang baru saja memasuki ruangan.

"K-Kun?" Hani menatap Kun tak percaya. Bagaimana bisa Kun menculiknya? Dan untuk apa dia diculik?

Kun berjalan mengitari Hani dengan seringainya. Hani mengawasi setiap pergerakan Kun. Hani tahu ia tak boleh lengah.

"Tidurmu nyenyak?" Kun mendudukkan dirinya disamping Hani. Hani beringsut mundur namun langsung ditahan oleh Kun.

"Kenapa kau menculikku?" Hani bertanya dengan nada rendah.

Kun memajukan wajahnya. Hani menelan ludahnya. Jarak wajah mereka sangat dekat, bahkan Hani dapat merasakan hembusan napas Kun yang mengenai wajahnya.

"Karena aku menginginkanmu, sayang." Kun menyampirkan helaian rambut Hani yang menjuntai menutupi wajahnya.

"Lepaskan aku."

Kun menjauhkan wajahnya lalu terdiam cukup lama sampai akhirnya tertawa tiba-tiba.

"Melepaskanmu? Itu tidak mungkin sayang."
"Kenapa?"
"Karena kau milikku."
"AKU BUKAN MILIKMU!"
"Tapi sebentar lagi kau akan menjadi milikku."

Perasaan Hani semakin tidak karuan. "Kenapa kau melakukan ini padaku?"

Kun tersenyum, lebih tepatnya menyeringai. "Karena hanya dengan cara ini aku bisa memilikimu. Aku sudah cukup bersabar dengan semua cara bodoh Hyuna yang selalu saja gagal."

"Hyuna sunbae?"
"Ya, kau pasti sudah tahu semuanya adalah rencana bodoh Hyuna."

Tiba-tiba ponsel Hani berbunyi. Kun mendekati tas Hani kemudian mengeluarkan ponsel milik Hani. Kun tersenyum miring lalu mengangkat nomor yang menghubungi Hani.

"Oh, Taeyong-ssi."

Hani membulatkan matanya saat mendengar nama Taeyong. "Oppa tolong aku!" Pekik Hani yang membuat Kun kaget bukan main lalu segera membungkam mulut Hani dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memegang ponsel milik Hani.

"Brengsek! Apa yang kau lakukan pada Hani hah?!" Teriak Taeyong diseberang.

Kun tertawa kecil. "Apa lagi, tentu saja menjadikannya milikku."

"Brengsek! Jangan coba-coba untuk menyentuhnya!"
"Terlambat, aku sudah menyentuhnya."
"Sialan! Lepaskan Hani!"
"Tidak akan."

Kun segera mematikan panggilan itu dan memasukkan ponsel itu ke dalam salah satu saku jaketnya. Dia lalu melepaskan tangannya yang membungkam mulut Hani.
"Istirahatlah, aku akan pergi."

Kun hendak mencium bibir Hani namun Hani langsung menolehkan kepalanya sehingga Kun hanya mencium pipi Hani. Setelah itu Kun keluar dari ruangan dengan setelah mengunci pintunya.

Hani meneteskan air matanya. Ia tidak menyangka akan mengalami hal ini. Ia takut, sangat takut.

***

Taeyong menggeram marah saat panggilannya terputus. Diacaknya rambutnya dengan kasar. Ini salahnya. Jika saja dia mengantar Hani pulang, hal ini tidak akan terjadi. Taeyong lalu melacak ponsel Hani melalu GPS di ponsel Hani. Setelah mendapatkan lokasinya, Taeyong langsung keluar dari kamarnya.

"Mark, ikutlah denganku." Suruh Taeyong pada Mark yang sedang menonton televisi.

"Kemana?" Tanya Mark.

"Ikut saja dan jangan banyak tanya."

Mark bungkam. Lebih baik menuruti karena dia lihat mood Taeyong sedang buruk. Taeyong lalu menelepon Yuta, Jhonny dan juga Jaehyun.

"Hani diculik oleh si brengsek Kun, kalian harus bantu aku."

***

Hani tersentak kaget dari tidurnya saat merasakan benda kenyal melumat bibirnya. Hani berontak namun Kun menahan tengkuk Hani dan semakin mengeksplor bibir Hani. Tubuh Hani bergetar, ia menggelengkan kepalanya mencoba melepaskan ciuman itu. Hani lalu menendang perut Kun dengan kakinya yang tidak terikat membuat Kun terjatuh kebelakang.

"Shit, kau mulai berani rupanya."
"LEPASKAN AKU!!"

***

Taeyong terus menyetir dengan kecepatan tinggi. Tidak ia pedulikan pengendara lain yang hampir celaka karenanya, dipikirannya hanya ada Hani.

"Hyung, bisakah kau pelan?" Seru Mark panik saat Taeyong hampir menabrak mobil lain. Karena cara menyetir Taeyong yang ugal-ugalan, Yuta, Jhonny, Mark dan Jaehyun sampai harus saling berpegangan.

Taeyong tidak mempedulikan Mark, ia terus melakukan mobilnya sampai akhirnya mereka sampai disebuah apartemen besar.

***

Keadaan Hani sangat mengenaskan. Tiga kancing seragamnya lepas, rok sebelah kirinya robek dan rambut yang acak- acakan, juga bibir yang bengkak dan berdarah.

"Kau kuat juga rupanya." Ringis Kun sambil memegangi perutnya yang lagi-lagi  terkena tendangan Hani. Kun lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Hani. Hani berusaha berontak, tapi tidak bisa. Dia hanya bisa memalingkan wajahnya. Kun semakin mendekatkan wajahnya. Hani menutup matanya, dia hanya bisa pasrah.

Bugh! Kepalan tinju Taeyong mendarat dengan mulus diwajah Kun. Kun pun lalu terjatuh. Tak lama kemudian datang lima orang berbadan besar.

"Sisanya terserah kalian." Kata Taeyong pelan.

"Hehehe.. serahkan saja padaku." Ujar Yuta girang. Dia bersama dengan Jaehyun, Jhonny, dan Mark lalu mulai menghajar orang-orang itu.

Kun berdiri sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Dia lalu terkekeh melihat darahnya menempel dijarinya.

"Well, kau datang disaat yang tidak tepat."
"Brengsek kau!"

Taeyong maju dan kembali memukul wajah Kun dengan beringas. Tinjuan dan tendangan ia berikan ke tubuh Kun.

"Taeyong hentikan! Kau bisa membunuhnya!" Seru Jhonny saat melihat Taeyong terus memukuli Kun dengan membabi buta.

"Dia memang pantas mati!" Taeyong terus memukuli Kun yang sudah lemas dibawahnya. Bibir dan hidungnya mengeluarkan darah, mata sebelah kiri dan pipinya membiru, perut, lengan, dan kaki yang lebam-lebam.

Hani menatap Taeyong yang terlihat menyeramkan didepannya. "Oppa, hentikan!"

Taeyong melepaskan cengkeraman tangannya pada kerah baju Kun. Dia lalu menghampiri Hani yang berantakan.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Taeyong cemas. Hani menggelengkan kepalanya. "Aku baik-baik saja."

Taeyong menggeram marah melihat keadaan Hani yang berantakan. Taeyong melepaskan jaket dan memberikannya pada Hani. Hani sudah tidak bisa membendung air matanya lagi. Dia lalu menangis. "Aku, aku takut.   Aku takut tidak bisa bertemu lagi denganmu...." Kata Hani sambil terisak.

Taeyong memeluk Hani lembut. "Tidak apa-apa, sekarang sudah aman." Kata Taeyong lembut.

Hani mengangguk pelan, disandarkannya kepalanya didada Taeyong, sedangkan Taeyong mengusap kepala Hani lembut. Jaehyun menatap nanar Hani dan Taeyong yang tengah berpelukan.

"Kau benar-benar mencintainya. Jika seperti ini aku bisa apa."

TBC

Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang