Hani Pov
Aku berjalan seorang diri entah kemana. Aku hanya mengikuti langkah kakiku yang terus membawaku berkeliling sekolah. Rasanya sedikit bosan tanpa perintah dan gangguan dari Taeyong sunbae. Ngomong-ngomong, aku belum bertemu lagi dengan Taeyong sunbae sejak ia menjemputku. Biasanya belum ada 2 jam ia pasti akan mengirimiku pesan berisikan perintahnya yang HARUS dituruti. Namun hari ini entah mengapa aku tak mendapat satu pesan pun darinya.
Kenapa Taeyong sunbae tak menghubungiku? Apa ia baik-baik saja? Eh, kenapa aku memikirkannya? Bukankah seharusnya aku senang karena dengan begitu aku bisa hidup damai tanpa gangguan dan perintah darinya hari ini.
Aku kembali melangkahkan kakiku. Tanpa sadar aku melangkah menuju tempat dimana aku hampir tertimpa pot. Aku berhenti tepat didepan pecahan pot yang sampai sekarang belum dibersihkan. Kudongakkan kepalaku menatap atap sekolah tempat orang itu menjatuhkan pot.
Aku kembali melangkahkan kakiku. Namun baru tiga langkah aku berhenti. Tepat beberapa meter dariku, aku melihat Taeyong sunbae. Wahh, panjang umur. Baru beberapa saat yang lalu aku memikirkannya sekarang aku bertemu dengannya.
Aku hendak menghampiri Taeyong sunbae saat aku melihat seorang yeoja berdiri didepannya. Karena penasaran, aku pun bersembunyi dibalik dinding. Dapat kulihat wajah Taeyong sunbae yang datar dan terkesan dingin. Heol, apa dia tak punya ekspresi lain selain itu.
"Aku menyukaimu Taeyong-ssi."
What the??!! Mataku melebar sempurna. Yeoja itu menyatakan perasaannya pada Taeyong sunbae. Aku mencoba mengintip untuk melihat wajah yeoja itu. Aku melotot. Itu kan Nayeon sunbae. Primadona sekolah. Dengan wajah cantik dan gigi kelinci yang membuat semua pria bertekuk lutut padanya.
Aku menatap Taeyong sunbae cemas. Apa ia akan menerimanya? atau ia akan menolaknya? Kulihat Taeyong sunbae hanya menatapnya datar. Tanpa senyum. Dasar muka tembok. Nayeon sunbae terlihat gugup. Ia menunduk dan kedua tangannya saling menautkan jari-jarinya.
Aku kembali melihat Taeyong sunbae dengan perasaan cemas. Jangan terima. Jangan terima. Kumohon jangan te- eh, kenapa aku malah berharap Taeyong sunbae akan menolaknya? Aish.. sadarlah Hani, kau hanya pacar pura-puranya. Toh, tak ada hubungannya denganku.
Kulihat Taeyong sunbae hendak menjawab. Aku menanti kalimat apa yang akan ia lontarkan. Apakah 'ya' atau 'tidak'.
"Aku tidak bisa."
Mataku membulat. Kulihat Nayeon sunbae menatap Taeyong sunbae dengan ekspresi tak terbaca. Mungkin ia tak percaya jika Taeyong sunbae menolaknya. Baguslah.
"Kau bukan tipeku. Aku tidak suka perempuan yang mengumbar kecantikan dan tubuh mereka. Aku muak." Ujar Taeyong sunbae dengan tatapan dinginnya. Nayeon sunbae langsung berlari sambil berlinang air mata.
Aku masih diam ditempat. Aku masih mencerna kata-kata Taeyong sunbae. Apa kata-katanya tak keterlaluan? Nayeon sunbae memang selalu berpakaian ketat sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya yang membuat mata para pria langsung melebar.
"Mau sampai kapan kau disana?" Aku melotot. Taeyong sunbae sedang menatapku dengan tampang datarnya. Aku nyengir.
"Kemarilah." Aku menurut. Kuhampiri Taeyong sunbae. "Kenapa kau sembunyi? Jika ingin kau bisa melihatnya tanpa sembunyi."
Heh? Jadi Taeyong sunbae sudah tahu aku sejak tadi bersembunyi? Aku menatap Taeyong sunbae. "Apa sunbae tak keterlaluan tadi?"
Taeyong sunbae menatapku dengan satu alis terangkat. Uhh, entah kenapa aku merasa ia sangat tampan. Ok, kembali kr cerita.
"Maksudmu?"
"Kau seolah menghina Nayeon sunbae. Kau tak kasihan padanya?"
"Tidak."
Heol. Dasar namja tak berperasaan. "Wae? Kau ini dasar tak berperasaan."
Uppss... pabbo, kenapa aku mengatakan itu. Aku melirik Taeyong sunbae takut-takut. Kulihat ia menatapku dengan tatapan lasernya. Aku menelan ludahku susah payah. Matilah aku!!
Taeyong mendekat kearahku yang membuatku otomatis melangkah mundur. Naas, tangannya sudah lebih dulu menahan pinggangku. Aku memundurkan kepalaku saat wajahnya semakin mendekat, bahkan aku bisa merasakan deru napasnya yang mengenai wajahku. Aroma mint.
Mataku mengerjap menantikan apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Kulihat Taeyong sunbae melirik bibirku. Oow.. kuharap ia tak berpikiran untuk menciumku. Taeyong sunbae kembali memajukan wajahnya, bahkan ia memiringkan kepalanya. Aku memejamkan mataku rapat-rapat. Namun hingga 10 detik aku tak merasakan apa-apa dibibirku. Kubuka mataku pelan-pelan. Sial, Taeyong sunbae tersenyum miring.
"Kau pikir aku akan menciummu?" Skakmat. Aku membulatkan mataku. Jadi ia hanya mempermainkanku? Aku menatapnya tajam namun Taeyong sunbae malah tertawa kecil. Aarrg.. aku benci.
Bugg..
"Aakh.." kutendang tulang keringnya membuatnya mengerang kesakitan dan melepaskan pinggangku. Kesempatan ini kugunakan untuk kabur. Samar-samar kudengar ia meneriakiku.
***
Aku berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kelasku. Saat berbelok tiba-tiba aku melihat Yuta sunbae sedang berjalan sambil memakan permen lollipop. Aku menundukkan kepalaku menyapa Yuta sunbae.
"Jung Hani." Panggil Yuta sunbae. Aku menoleh. "Ne?"
Yuta sunbae menghampiriku dan berdiri didepanku. "Kau melihat Taeyong?"
"Aku baru saja bertemu dengannya. Dia ada ditaman utama."
Yuta sunbae mengangguk. Aku hendak kembali melanjutkan langkahku saat Yuta sunbae berkata
"Kuharap kau tidak menyukai Taeyong."
Aku kembali menoleh. Kedua alisku bertaut. "Maksud sunbae?"
"Kau akan tahu maksudku." Setelah mengatakan itu Yuta sunbae langsung meninggalkanku yang masih mencerna kata-katanya.
Kenapa Yuta sunbae ingin aku tidak menyukai Taeyong sunbae?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔
FanfictionGanteng kok brengsek? Highest rank #8 in Taeyong Highest rank #88 in Fanfic