Hani terus memandang pantulan dirinya dicermin rias. Ingatannya melayang mengingat kejadian tadi malam saat Taeyong yang tiba-tiba bersikap lembut. Tiba-tiba ponselnya berdering membuat Hani terlonjak kaget. Hani mengambil ponselnya yang tergeletak diatas kasur kemudian menggeser tombol hijau.
"Yeob-"
"Hani-ya!!" Suara cempreng milik Seunghee terdengar membuat Hani menjauhkan ponsel dari telinganya. Ia mendengus kesal. "Kau ingin membuatku tuli hah?" Sungut Hani."Hehe.. mianhae.. Habisnya aku sedang kesal."
Hani memutar bola matanya. "Lalu kenapa kau berteriaknya kepadaku?" Tanya Hani. Ia lalu merebahkan tubuhnya diatas ranjang.
"Karena aku ingin sekali curhat padamu."
"Silahkan. Asal jangan cerita yang membosankan."Terdengar suara dengusan Seunghee. "Apa kau tahu, KEMARIN ADA NAMJA ANEH YANG MENCIUMKU!!"
Hani langsung membanting ponselnya keatas kasur dengan kesal. Ia lalu melounspreaker ponselnya. "Shit!! KAU YEOJA BODOH KENAPA KAU TERIAK HAH?!"
"Mianhae.. Entah mengapa aku ingin sekali berteriak."
"Ck.. Lanjutkan ceritamu."
"Dia namja yang sangat aneh. Kami baru pertama kali bertemu namun ia sudah mencuri ciuman pertamaku.. Huaa. Padahal aku bertekad akan memberikan first kiss-ku untuk namja yang kucintai."
"Mungkin saja nanti kalian jodoh."
"JODOH PANTATMU!!"Hani tertawa keras. "Haha.. Mungkin saja kan? Nanti kalian bertemu kembali kemudian kalian saling jatuh Cinta."
"Aku tidak sudi."
"Haha.. Hei, jangan berbicara seperti itu. Nanti kau termakan omonganmu sendiri."
"Kau sendiri bagaimana hubunganmu dengan Taeyong sunbae?"Mendengar nama Taeyong, Hani langsung terdiam. Entah mengapa tiba-tiba wajahnya memanas dan jantungnya berdebar kencang. Astaga, sebegitu besarkah pengaruh Taeyong? Hanya mendengar nama Taeyong saja ia sudah seperti ini.
"Hallo... Kau masih hidup kan?"
"Sialan! Aku masih hidup bodoh."
"Habisnya kau diam. Gwaenchanayeo?"
"Eoh. Nan gwaenchana."
"Kudengar tadi malam kau pergi kencan dengan Taeyong sunbae. Benar begitu?"
"Aniya. Kami tidak kencan. Kami hanya menghadiri sebuah acara."
"Jinjja? Kukira kau kencan dengannya."
"Ehmm.. sudah dulu ya, aku ada urusan."
"Eoh. Baiklah."
"Bye."
"Bye."Hani langsung mengakhiri percakapan mereka. Ia sudah tidak dapat mengobrol lagi jika sudah membahas masalah Taeyong dengannya. Hani menarik napas panjang. Entah mengapa ia merasa dirinya aneh. Ia selalu berdebar jika berdekatan dengan Taeyong. Tidak mungkin ia menyukai Taeyong.
***
"Hani.. Cepat turun lalu sarapan." Teriak Hana dari dapur. Hani yang sedang menyisir rambutnya langsung mengikat asal rambutnya. Ia lalu keluar menuju ruang makan. Disana sudah ada Hana dan ibunya yang tengah menikmati sarapan. Hani lalu duduk disamping Hana dan memakan sarapannya.
"Eomma akan pulang larut. Hani, jika kau pulang dan kakakmu belum pulang, kau beli makanan diluar saja ya." Kata ibunya. Hani hanya mengangguk sambil terus mengunyah makanannya.
Tiba-tiba kemudian suara bel terdengar. Ibu beranjak dari duduknya menuju pintu depan. Tak lama kemudian ibu kembali dengan wajah sumringah.
"Hani, ada seseorang yang menjemputmu." Ucap ibu sambil tersenyum misterius. Hani mengangkat sebelah alisnya. "Kau tidak bilang sudah punya pacar yang tampan. Kenapa kau merahasiakannya." Kata ibu lagi. Hani menegang. Jangan bilang itu adalah Taeyong. Ia belum siap bertemu Taeyong setelah kejadian kemarin.
"Kenapa kau diam saja? Cepat temui pacarmu dan cepat berangkat sekolah." Ibu mendekati Hani lalu menarik tangan Hani menuju pintu. Sesampainya didepan pintu, Hani langsung melongo. Bagaimana tidak, Taeyong berdiri menyender pada mobil lamborghininya dengan kedua tangan yang ia masukkan kesaku celananya. Oh, jangan lupakan kacamata hitam yang bertengger dihidungnya.
Taeyong yang menyadari kedatangan Hani langsung menghampirinya. Ia melepaskan kacamatanya lalu tersenyum pada ibu Hani. "Kami harus berangkat sekarang ahjumma." Ucap Taeyong sambil menggenggam tangan Hani membuat Hani membulatkan matanya.
"Owh.. Silahkan. Jaga Hani baik-baik ne? Jika ia nakal disekolah kau hukum saja." Ucap ibu sambil tersenyum manis. Hani meloto kearah ibunya. Taeyong tersenyum kecil. "Tentu saja. Kami berangkat dulu." Taeyong lalu membungkuk kepada ibu membuat ibu tersipu sedangkan Hani melongo.
Taeyong lalu menarik Hani menuju mobilnya. Dibukakan pintu mobil. Hani memasuki mobil dan langsung terlonjak kaget saat melihat Mark yang duduk dikursi belakang.
"Mark?" Ucap Hani heran. Mark tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya. "Yo."
Taeyong lalu memasuki mobil dan langsung melajukan mobilnya.
"Kenapa kau bisa berada disini?" Tanya Hani heran. Mark tersenyum lebar. "Mulai hari ini aku akan bersekolah disekolah yang sama dengan kalian."
Hani hanya mengangguk. Suasana menjadi ramai karena Hani dan Mark mengobrol banyak hal. Sedangkan Taeyong hanya diam sambil terus memperhatikan jalan.
***
Mereka bertiga turun dari mobil dan langsung mendapati tatapan dan teriakan heboh dari para murid yeoja. Terlebih lagi saat mereka melihat Mark, suara teriakan langsung menggema membuat Hani menutup telinganya.
"God, apa tenggorokan mereka tidak sakit?" Batin Hani. Hani lalu mengabaikan para murid yeoja dan terus berjalan. Matanya menangkap sosok Seunghee yang sedang berjalan didepannya.
"Seunghee-ya!" Panggil Hani heboh. Seunghee menengok dan tersenyum lebar. Namun senyumannya langsung luntur saat melihat namja yang kemarin dengan kurang ajarnya menciumnya.
"NEO!!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔
FanfictionGanteng kok brengsek? Highest rank #8 in Taeyong Highest rank #88 in Fanfic