Chap. 8

11.4K 1.2K 40
                                    

Hani memasuki toilet dan langsung menuju wastafel untuk mencuci tangannya. Ia membenahi riasan dan tatanan rambutnya.

Saat itulah matanya menangkap sosok Hyuna yang baru saja memasuki toilet. Hyuna yang menyadari keberadaan Hani langsung tersenyum miring, sedangkan Hani langsung memalingkan wajahnya kembali fokus membenahi riasannya.

Hyuna berdiri disamping Hani. Dikeluarkannya bedak dari dalam tasnya dan ia langsung memoleskan bedak itu diwajahnya. Padahal bedak diwajahnya sudah setebal tembok tapi ia tetap memoles wajahnya. Hani hanya melirik sekilas tanpa minat.

"Kulihat kau kemari dengan Taeyong. Benar?" Tanya Hyuna tanpa mengalihkan pandangannya. Hani hanya bergumam menjawab pertanyaan dari Hyuna membuat Hyuna mendengus kesal. Hyuna lalu mengambil lipstick merahnya kemudian memoles bibirnya. "Kau cukup berani datang bersamanya kemari."

Hani memutar bola matanya malas. "Memangnya kenapa? Toh, tidak ada yang melarang." Jawab Hani sambil melirik Hyuna. Hyuna tersenyum miring, tangannya masih memoles bibir tebalnya dengan lipstick merahnya. "Yahh.. Tunggu saja sampai nanti Taeyong membuangmu." Ucap Hyuna dengan nada sinis.

Hani menghela napas panjang. "Terserah kau saja sunbae." Hani lalu membenahi penampilannya. "Oh iya, dandananmu terlihat seperti jalang, sunbae." Ucap Hani sambil berlalu. Saat melewati Hyuna ia sengaja menabrak bahu Hyuna membuat lipsticknya melenceng dari bibir hingga pipi. Hyuna melotot dengan mulut terbuka sedangkan Hani tersenyum senang.

"YEOJA SIALAN!!"

***

Hani berjalan sambil menengok ke sekitarnya. Sedari tadi ia mencari sosok Taeyong namun belum juga ia temukan. Tiba-tiba sebuah tangan melingkar dibahunya. Hani yang kaget secara spontan meraih tangan itu dan memelintirnya membuat sipemilik tangan berteriak kesakitan.

"Aww... Appo!! Kakak ipar appo!!" Ringis namja berambut blonde itu. Hani yang menyadari siapa pemilik tangan itu langsung melepaskan tangannya. Si namja menatap Hani kesal sambil terus memegangi tangannya.

"Mi-mianhae.. Aku tidak tahu kalau itu kau Mark." Ucap Hani sambil menatap Mark bersalah. Mark mengerucutkan bibirnya kesal. "Ini sangat sakit kakak ipar." Rengek Mark. "Mianhae.." ringis Hani.

"Ya sudahlah. Ngomong-ngomong kenapa kau sendirian kakak ipar? Dimana Taeyong hyung?" Tanya Mark sambil berjalan beriringan dengan Hani. "Molla. Aku baru kembali dari toilet. Ini aku sedang mencarinya."

Mark mengangguk. "Kalau begitu kita cari bersama saja kakak ipar."

"Boleh. Eh, kenapa kau memanggilku kakak ipar?" Tanya Hani dengan kening berkerut. Mark terkekeh melihat Hani yang polos. "Kau kan nanti akan menjadi istrinya Taeyong hyung, jadi otomatis kau akan menjadi kakak iparku."

Hani melongo mendengar penjelasan Mark. Heol, hubungan ini saja ia tolak mentah-mentah bagaimana ia bisa menjadi istri Taeyong? Bukannya ia tidak mau. Ia mau menjadi istri Taeyong namun jika hubungan ini saja tak dilandasi dengan Cinta bag.. Wait, apa tadi Hani baru saja mengatakan ia mau menjadi istri Taeyong?

Hani menggeleng-gelengkan kepalanya memikirkan kata hatinya tadi. Mark terkekeh lagi. Ia lalu menarik pinggang Hani sambil berjalan mendekati Taeyong dan teman-temannya yang berada dipojok ruangan. Sesampainya disana Mark langsung ber-tos ria dengan yang lainnya.

"Bocah tengik ini sudah pulang dari canada rupanya." Ejek Jhonny yang mendapat tinjuan dilengannya dari Mark.

"Kau kenapa bisa bersama Hani?" Tanya Taeyong sambil menatap Mark tajam. Mark tersenyum. "Tadi aku bertemu dengannya saat ia baru saja dari toilet."

"Kemarilah." Perintah Taeyong sambil menatap Hani tajam. Dengan ragu Hani menghampiri Taeyong dan duduk disamping Taeyong. "Kenapa kau duduk disitu?" tanya Taeyong tetap dengan tatapan tajamnya. Hani mengerutkan keningnya. "Kukira aku bebas duduk dimana saja." Ucap Hani polos.

Taeyong menarik napas panjang lalu mengangkat tubuh Hani dan mendudukkannya dipangkuan Taeyong. "Kau duduk disini." Ucap Taeyong tepat dibelakang telinga Hani membuat Hani merinding.

Hani bergerak gelisah. Lampu yang remang-remang dan suara musik yang keras membuat Hani risih. Apalagi matanya melihat beberapa pasangan tengah bermesraan. Entah itu saling memeluk atau bercumbu ria. Mata Hani membulat saat lengan kokoh Taeyong melingkar di pinggangnya. Dapat Hani rasakan deru nafas Taeyong yang mengenai lehernya. Hani mencoba memberontak namun Taeyong justru semakin mengeratkan pelukannya dipinggang Hani membuat punggung Hani menempel sempurna dengan dada bidang Taeyong.

"S-sunbae, neo mw-mwohaenungoya?" Tanya Hani gugup sambil mencoba melepaskan tangan Taeyong yang melingkar dipinggangnya.

"Sstt.. diamlah. Aku ingin memelukmu." Lirih Taeyong sambil sesekali mencium pipi kanan Hani yang sukses membuat mata Hani membulat dan pipi yang merona. Jangan lupakan jantung Hani yang berdetak cepat seakan-akan hendak keluar dari tubuh Hani.

Hani mencoba mengalihkan perhatiannya dengan memperhatikan keadaan sekeliling. Dilihatnya teman-teman Taeyong yang entah sejak kapan tengah bermesraan dengan pasangan masing-masing. Sontak Hani langsung mengalihkan pandangannya. Matanya bertemu dengan Mark yang sedang duduk didepannya sambil tersenyum jahil kearahnya.

Hani yang menyadari ciuman Taeyong mulai menjalar kearea lehernya langsung berusaha menghindar dengan menggelengkan kepalanya. Namun bukan Taeyong namanya jika ia langsung berhenti. Dengan sekali hentak dibaliknya badan Hani hingga menghadap kearahnya. Diciumnya bibir merah muda Hani dengan rakus membuat Hani memberontak.

Hani memukul-mukul dada Taeyong karena mulai kehabisan napas. Taeyong melepaskan ciumannya. Dahi mereka saling menempel membuat mereka deru napas diantara mereka. Taeyong mengusap bibir Hani yang memerah dan bengkak. Dikecupnya lembut membuat Hani memejamkan matanya. Mata Taeyong menatap tepat kearah hazel milik Hani. Bola mata yang sangat indah yang menarik perhatian Taeyong.

"Kau sangat cantik.."

TBC

Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang