Mark terus menarik tangan Seunghee. Tak ia pedulikan Seunghee yang meronta minta dilepaskan karena genggaman tangan Mark yang sangat kuat. Bahkan pergelangan tangan Seunghee sampai memerah saking eratnya Mark menggenggam tangannya.
"Mark.. Lepaskan, ini sangat sakit." ujar Seunghee namun Mark tak menggubrisnya. Seunghee menatap punggung Mark kesal.
"KUBILANG LEPASKAN TANGANKU!!" teriak Seunghee dengan keras membuat Mark menghentikan langkahnya. Mark membalikkan badannya melihat Seunghee yang tengah menatapnya dengan napas memburu.
Seunghee langsung menghempaskan tangan Mark lalu memegangi pergelangan tangannya yang memerah. "Kau ini kenapa? Neo waeirae? Kenapa kau seperti ini padaku?" seru Seunghee dengan emosi memuncak.
Mark diam. Ia menatap Seunghee datar. Seunghee menghela napas. "Dari kemarin kau menghindariku, dan sekarang kau menarikku seperti ini? Sebenarnya apa maumu?"
Mark menatap Seunghee dingin. Ia melangkahkan kakinya mendekati Seunghee. Seunghee yang melihat Mark seperti ini memundurkan langkahnya. "K-kau mau apa?"
Mark terus melangkahkan kakinya sampai akhirnya ia menarik tangan Seunghee dan menyudutkannya didinding. Seunghee membulatkan matanya kaget. Mark mulai menghimpit tubuh Seunghee membuat Seunghee merinding ketakutan. Apalagi dengan raut wajah Mark yang terlihat serius.
"Mauku? Aku ingin kau menjauhi Jaemin."
Seunghee mengerutkan keningnya. "K-kenapa kau i-ingin aku menjauhinya?" tanya Seunghee gugup.
Mark menyeringai membuat Seunghee bergidik ngeri. "Karena kau milikku."
Seunghee melotot. Belum sempat ia mencerna perkataan Mark, sebuah benda lunak dan lembut menempel dibibirnya. Seunghee membelalakkan matanya. Mark menciumnya! Untuk yang kedua kalinya.
Seunghee memukul dada Mark dan mendorongnya agar ciuman mereka terlepas. Namun sudah kodratnya tenaga laki-laki lebih kuat. Mark menahan kedua tangan Seunghee dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menekan tengkuk Seunghee untuk memperdalam ciumannya.
Mark mulai menggerakkan bibirnya melumat bibir Seunghee. Sesekali ia menggigit bibir bawah Seunghee gemas membuat Seunghee mengerang. perlahan Seunghee mulai membalas ciuman Mark. Otaknya menyuruhnya menghentikan ciuman ini namun hatinya menginginkan ini. Entah mengapa ia menyukai bibir Mark.
Seunghee menggelengkan kepalanya saat merasa pasokan oksigennya berkurang. Mark yang tahu akan hal itu melepaskan ciumannya namun dahi mereka masih menyatu. Mark menatap bibir Seunghee yang memerah dan bengkak. Senyum mengembang dibibirnya mengetahui ialah yang sudah membuat bibir itu merah dan bengkak.
Mark mengusap bibir Seunghee lembut. "Kau milikku. Forever mine. Aku tidak akan melepaskanmu, dan aku akan menghajar siapa saja yang mendekatimu."
***
Hana menatap ponselnya dengan perasaan campur aduk. Johnny baru saja mengiriminya pesan bahwa mereka harus bertemu karena ada yang dia katakan pada Hana. Hana menghela napas. Akhirnya ia membalas pesan itu.
"Baiklah. Ditaman kota sepulang aku kerja."
Hana memasukkan ponselnya kedalam saku celananya dan kembali melakukan pekerjaannya.
***
Taeyong menghentikan motornya didepan rumah Hani. Hani turun lalu melepas helmnya begitu juga dengan Taeyong.
"Oppa mau mampir?" tawar Hani. Taeyong terlihat tengah berpikir. "Apa tak apa?"
Hani tersenyum. "Tentu saja. Lagipula dirumah tak ada orang, aku bosan jika harus sendirian dirumah." ucap Hani sambil mempoutkan bibirnya yang tanpa ia sadari ia tengah melakukan aegyo didepan Taeyong. Taeyong terkekeh. "Arraseo. Aku akan mampir." katanya sambil mengacak rambut Hani.
Hani tersenyum lebar. Ia lalu menarik lengan Taeyong dan membawanya masuk kedalam rumahnya.
"Oppa tunggu disini. Aku ganti baju dulu." kata Hani saat mereka sampai diruang tengah. Taeyong mengangguk. Hani lalu berlalu kekamarnya meninggalkan Taeyong yang tengah melihat-melihat ruang tengah Hani.
Taeyong lalu mendekati sebuah pigura yang digantung diatas televisi. Pigura berisi foto keluarga Hani. Taeyong mengamati wajah keluarga satu persatu dan berhenti diwajah ayahnya Hani.
"Sangat mirip dengan ayahnya." gumam Taeyong saat menyadari wajah Hani miri dengan wajah ayahnya.
Tak lama kemudian Hani turun. Taeyong mengalihkan pandangannya untuk melihat Hani dan terpaku sedetik kemudian. Hani yang hanya memakai kaos putih polos yang kebesaran, hotpants yang sangat pendek dan rambut terurai. Cantik dan sexy. Sosok lain dari seorang Hani yang belum pernah ia lihat selama ini.
Hani menghampiri Taeyong dan berhenti disampingnya. "Oppa sedang apa?" tanyanya.
"Melihat foto keluargamu." Hani hanya ber-oh ria.
"Kau mirip dengan ayahmu."
Hani tersenyum. "Memang. Aku sangat mirip dengan ayahku."
"Tapi bola matamu mirip dengan ibumu. Coklat terang." Hani kembali tersenyum.
"Tapi kenapa aku tak pernah melihat ayahmu? Dia diluar kota?" pertanyaan Taeyong membuat Hani terdiam. Namun tak lama Hani tersenyum sendu.
"Ayahku sudah lama meninggal." jawab Hani sambil menundukkan wajahnya. Taeyong yang mendengar itu menatap Hani kaget.
"Mian. Aku tid-"
"Gwaenchana oppa. Lagipula itu sudah lama." potong Hani dengan senyum diwajahnya namun matanya memerah saat melihat foto ayahnya.
Taeyong merengkuh tubuh Hani. Mengusap punggung Hani lembut dan menenggelamkan wajah Hani didadanya. Dapat ia rasakan tubuh Hani yang bergetar menahan tangis.
"Menangislah, jangan menahannya." tepat setelah Taeyong mengatakan hal itu Hani langsung menangis keras. Taeyong mengelus rambut Hani dengan lembut.
***
Setelah acara peluk-pelukan dan tangisan Hani reda, mereka memilih untuk menonton film dengan ditemani berbagai macam snack dan minuman soda. Hani menyenderkan kepalanya dibahu Taeyong sambil memakan snacknya. Sesekali mereka tertawa bersama.
Kalian tahu aoa yang mereka tonton?
Spongebob Squarepants The Movie. Awalnya Taeyong malas menontonnya karena menurutnya film itu hanya untuk anak kecil. Tapi melihat Hani yang terus saja memohon dan melakukan berbagai macam aegyo akhirnya Taeyong mengiyakan saja.
Ok, balik ke cerita. Hani kembali tertawa begitu juga dengan Taeyong. Ternyata ada gunanya juga Hani memilih film ini. Karena film inilah ia dapat melihat tawa Taeyong yang jarang bahkan tak pernah ia liat sebelumnya.
Sesekali Hani bernyanyi saat adegan Spongebob dan Patrick menyanyi bersama beberapa monster.
"Hahaha... Astaga itu lucu sekali." suara tawa Taeyong menggelegar begitu juga dengan Hani.
"Aigoo.. Aku ingin pipis. Oppa aku ke kamar mandi dulu." kata Hani sambil beranjak dari duduknya fan berjalan menuju kamar mandi. Mungkin ini efek karena ia kebanyakan tertawa.
Tak lama kemudian Hani kembali dari kamar mandi dan langsung duduk disamping Taeyong. Hani terus memandang wajah Taeyong. Wajah yang sekarang dihiasi tawa. Taeyong yang sedang asik tertawa menoleh dan langsung membeku saat melihat Hani. Bagaimana tidak, jarak wajah mereka hanya beberapa senti, bahkan hidung mereka sudah bersentuhan.
Hani hendak menarik wajahnya namun ditahan oleh Taeyong. Taeyong langsung menarik tengkuk Hani dan menyatukan bibir mereka. Hani yang awalnya kaget, kini menutup matanya. Taeyong mulai menggerakkan bibirnya yang diikuti oleh Hani. Melumat dan menghisap mereka lalukan hingga menimbulkan suara decakan yang memenuhi ruangan.
"Aku pula--OMMO!!"
Hani dan Taeyong langsung melepaskan ciuman mereka saat mendengar suara teriakan yang berasal dari pintu rumah. Hani membulatkan matanya saat melihat Hana yang tengah menatapnya shock.
"JIGEUM MWOHANEUNGOYA?!!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Bad Boy <Lee Taeyong> ✔
FanfictionGanteng kok brengsek? Highest rank #8 in Taeyong Highest rank #88 in Fanfic