Part 2. Again?

94.4K 5.6K 229
                                    

Leave your vote before you read the story! One vote would mean so muchhh to meee!!!

Ps: sorry for the typos

❤️❤️❤️

"No sir, We strongly disagree with that. According to the United Nations Declaration Of Human Right Point 01 All human beings are born free and equal in dignity and rights. They are endowed with reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood. So I don't think that Indonesia will make any tolerance if you so suddenly do a genocide to either North Korea or The United States. Because, we believe that this conflict shouldn't take any civilian's life away. It's all about the leaders of the countries, we can make threaties between them like, what would we do if they still do this cold war, we can make a travel ban to both of their countries, or maybe economic ban. Why would you spend too much money on making nuclear weapon meanwhile that you know, its the matter of time until we are on the edge of world war 3, if we kept on making secret nuclear weapon? What's the point afterall? People will killed, People will dying, and children will get hurt. On the sake of innocent civilian's life on the both country, Indonesia will not do any participation on the UN if the UNSC* doesn't take any step to stop this cold war. Thank you for your consideration."

Kayra mematikan teleconfrencenya dengan dewan keamanan PBB di Asia Tenggara, masalah antara dua negara tersebut semakin memanas dan menurut perhitungan Kayra apabila tidak dihentikan maka akan menjadi api penyulut perang dunia ke-3 yang bukan merupakan hal main-main. Kayra melangkahkan kakinya menuju pantry kantor dan memutuskan untuk membuat segelas hot chamomile tea yang Kayra rasa pas untuk Jakarta yang diguyur hujan hari ini. Ketika Kayra berjalan kembali menuju ruangannya, tiba-tiba bosnya menelfonnya mengatakan bahwa usulan yang Kayra berikan saat sidang melalui teleconfrence tadi dipertimbangkan oleh dewan keamanan PBB untuk Asia Tenggara, dan Kayra harus membuat data-data soal perjanjian dan undang-undang yang mendukung usulannya tersebut. Mempercepat langkahnya, Kayra tidak melihat bahwa ada sesosok laki-laki yang datang dari arah berlawanan dengannya dan tidak sengaja Kayra menumpahkan sedikit, well tidak begitu sedikit sih, isi gelasnya saja sekarang tinggal tersisa seperempat karena sisanya sudah dia tuangkan kepada pria itu.

"Maaf saya.... loh Langit?!"

"Hello again, Kayra. I think you're the one who should be careful" Ujar Langit mengingatkan percakapan mereka kemarin dengan senyum yang meneduhkan dan pasti mampu membius wanita manapun yang melihatnya.

"Langit, aku minta maaf ya baju kamu jadi kotor. Ayo bersihkan diruanganku" Ujar Kayra sambil mencoba membersihkan noda teh dikemeja Langit dengan tissue yang ia bawa.

"No. Aku gapapa, lagipula aku juga harus ganti" Ujar Langit sambil memegang tangan Kayra yang memegang tissue yang tadi ia gunakan untuk membersihkan bajunya.

"Aku fikir awalnya kamu kerja kantoran, tapi apa yang kamu lakukan disini? Moreover, ini instansi formal"

"Aku ada urusan dengan beberapa orang disini."

"Kemarin dengan duta besar Meksiko, sekarang kamu berada di kantorku. Kamu ga sedang berusaha untuk menyuap pemerintah kan?"

Mendengar pemikiran absurd Kayra, Langit tertawa begitu kencang.

"Aku tidak mungkin ikut korupsi-korupsian Kay, dan pekerjaanku tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan hal tersebut. Kamu sudah makan siang?" Ujar Langit.

"Belum, aku baru selesai teleconfrence"

"Free for lunch with me?" Tawar Langit kepada Kayra.

Anomali Hati (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang