Part 22. Mimpi Buruk Kayser

25.5K 2K 120
                                    

Siapkan energi kalian, karena chapter ini sedikit lebih menguras tenaga daripada chapter sebelumnya.

Anw, i just want to thank y'all, i never imagine i could make it this far (walaupun masih jauh dibanding cerita author-author lain, but to see the rank today... wow! It's just unbelievable how far it is!) cerita ini masih sangat jauh dari sempurna bahkan aku ga yakin kalian menganggap cerita ini bisa masuk kategori bagus menurut warga net. But i just want to say thank you❤️

Anyway, enjoy this chapter! Dan jangan lupa tekan bintang kecil yang ada di pojokan situ! Plus comments nya. Maaf bila masih ada typo dan belum sempurna, karena seperti kata Bunda Dorce, kesempurnaan hanya milik Allah😝

....

Kayser berlari menuju ruang tunggu VVIP bandara Soekarno Hatta, jantung nya berdegup kencang, lututnya lemas, berita yang ia lihat saat bangun tidur tadi mengejutkannya.

Pesawat yang ditumpangi Kayra dan para staff serta beberapa pejabat UNHRC yang akan berkunjung ke Cina jatuh.

Ia pernah belajar tentang bagaimana menghadapi kemungkinan terburuk, tapi ini hal yang tidak pernah ia bayangkan sama sekali saat belajar tentang kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan ia hadapi.

No. He will never lose her. Kayra is fine.

Setidaknya itu yang ia yakini, meski kini BNPT dan KNKT mengatakan bahwa kemungkinan ada penumpang yang selamat kecil. Kayser tidak bisa membayangkan bagaiamana bila Kayra merupakan salah satu dari kemungkinan besar penumpang yang tidak selamat. Meski ini terdengar bodoh, tetapi Kayser bahkan mencoba menghubungi ponsel Kayra berkali-kali sejak sejam yang lalu, yang dapat dipastikan selalu berakhir dengan operator yang berkata "nomor yang anda tuju tidak aktif"

"What would i do without you and your smart mouth, Vee..."

"Kayser!"

Kayser menoleh ke sumber suara dan mendapati Langit yang terlihat sama frustasinya dengan dia.

"Apapun yang lo mau, nanti dulu!"

Kayser paham betul, kemungkinan Langit ada disini karena Kayra. Ia pasti sama sepertinya, mencari kabar tentang keadaan Kayra. Deg. Kayra? Apa mungkin gadis itu menghubungi Langit? Bahkan ia hanya memberi tau kedua orangtuanya bahwa ia akan melakukan kunjungan kerja, tanpa memberi tau secara detail pesawat dan jam keberangkatannya.

Langit tersenyum dan mengelus dada mencoba bersabar menghadapi Kayser yang sepertinya masih memancarkan aura permusuhan.

"Bisa ikut saya sebentar?"

Kayser menggeleng "Langit, kamu tau siapa yang ada di salah satu list penumpang itu? Kayra! Pacar saya ada di dalam pesawat itu! Menurut kamu, saya bisa tenang saat salah satu dari orang yang kemungkinan kecil selamat itu orang yang saya sayangi?!"

Langit menghela nafas frustasi. Kamu kira kamu doang yang sayang sama Kayra?

"Saya tau kabar Kayra" Kayser segera memutar badan mendengar ucapan Langit "Kalau kamu mau tau dia dimana, silahkan ikut saya. Kalau kamu mau berlama-lama membuang waktu, silahkan cari kabar Kayra sampai kamu berkeriput disini juga ga akan menemukan titik terang"

Kayser menatap Langit curiga, ia merasa Langit tau sesuatu yang ditutup-tutupi. Ia kemudian mengikuti Langit dan bingung saat mereka berdua berhenti di depan sebuah Range Rover hitam

"Ngapain?"

Langit menatap Kayser tidak percaya "Tadi bukannya kamu sudah setuju untuk ikut saya?"

Anomali Hati (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang