Part 28. Flirting Game

22.8K 1.8K 101
                                        

Happy Chinese New Year for those who celebrating it! May this year bring you health, wealth and prosperity!

Selamat membaca cerita ini, terimakasih sudah memberikan vote dan comment yang setia❤️❤️

....

Ada beberapa orang yang lahir dari keluarga berada dan cukup beruntung dapat menikmati kemewahan sejak ia masih baru terlahir di dunia yang kejam ini, asks Prince George and Princess Charlotte of Cambridge. Ada juga manusia yang makan saja susah dan harus bekerja keras demi mampu hidup berkecukupan hingga akhirnya bisa menikmati kemewahan, asks Howard Schultz, CEO of Starbucks. Ada juga manusia yang somehow, lucky enough to marry the rich. Tidak perlu lah ya aku jauh-jauh memberi Meghan Markle atau Kate Middleton di Inggris sana sebagai contoh, toh disekitarku juga sudah ada Sydney yang sekarang sedang menikmati misua tahu telur asin dihadapanku ini

"Lo jadi ke L.A bulan depan?"

Ia mengangguk dan melahap misua nya "Iya, lo mau titip apaan?"

"Ih, lo beneran soulmate gue deh kayanya!" Ia memutar mata malas dan aku hanya terkekeh melihat reaksinya "Gue titip suit pants nya Michael Kors ya? Malas beli di Indo, tax nya mahal banget!"

"Iya, lo transfer kan?"

Aku melongo "Your husband own a black Amex card, dan lo ga mau berbaik hati beliin sahabat lo ini sepotong celana? Kerasukan Pak Ogah lo?"

"Bercanda astaga!" Ia tertawa kencang "Apa sih yang engga buat Aunty K kesayangan Princess London?"

"Well, what can I do? Gue punya kharisma spesial yang membuat anak-anak bisa nempel sama gue macam prangko" Aku mengibas rambut dan tersenyum sombong

"Dan ternyata kharisma lo itu juga berlaku untuk salah satu direksi perusahaan minyak di Indonesia"

Aku memutar malas "Mulai deh bahas yang engga-engga"

"Kayra, what is this game you're playing with Langit?"

Aku menatap Sydney heran dan memastikan bahwa tidak ada handphone jadul disekitarku. Awas saja kalau sampai pembicaraan ini dengan ajaibnya bisa masuk ke akun gosip instagram lagi. Kami sedang lunch di Claypot Popo Jalan Sabang, memanfaatkan waktu istirahat makan siang di hari jumat yang cukup lenggang

"Apaan sih? Kok tiba-tiba bahas ini? Perasaan beberapa detik yang lalu kita masih bahas si kembar dan L.A"

Ia menggeleng "No, K I'm serious. In fact I'm afraid that you hurt yourself"

"Sydney, chill. This is just a harmless flirting game that we constantly play"

"Kayra. This isn't just a flirting game between you two, when you know he wants you but you know deep inside you want someone else. It's nowhere near harmless"

Aku memutar mata malas. Niat kami lunch bersama adalah untuk melepas penat dan bertukar gossip, bukan malah membahas masalah hidupku yang seolah tak ada habis nya ini

Sebenarnya aku dan Langit sudah mulai mencoba berteman lagi sejak kami bertemu di pernikahan Mas Octa kemarin. Well, aku rasa berteman juga bukan sebutan yang tepat sih, mungkin lebih tepatnya adalah aku mulai mempersilahkan Langit untuk bersikap seperti dahulu lagi. Seperti sebelum semua kekacauan kemarin terjadi - yang dimulai dari ia yang memata-mataiku hingga kejadian pesawat jatuh itu - tapi aku juga belum siap untuk mencoba membuka diri terhadap segala kemungkinan hubungan yang akan terjalin diantara kami.

Dengan Langit aku merasakan bagaimana menyenangkannya mengetahui kita diinginkan. And by that, I mean we're desired. Dan tentunya, dengan mengetahui bagaimana ia menginkan aku, ku rasa tidak ada salahnya untuk melakukan flirting game diantara kami berdua. Toh setauku juga bagi Langit aku bukan satu-satu nya.

Anomali Hati (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang