Part 45. Karenina Hamilton?

27.6K 2K 59
                                    

Karena authornya lagi jatuh cinta sama karakter di cerita sebelah dan ga sabar supaya bisa up chapter satu-nya. Jadi sepertinya author mau mempercepat update cerita ini supaya cepat tamatnya juga huahahahahaha 😈

Anyway, setelah saya sadari ternyata cerita ini lumayan lama juga. Dulu publish bulan Juni 2018, dan baru mau tamat mungkin bulan April 2019 nanti. Semoga karya selanjutnya bisa lebih baik lagi ya❤️

Anyway, ga mau cuap-cuap lebih panjang lagi author cuma mau memperingati, hati-hati typos di cerita ini dan jangan lupa vote&comment.

🎶 playlist for this chapter:
Adele - Make You Feels My Love

•••

Kayser menarik kursi untuk ku yang sebenarnya tidak perlu, tetapi ada satu hal yang menjadi perhatianku yaitu muka lelahnya, dan juga aku mencium bau lain selain bau parfum Calvin Klein Obsession-nya

"Did you smoke?" Aku bertanya ketus, padahal dia tau aku tidak suka bila dia merokok tapi dia masih merokok?

Ia mengangguk "Satu batang doang, I'm sorry"

Seingatku Kayser memang sempat mencoba-coba rokok saat SMA dulu, but he decides to quit after he enter medical schools. "Ngapain sih kamu ngerokok?"

"Diajak Yudha tadi ke cigar lounge, we just lost a patient today. A toodler, very complicated case" aku melunak mendengar alasannya "That boy deserve better. Also that little boy family. I feel bad.."

Aku menggenggam tangannya dan mengelusnya lembut "Its okay Honey, you're a damn good doctor. Mungkin memang waktunya dia pergi. Kamu bukan Tuhan yang selalu bisa menyelamatkan nyawa orang."

Biasanya kami menghabiskan waktu dengan kegiatan yang cukup sederhana, entah aku membuat kue atau belajar memasak masakan Indonesia - well, cukup sering gagal sih. But learning is learning, right? - dan dia mempelajari kasus-kasus yang harus ditanganinya. Atau aku membaca Vogue atau The Economist - Im not that shallow, ok? Aku masih membaca Forbes atau The Economist, bukan hanya Vogue atau Tatler saja - dan dia menonton medical drama. Bahkan Kayser juga rela meluangkan waktunya untuk menemani aku kampanye dan memeriksa warga sekitar yang memerlukan bantuan Dokter tapi tidak sanggup berobat.

Iya. Tanpa aku sadari, sesungguhnya beberapa bulan terakhir sebenarnya aku merindukan kegiatan sederhana seperti ini. Bukan fancy date yang biasa aku jalani bersama Langit.

Makanya aku agak terkejut saat tadi siang tiba-tiba Kayser menhubungi ku dan berkata ia sudah reservasi tempat di Henshin untuk dinner-dates kami malam ini. He should be thankful that today I wore this black Alexa Chung dress and Louboutin to the office, jadi aku tidak perlu repot-repot pulang ke Apartemen untuk berganti baju.

Bahkan aku curiga kalau sebenarnya Kayser ingin melamar ku malam ini. Karena sebenarnya aktivitas seperti ini sangat-tidak-Kayser. Aktivitas yang sangat Kayser adalah kencan di rumah dengan homemade foods seperti potato gratin, lasagna atau apa pun itu yang bisa ku masak sedangkan ia membaca jurnal saat aku sedang sibuk di dapur.

Aku membuka aplikasi Instagram dan diam-diam mengambil boomerang dirinya yang sedang serius membaca buku menu.

"Ganteng" aku tersenyum menyadari betapa aku tidak bisa menahan untuk melempar pujian saat aku melihat potret nya di ponsel ku yang terlihat semakin tampan dengan pantulan cahaya dari gedung pencakar langit Kota Jakarta di malam hari

Ia menatap ku bingung meski sudut bibirnya berkedut menahan senyuman yang akan mengembang "Apa?"

"Kamu buka dong Instagram dan lihat Instastory aku, jangan cuma kamu pakai untuk lihat profil aku dan promosi seminar-seminar atau kuliah umum yang kamu jadi guest lecturer nya aja"

Anomali Hati (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang