Part 05 - Kelompok

157 11 0
                                    

Setelah istirahat, Safira dan aku menuju ke kelas untuk menerima materi pelajaran selanjutnya, yaitu Fisika.

Jujur saja, aku ini paling benci sama pelajaran Fisika. Mapel ini mengajak kita untuk muter-muter kayak naik parodi putar di pasar malam. Itu semua salah ilmuwan, terlalu rajin untuk nemuin rumus yang banyak banget.

Guru Fisika adalah Bu Winda. Dia cantik menawan, tinggi, slim, tapi sedikit killer juga. Setelah menerima materi yang dijelaskan oleh Bu Winda. Ternyata diberi tugas. OMG! Terus tugas kelompok, yang bagi kelompok Bu Winda sendiri. Aduh, semoga aja aku gak kelompokan sama cowok yang ngatain aku pantat baskom. Dan semoga saja, aku berkelompok dengan Safira. Amin.

Pembagian kelompok pun sudah sampai kelompok 5, yaitu Adrian, Aisyah, Safira, Priyan. Di kelas ku seluruhnya cuma ada 20 siswa. Dibagi menjadi 4 anak setiap kelompok, jadi 5 kelompok. Berarti kelompok ku adalah yang terakhir.

Sumpah vroh! Gak nyangka banget, aku lebih dari bersyukur kepada Allah, selain dengan Safira. Aku bakal sama Adrian dan Priyan. Tapi, aku jangan senang dulu. Aku memang tidak secantik yang mereka kira, tapi aku sangat bersyukur, karena kelompokku semua smart.

Aku jujur, sebenarnya aku sedikit ngefans sama Adrian dan Priyan. Mereka itu cowok idaman banget. Ya Allah, terima kasih banyak atas keadilanmu ini.

Tapi, aku masih sedikit memikirkan yang dikatakan Safira. Pasti kelompok ku berhasil tapi tidak kompak. Soalnya duo versus ada dalam satu kelompok. Kayaknya, bakal ada sedikit hawa panas atau Hot issue gitu!

*****
* Flashback on *

Saat aku masih kelas 3 SD. Aku pernah menyukai seseorang. Bisa disebut juga first love. Tapi, wajah ku belum aku tutup dengan masker gituan. Aku ingat, dia sangat tampan menawan, mempunyai lesung pipi, karismatik, imut, pintar, perfect, pokoknya komplit kayak bumbu masakan. Dulu aku cuma imut cantik gitu, tapi sekarang kata abi umiku aku kayak Yoona SNSD. 100% cantik daripada imut.

Ceritanya begini, aku untuk pertama kalinya suka sama dia, saat SD kelas 2 dia jadi anak baru. Sedangkan, aku belum memakai topeng jelekku. Dia banyak yang naksir, sampai-sampai ditembak oleh siswa yang bukan dari sekolah SD ku.

Setelah itu, kelas 4 SD dia pindah lagi sekolahnya dan sampai sekarang aku tidak pernah bertemu dengannya lagi. Dan kelas 4 itulah, aku sudah pakai masker.

Intinya, dia tidak tahu kalau aku memakai wajah jelek ku, yang tahu wajah asli ku. Seingatku, nama panggilannya adalah Farid.

* Flashback off *

*****
"Kring. ... Kring. .... Kring...." Bel pertanda untuk pulang telah berbunyi.

Tentu saja, aku dan Safira pulang bersama. Kami berjalan menuju halte busway yang tidak jauh dari sekolah. Tidak lama kemudian, Aku dan Safira menaiki bus.

Kami duduk terdiam, karena aku melihat suasana kota dibalik jendela, sedangkan Safira sedang asyik mendengarkan musik di headset. Setelah itu, kami turun dari bus dan akan menuju panti.

Saat di panti, semua anak telah selesai mandi. Maklum saja sudah sore, kalau kami sudah sore baru pulang dari sekolah. Sepulang sekolah, Aku menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah sholat Isya', anak-anak di panti untuk segera tidur. Tapi, Aku ingin mengatakan sesuatu kepada Safira dan Bu Imah di ruang tamu.

Kusuruh mereka untuk menungguku di ruang tamu. Saat aku keluar dari kamarku, mereka sangat terkejut melihat diriku. Karena begitu terkesima dengan kecantikanku.

"Subhanallah!" Kagumnya Safira melihat Aisyah.
"Ya Allah, Nak! Cantik sekali kamu." Kata Bu Imah.
"Jadi, ini yang ingin kujelaskan pada kalian. Aku melakukan ini karena demi kebaikanku sendiri. Dulu aku banyak yang menyukai, karena aku gak nyaman akan hal itu, umiku akhirnya melakukan ini." Ucap ku.

"Tapi sampai kapan kamu akan menyembunyikan kebenaran ini. Ujung-ujungnya rahasia ini bakal bocor kan?" Tanya Safira.

"Insya Allah! Kalau Allah berkehendak, aku akan mengungkapkan kebenaran ini. Hanya menunggu waktu yang tepat saja." Jawab ku.

"Apapun keputusanmu itu, Nak! Ibu akan dukung kamu, kalau ini memang yang terbaik." Ujar Bu Imah.

"Terimakasih, Bu, Fira!" Sahut ku sambil tersenyum kepada mereka.

*****
Pada hari keesokannya, tentu saja agenda hari ini tetap sama, yaitu sekolah. Aku dan Safira berangkat bersama, penampilanku seperti biasa yang nerd gitu.

Setelah kami sampai di kelas, hampir seluruh siswa penghuni kelas 12 MIPA 1 menyoraki kami. Aisyah dan Safira sama sekali tidak mengerti apa maksud mereka. Tiba-tiba, datanglah geng cewek yang anggotanya ada 3 cewek judes, yaitu Rasti si ketua geng, Laura, dan Ineke. Sepertinya, mereka akan menghabisi aku dan Safira. Dalam hatiku berkata 'Mampus kau Aisyah. Nanti gue mati berdiri kagak ya? Tentu saja gue gak bakal balas buliyan mereka. Soalnya gue itu nerd. Ya Allah, eotteokhae?.'

"Wah! Lo itu masih anak baru, tapi tingkah lo udah kurang ajar sama gue. Masih satu hari, udah songong lo. Ngaca dong, muka lo itu udah gak pantes buat Adrian. Pas kelompokan sama Adrian, lo udah comber sana-sini. Ngaca dong, ngaca!" Kata Rasti sambil mendorong Aisyah.

"Apa maksudmu? Aku sama sekali gak ngerti, terus aku juga gak koar-koar kalo aku kelompokan sama Adrian." Jawab Aisyah.

"Udah, deh! Jangan banyak bacot deh lo." Sahut si Rasti.

Saat Rasti akan menampar Aisyah, tiba-tiba ada seseorang yang menahan tangannya.

"Kamu itu gak ada kerjaan lain ya? Setiap hari gue lihat lo itu cuma nyiksa orang melulu." Kata Priyan yang masih menahan tangan Rasti. Kemudian dilepaskannya, karena Rasti merintih kesakitan.

Saat itu pula, Priyan yang menahan tangan Rasti demi melindungi Aisyah disaksikan oleh pak ketua kelas, Adrian. Setelah itu, Adrian menghampiri sumber pertengkaran tersebut.

"Aisyah, Safira! Kalian duduk saja di bangku kalian. Rasti ikut aku!" Kata Adrian sambil menarik tangan Rasti. Rasti pun juga merintih kesakitan, karena tangan kanan ditahan oleh Priyan sedangkan tangan kiri ditarik oleh Adrian.

"Aduh, Adri, sakit! Kamu kira aku ini kambing apa? Ditarik-tarik segala. Pelan-pelan aja dong, say!" Kata Rasti yang menggoda iman Adrian.

"Aku bawa kamu ke ruang BK. Kamu ini trouble maker tau gak? Kelas kita dicap jelek, itu semua gara-gara kamu, tau gak?" Jawab Adrian yang marahnya meluap-luap kayak Gunung Merapi yang meletus yang siap menyemburkan lavanya.

"Lo belain cewek baru itu? Hello...... lo itu gak level sama dia. Apa sih keistimewaannya? Sampai-sampai lo itu mau bawa gue ke ruang BK. This is first time for me, lo itu bawa gue ke BK. Biasanya lo enggak kayak gini. Atau jangan-jangan lo itu punya perasaan sama dia? OMG! Apa kata dunia kalau lo sama si cewek pantat baskom itu berpacaran, hah?" Kata Rasti yang panjang kali lebar kali tinggi kali alas, layaknya rumus Matematika.

"Tindakan lo itu udah kelewat batas. Gue kasih kesempatan, tapi lo gunain yang gak baik. Jadi, bete gue punya anggota kelas kayak lo." Ucap Adrian.

Setelah, perdebatan kecil mereka. Adrian pun membawa Rasti ke ruang BK.

Memang, Rasti ini ditaklukin sama satu sekolahan, gak ada satu orang pun yang ngalahin ataupun berani sama geng cewek judes ini. Apalagi si ketua geng, Rasti harus mendapatkan apa yang dia inginkan. Kalau gak dapat, dia gak akan nyerah gitu aja. Rasti ini anak tunggal, jadi dia dimanjakan sama orang tuanya.

*****
Maaf, kalau part ini terlalu kepanjangan daripada part yang lain. Kritik dan saran guys! #Terimakasih

Bad to Beautiful (First Love)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang