Part 18 - Cemburu?

95 4 0
                                    

Pada suatu pagi yang tidak terlalu cerah, lihatlah sepasang yang bukan kategori kekasih berjalan menuju kelas 12 MIPA 1. Mereka adalah Priyan dan Aisyah yang menjadi sorotan semua murid.

Saat memasuki kelas, semua terdiam saat melihat mereka. Apalagi Adrian yang masih pagi-pagi, hatinya sedikit membara. Tetapi, dia tidak mengerti apa maksudnya itu. (Translate : Dasar Adrian gak peka).

Safira yang telah datang ke sekolah sama sekali tidak terkejut, soalnya Aisyah telah menceritakan semua semalam saat setelah pergi keluar dengan Priyan.

Tiba-tiba, tangan kiri Aisyah ditarik oleh Adrian. Tetapi, Priyan menahan tangan kanan Aisyah supaya tidak pergi.

Semua murid di kelas langsung mengeluarkan senjata utama, yaitu ponsel untuk mengabadikan momen yang begitu menegangkan itu.

Aisyah hanya bisa bertolah-toleh ke arah Adrian dan Priyan yang saling memandang sinis satu sama lain. Semua murid di kelas sangat menikmati momen itu.

"Kalo ingin bicara disini saja! Aisyah sama sekali tidak bersalah. Justru gue yang mengajaknya untuk berangkat bersama gue." Kata Priyan dengan nada sinis.

"Gue tau itu! Gue hanya ingin mengajak Aisyah mencari udara segar saja. Apa tidak boleh?" Sahut Adrian dengan juga nada geram. "Aisyah, ayo!" Lanjut Adrian sambil mengajak Aisyah keluar kelas.

Dengan berat hati, Priyan hanya bisa melepas genggamannya dan menghela napas berat.

***Di Taman Sekolah***

Sesampainya di taman, mereka duduk di bangku yang berada di bawah pohon saman.

"Aku percaya sama kamu! Tentu saja Priyan itu yang paksa kamu untuk berangkat bersamanya. Tapi, kenapa kamu lakukan itu? Padahal aku tadi naik bus, supaya aku bisa bersama kamu. Tapi, hasilnya nihil." Kata Adrian dengan penuh kesal.

"Aku pindah tempat tinggal. Aku tinggal di apartemen yang dibelikan abiku. Terus, Priyan adalah tetangga ku di apartemen. Jadi, gak salah kan kalo aku berangkat bareng sama dia." Jawab Aisyah.

"Hah? Kamu kok gak bilang kalo pindah?" Tanya Adrian kaget.

"Aku udah berusaha untuk hubungi kamu, tapi telfon kamu gak aktif. Udah ku kirim pesan gak dibalas, SMS maupun Line. Jadi, jangan salahkan aku." Jawab Aisyah.

"Masak sih?" Heran Adrian.

"Kalo gak percaya, lihat aja!" Ucap Aisyah.

Adrian pun mengambil handphonenya ke saku celananya. Dan ternyata benar, 10 panggilan tidak terjawab dan 9 pesan dari Ayasha semua.

"Aisyah, maafkan aku! Aku udah negatif thinking sama kamu. Ponsel ku memang aku matikan dari kemarin malam. Soalnya ada urusan yang harus aku selesaikan. Sekali lagi, maafin aku ya!" Kata Adrian penuh penyesalan.

"Iya, gak papa! Aku ngerti kok! Gak usah sedih." Sahut Aisyah. "Tapi aku ingin bertanya, kenapa kamu marah kalo aku jalan sama Priyan?" Lanjut Aisyah yang bertanya kepada Adrian.

"Gak papa kok! Cuma khawatir aja, Priyan itu cowok yang gak baik buat wanita sepertimu. Jadi, aku marah deh!" Jawab Adrian terbata-bata.

"Terus wajahmu kenapa langsung memerah gitu? Kamu cemburu ya?" Ledek Aisyah sambil menertawakan Adrian.

"Enggak kok! Wajahku warnanya kuning langsat, bukan merah." Elakan Adrian sambil menutupi wajahnya.

"Iya kamu cemburu! Hahahaha." Sahut Aisyah sambil menggelitik Adrian. Tak mau kalah pula, Adrian pun juga menggelitik Aisyah, akhirnya mereka tertawa bersama sampai tak teringat akan pertengkaran kecil mereka.

Tanpa disadari oleh mereka, ternyata Priyan kejadian itu dibalik jendela di kelas.

"Hei, Yan! Jangan ngelamun, nanti kesambet lho!" Kaget Alex.

"Enggak! Gue gak ngelamun." Jawab Priyan.

"Lho liatin apa sih? Ternyata lo liatin mereka, lo cemburu ya?" Tanya Alex.

"Enggak kok." Singkat Priyan. (Translate : Iya gue lebih dari cemburu.)

"Yan! Kalo lo emang suka sama si Aisyah, kejar dia! Lo itu cuma punya satu tantangan, yaitu dapetin Aisyah dari genggaman Adrian." Kata Alex yang memotivasi.

"Gue bilang gue gak cemburu." Sahut Priyan berusaha mengelak.

"Meskipun lo bilang kayak gitu. Gue paham sama perasaan cowok. Mana sakit hati mana yang hatinya seneng. Because, gue juga cowok. Terus gue juga pernah ngalami pengalaman yang lo rasain ini. Jadi, gue paham." Ucap Alex.

'Benar yang dikatakan Alex. Tantangan gue adalah untuk mendapatkan Aisyah dari Adrian. Gue harus Aisyah jatuh di pelukan gue. Apapun itu, gue harus bisa untuk dapetin Aisyah.' Gumam Priyan dalam hati.

*****

Kring. .... Kring.... Kring..... Bel pertanda jam pelajaran terakhir telah berakhir.

Aisyah mengucapkan salam kepada Safira dan juga kepada Adrian. Setelah menaiki mobil putih milik Priyan. Setelah mobil itu pergi, Adrian dan Safira menunggu bus di halte seperti biasanya. Sambil menunggu bus datang, Safira mengajak Adrian untuk mengobrol.

"Adri! Lo suka kan sama Aisyah?" Tanya Safira.

"Hah? Kenapa lo tanya hal itu?" Jawab Adrian.

"Lo belum tau! Aisyah itu anaknya tertutup banget! Dia balik kecantikannya itu, dia punya masalah dan rahasia. Aisyah itu tidak bisa ditebak, dia anak yang sungguh misterius." Jawab Safira.

"Kenapa lo ceritain tentang Aisyah ke gue?" Sahut Adrian yang sebenarnya ingin tau semua detail tentang Aisyah.

"Karena gue percaya sama lo. Lo suka sama Aisyah, jadi gue percaya kalo lo bisa jagain sahabat gue itu. Dia bukan hanya sekedar sahabat, tapi saudara yang paling gue sayangi. Jadi, gue ingin lo buat Aisyah selalu bahagia. Hidupnya penuh dengan liku-liku." Ujar Safira.

"Insya Allah. Tapi, gue gak bisa ngelakuin ini semua tanpa bantuan lo." Ucap Adrian dengan senyumannya.

"Tentu saja! Gue bakal bantuin lo, asalkan lo buat Aisyah bahagia. Terus gue bocoran satu hal untuk dapetin Aisyah." Sahut Safira.

"Apa itu?" Sahut Adrian.

"Kuncinya, Sabar." Ucap Safira.

Tak menunggu waktu lama, bus mereka telah datang.

*****

Voment. Terimakasih!
Pasti ceritanya garing.

Bad to Beautiful (First Love)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang