Part 12 - Fitnah

74 3 0
                                    

Setelah aku mulai baikan dari kesedihanku. Kami pun memutuskan untuk ke kelas. Sesampainya di kelas, ternyata kelas kami jamkos dan hanya diberi tugas untuk mencatat atau merangkum biologi.

Aku pun menuju bangku dengan keadaan canggung dengan Adrian, karena kami masih sebangku dan kabar fitnah itu. Saat aku sedang asyik mencatat.

Author POV

Tiba-tiba. ....

Bruk.

Tas Rasti yang dibanting di mejanya. "Siapa yang tau buku catatan biologi ku? Cepat katakan!" Bentak Rasti dengan nada tinggi dan penuh amarah.

Semua siswa langsung terkejut dan memandang ke arah Rasti. Semua menggeleng bahwa semua siswa tidak tau.

Tapi, Rasti memandang Aisyah dengan sangat sinis dan penuh curiga.

"Laura, Ineke! Periksa tasnya!" Perintah Rasti yang matanya menunjuk ke arah Aisyah. "Ok!" Jawab serentak Laura dan Ineke yang habis memeriksa loker Rasti.

Mereka menuju bangku Aisyah dan merebut tasnya, kemudian isi tasnya dijatuhkan dari tasnya secara langsung.

Hari itu, memang Aisyah sedang diberi cobaan. Setelah diperiksa, buku biologi milik Rasti memang ada pada tasnya Rasti.

"Dasar pencuri! Lihat teman-teman, ini bukunya Rasti." Kata Ineke sambil menunjukkan buku Rasti. "Dasar anak baru gak tau diri." Lanjut Laura.

Semua hanya bisa diam membisu, sedangkan Aisyah sama sekali tidak tau mengenai ini semua. Dia berusaha mengelak untuk membela kebenarannya, tapi hampir seluruh siswa tidak percaya, kecuali Safira yang tau sifat sahabatnya itu.

Adrian maupun Priyan juga diam seribu bahasa. Setelah itu, Rasti menuju bangku Aisyah dan mengambil bukunya.

"Mana ada sih? Maling yang mau ngaku." Sinis Rasti dengan raut wajah menyeramkan.

"Sumpah demi Allah, aku sama sekali tidak tau tentang ini semua." Kata Aisyah sambil menangis tersedu-sedu.

"Gak usah bawa nama Tuhan deh! Salah tetap salah. Terus ini semua bukan apanya? Bukti semua mengarah ke elo." Ujar Rasti.

"Tapi, sumpah demi Allah. Aku tidak melakukan hal itu." Sahut Aisyah yang membuat air matanya bercucuran.

Kemudian, Rasti tanpa punya belas kasihan menampar Aisyah sangat kasar. Aisyah tambah menangis harus menahan rasa sakit yang dideritanya.

Setelah menampar Aisyah, tangan Rasti langsung sedikit menghitam, tetapi dia acuh. "Dasar cewek gak tau diri! Udah jadi bahan berita di mading. Jadi maling gak mau ngaku lagi. Mau lo apa sih?" Kata Rasti sambil membentak Aisyah. "Ah, sudahlah! Gak guna ngomong sama manusia kayak lo itu." Lanjut Rasti dan pergi menuju bangkunya.

Setelah itu, semua pun juga ikut kembali ke bangku mereka masing-masing.

"Aisyah! Kita pulang saja yuk! Kayaknya hari ini kamu harus istirahat." Kata Safira lemah lembut.

"Aku gak mau pulang. Aku ingin tetap disini saja." Tolak Aisyah yang masih sangat sedih.

"Kalau begitu, kita ke UKS saja." Ujar Safira. Aisyah menjawab dengan anggukan setuju.

**UKS**

Sesampainya di UKS, kami duduk di salah satu ranjang yang semuanya kosong.

"Fira! Bukan alur ini yang aku inginkan. Bagaimana kalau mereka tau tentang aku?" Kata Aisyah sambil pandangan dengan melamun.

"Maksud kamu gimana?" Tanya Safira.

"Tadi, saat Rasti menampar ku, tangannya menghitam. Aku sangat takut." Jawab Aisyah sedih.

"Sudah lah! Jangan dipikirkan terlalu jauh. Itu cuma feeling kamu aja. Semuanya bakal baik-baik saja kok." Ucap Safira.

"Kalo gak baik-baik saja, gimana?" Sahut Aisyah.

"Sudah lah! Kamu istirahat disini saja, sebentar lagi mau bel pulang. Nanti saat pulang, aku panggil. Aku pergi dulu!" Ucap Safira sambil melambaikan tangannya.

Bel pun telah berbunyi, semua siswa kelas 12 MIPA 1 segera pergi meninggalkan kelas. Kecuali Rasti, Laura, dan Ineke. Tanpa disengaja, Safira menguping pembicaraan di balik pintu kelas.

"Kalian tau gak? Saat gue nampar cewek baskom itu, tangan gue langsung item. Gue curiga deh, kayaknya dia punya rahasia besar. Gara-gara ini gue penasaran sama si baskom itu." Kata Rasti.

"Iya kami juga! Kalo begitu, kita bikin rencana untuk jebak Aisyah lagi, seperti kita melakukan buku biologi mu." Jawab Ineke.

"Iya! Nanti kita tambah malu dia. Aisyah sebenarnya bener, dia difitnah." Lanjut Laura.

"Hahahaha." Tawa mereka serentak tanda cara kelicikan mereka.

Setelah mendengar itu, Safira pergi dari kelas dan menuju ke UKS.

Setelah itu, Safira membawa Aisyah pulang. Dan dia akan menceritakan itu apabila telah sampai panti.

*****
Voment. Thank you.

Bad to Beautiful (First Love)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang