Part 41 - Pernyataan

59 3 2
                                    

Kring. ... Kring..... Kring....

Bel pulang sekolah telah berbunyi, seperti biasa Arjun dan Safira pulang bersama. Mereka pulang bersama bukan karena jadwal Arjun yang harus terapi. Melainkan mereka sudah melakukan janji untuk jalan-jalan bareng.

Pulang sekolah yang masih memakai seragam, disitulah di sebuah taman kota terdapat Arjun dan Safira. Mereka duduk sebuah bangku dengan jarak yang berjauhan, dan tentu saja suasana begitu canggung, justru lebih canggung dari biasanya.

Dan akhirnya, Safira angkat bicara daripada harus diam mematung saja.

"Ke... ke... kenapa lo ajak gue kesini?" Tanya Safira.

Arjun sama sekali tidak merespon, justru malah diam sambil menundukkan kepala.

Sialan ni cowok. Tapi gue suka. Ya Allah, gemes banget sama ni cowok blasteran. Batin Safira.

"Gue paham! Lo gak bakal jawab pertanyaan gue." Lanjut Safira yang kini diam kembali.

15 menit kemudian. ...

"Hmmm... Apakah kita akan diam seperti ini terus sampek lumutan?" Tanya tiba-tiba, karena Safira sudah sangat bosan hanya duduk terdiam di bangku taman.

"Maaf!" Lirih Arjun.

"Pasti gue nganggu lo banget ya?" Lanjut Arjun.

"Eng. ..enggak kok! Hehehehe. ." Ujar Safira kayak orang linglung. 'Padahal iya banget.' Batin Safira.

"Apa gue bilang sekarang ya?" Gumam Arjun.

"Bilang apa?" Sahut Safira.

"Ah... enggak ada."

"Aneh." Lirih Safira.

"Emmmm, gimana ya ngomongnya? Sebenarnya gue mau bilang kalo,... hmmm,... gue. .. su. ..suk-.. hmmm." Kata Safira yang langsung terima karena dibekap oleh tangan Arjun.

"Jangan bilang dulu. Seharusnya gue yang harus ngomong duluan." Kata Arjun sambil melepas bekapannya secara perlahan.

'Apa?' Batin Safira.

"Intinya lo jangan bilang dulu." Lanjut Arjun.

"Emangnya kenapa sih? Zaman sekarang gak kira cowok atau cewek yang harus ungkapin perasaan duluan, yang penting tulus." Jawab Safira yang telah dilepas bungkamannya.

"Enggak! Udah dalil cowok yang harus bilang duluan sama cewek."

"Enggak pokoknya gue mau bilang kalo gue suk-... hmmmm." Lagi-lagi mulut Safira dibekap oleh Arjun.

Arjun begitu terengah-engah dengan debat kecil mereka. Apalagi Safira yang terus melotot tak percaya dengan kelakuan Arjun hari ini, begitu beda dari biasanya.

Dan akhirnya...

"Gue suka sama lo." Ucap Arjun secara tiba-tiba yang masih membekap mulut Safira.

Seketika itu juga, Safira bagaikan detak jantung berhenti untuk sementara. Dia tak percaya, perasaannya terbalaskan dengan cowok yang dingin kayak es batu.

Untuk pertama kali dalam hidup Safira bisa menaklukkan cowok, ditambah lagi ni cowok blasteran.

'Ya Allah habis mimpi apa gue semalam?' Batin Safira.

Dan perlahan-lahan, Arjun melepas bekapan Safira untuk kedua kalinya.

"Im. .impulsif." Lirih Arjun sambil menundukkan kepala karena malu.

Apalagi Safira, wajahnya sudah kayak kepiting rebus alias blushing.

"Daebak!" Lirih Safira.

Bad to Beautiful (First Love)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang