Epilog

106 6 8
                                    

❤Happy Reading☺

*****

Tahun 2021. Musim Semi di Seoul, Korea Selatan.

Di bawah pohon besar yang begitu rindang dan teduh, tetapi langit begitu tidak bersahabat karena cuaca yang sedikit mendung, membuat Aisyah begitu betah duduk berlama-lama di pohon yang berdaun lebat itu meskipun awan begitu gelap.

Mata tertuju di layar laptop, tangan dengan terampil mengotak-atik yang membuat menjadi kalimat-kalimat di dokumen laptop. Inilah derita menjadi mahasiswa yang akan mempersiapkan kelulusan kuliah pertamanya.

Tugas skripsi yang semakin hari semakin bertambah beban membuat Aisyah tidak terlalu merawat kesehatannya. Mata seperti panda, tubuh begitu lesu, laptop digunakan pun juga harus sambil di charger.

"Sial banget sih! Allah, bantu aku." Aisyah mendengus kesal dan menghela napas perlahan.

Sedikit demi sedikit tetesan air hujan mulai berjatuhan ke tanah. Aisyah yang berada di bawah pohon sedikit terhalang dengan jatuhnya air hujan yang mulai deras.

"Hujan." Gumamnya.

Aisyah segera mematikan laptop nya dan buku-bukunya untuk dimasukkan ke dalam tasnya. Untung saja, Aisyah membawa payung lipat yang telah siap di dalam tas.

Buku dan laptop ia masukkan dan payung ia keluarkan. Berjalan di tengah derasnya hujan membuat hatinya bertambah gelisah. Gelisah memikirkan seseorang yang jauh, tetapi rasanya Aisyah dekat dengan orang itu.

Aisyah hanya cukup berjalan dengan tangan kanan memegang payung, punggung terbebani oleh tas. Jalan layaknya orang melamun, tetapi dia masih sadar.

"Aku kenapa selalu begini? Siapa yang ku cari?" Gumamnya.

Hujan tak kunjung reda, justru debit hujan semakin bertambah yang membuat Aisyah sadar akan pikirannya. Wanita berhijab itu, secepat mungkin melangkahkan kakinya supaya segera sampai di rumahnya.

Hari ini, Aisyah tidak bekerja karena tempat kerjanya sudah tutup untuk sementara karena suatu alasan yang Aisyah tidak tahu. Dan Aisyah memutuskan untuk pulang dan melanjutkan tugasnya yang belum selesai.

Aisyah berhenti di tempat pemberhentian bus atau halte. Setiap hari melamun adalah pekerjaannya.

"Farid." Lirih Aisyah.

Aisyah tanpa sadar mengucapkan nama itu lagi. Nama Farid yang setiap hari terngiang dalam pikirannya. Setiap kali Aisyah harus menyebutkan nama itu. Dia hanya mengingatnya sosok laki-laki kecil yang selalu membuatnya tertawa.

Crat. ..

Cipratan air yang diciptakan oleh sebuah mobil mewah yang menyebabkan membasahi diri Aisyah. Meskipun itu tidak basah terlalu parah. Refleks saja Aisyah langsung berdiri dengan ekspresi sangat marah karena membuyarkan kedamaiannya.

"Aish!! Ya, dasar orang gak bertanggung jawab. Apa gak liat disini ada orang?" Teriakan Aisyah menggunakan bahasa Korea yang telah ia kuasai.

Lampu belakang mobil mewah itu menyala begitu terang berwarna merah. Sedikit demi sedikit mobil itu mundur secara perlahan dan berhenti tepat di depan Aisyah. Aisyah mengernyitkan keningnya karena bingung dengan pengendara mobil itu.

Apa aku terlalu kasar? Atau dia akan melaporkan ku ke pihak berwajib? Batin Aisyah.

Mobil tempat sopir terbuka di mobil yang jauh dari kata murah. Mobil dengan warna silver itu begitu menawan. Dan tiba-tiba sosok laki-laki keluar dengan berpakaian rapi, berjas hitam, memakai dasi polkadot putih, sepatu mengkilap, dengan dahi yang ia umbarkan membuat dia seperti artis Korea terkenal.

Bad to Beautiful (First Love)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang